INFOTEMANGGUNG.COM – Ketua Umum Partai PAN, Zulkifli Hasan mulai terang-terangan menunjukkan dukungannya terhadap Ganjar Pranowo. Sikap ini berbeda dengan sebagian senior PAN yang justru mendukung Anies Baswedan.
Pihak PAN yang mendukung Anies sudah mendeklarasikan diri sebagai Laskar AMAN. Di sisi lain, PAN Jateng telah mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres di Pemilu 2024 yang akan datang.
Deklarasi tersebut diselenggarakan pada 2 Desember 2022, bertempat di Hotel Grasia, Semarang. Zulkifli Hasan hadir dalam momen penting itu, bahkan terlihat pula sosok Menteri BUMN, Erick Thohir dalam acara deklarasi.
Pengamat politik, Rocky Gerung menganalisis fenomena pecahnya suara Partai PAN, sebagaimana dilansir dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada 5 Desember 2022.
Baca Juga: AHY Minta Kader Partai Demokrat Bermental Kuda Hitam, Ini Maksudnya
“Deklarasi PAN mendukung Ganjar itu biasa aja, yang luar biasa ada Erick Thohir di situ,” kata Rocky Gerung.
Sebab, Erick Thohir bukanlah bagian dari Partai PAN. Menurut Rocky Gerung, fenomena semacam ini terjadi karena Ketua Umum Partai PAN disandera oleh ambisinya sendiri.
Pernyataan dari Rocky itu bukannya tanpa alasan. Berdasarkan tahun-tahun pemilu yang sudah dilewati, basis PAN di Jawa Tengah tidaklah begitu kuat.
Suara pemilu di Jawa Tengah sudah dikuasai oleh partai lain, yakni PDIP. Jadi, mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres yang diusung DPW PAN Jateng tidak begitu berefek pada elektabilitas.
Situasi berbeda terjadi di wilayah Riau, kader PAN di Riau cenderung menginginkan Zulhas untuk maju sebagai calon presiden.
“Sebetulnya lebih otentik orang yang di Riau. Menganggap bahwa, ‘Kita ingin supaya Pak Zulhas (Zulkifli Hasan) yang jadi presiden. Mas Zulhas milih Ganjar, ya mending kita kalau begitu gak usah pakai partai’,” ucap Rocky.
Baca Juga: Airlangga Hartarto, Namanya Makin Mencuat Disebut Capres 2024 Berkinerja Baik
DPW Riau pun menganggap bahwa setiap DPW berhak mengajukan seseorang sebagai calon presiden.
Lantas, fungsi munas dan munaker yang diadakan oleh Partai PAN pun dipertanyakan. Sebab, pada akhirnya yang dicalonkan sebagai bakal capres adalah orang di luar partai.
Ketua umumnya pun takut untuk maju dan bertarung di Pemilu 2024. Buntut pertanyaan itu adalah kemandirian dari partai.
“Bayangkan misalnya semua partai begitu (mencalonkan orang lain), lalu buat apa bikin partai? Kita ingin sebetulnya lihat kemandirian partai-partai itu,” ujar Rocky Gerung.
Partai-partai semuanya membuat keputusan bahwa ketua umum partainya adalah calon presiden. Akan tetapi, yang terjadi sekarang justru partai-partai berkoalisi untuk mencari calon lain.
Hal ini dianggap sebuah keputusan yang salah kaprah dan menurunkan kemandirian partai.
Rakyat pun sudah menilai bahwa suara Partai PAN pecah. DPW Riau memilih Anies Baswedan yang dinilai lebih kompeten, sedangkan DPW Jawa Tengah memilih Ganjar Pranowo.***