Isu Tiga Periode Jokowi Bergulir Kembali, Rocky Gerung: Dalam Filosofi, Kekuasaan Itu Menghipnotis Dirinya

30 November 2022, 10:55 WIB
Isu Tiga Periode Jokowi Bergulir Kembali, Rocky Gerung: Dalam Filosofi, Kekuasaan Itu Menghipnotis Dirinya /tangkapanlayaryoutube/rockygerungofficial

INFOTEMANGGUNG.COM – Pemilu 2024 membuat banyak pihak menebak-nebak siapa yang nantinya akan memimpin Indonesia. Hal itu pun menjadikan isu tiga periode Jokowi kembali bergulir dan ditanggapi oleh berbagai pihak, salah satunya Rocky Gerung.

Perlu diketahui bahwa isu itu menguat pasca dilaksanakannya Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Munas HIPMI) XVII yang bertempat di Solo pada 21-23 November 2022.

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi hadir untuk memberi sambutan dan membuka acara Munas secara simbolis. Berkaitan dengan hal tersebut, gagasan tiga periode pun muncul lagi ke permukaan.

Baca Juga: Erick Thohir Disebut Layak jadi Cawapres 2024, Punya Jaringan Luas yang Kuat

Seorang akademisi yang juga pendiri Setara Institute, Rocky Gerung memberikan tanggapannya mengenai kemungkinan tiga periode Presiden Jokowi.

“Saya melihat bahwa Pak Jokowi tidak pernah berhenti dengan isu itu, kendati diam-diam,” kata Rocky dilansir dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada 29 November 2022.

Rocky mengindikasikan selama pengganti Pak Jokowi tidak dapat dipegang sepenuhnya, dia khawatir bahwa dirinya akan dipersoalkan.

Persoalan yang dimaksud mencakup anggaran, janji-janji yang belum dipenuhi, hak asasi manusia, tragedi KM 50, hingga peristiwa 211.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ubah Warna Rambut Jadi Hitam, PDIP: Itu Cuma Gimik

Kejadian-kejadian tersebut seolah menjadi mimpi yang belum selesai. Sehingga, Pak Jokowi harus betul-betul memastikan presiden selanjutnya bisa mengatasi persoalan itu.

“Kalau Prabowo misalnya, bisa nggak Pak Jokowi percaya sepenuhnya bahwa Pak Prabowo tidak akan melakukan satu langkah yang memungkinkan Pak Jokowi merasa tidak nyaman,” ucap Rocky.

Dia juga coba membandingkan masa-masa akan lengsernya Jokowi dengan lengsernya Presiden Soeharto.

Seperti yang diketahui bahwa Soeharto menjabat sebagai presiden dalam rentang waktu begitu lama. Kondisi itu akhrinya memicu pergolakan dan protes dari masyarakat.

Baca Juga: Video Benny Ramdhani Viral: Siap Tempur Lawan Rival Jokowi, Menimbulkan Pro Kontra di Masyarakat

Akhirnya, Soeharto pun turun dan melepaskan jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada tahun 1998 lalu.

Ketika Pak Soeharto turun, semua orang akhirnya bersikap memaafkan karena dianggap bahwa Pak Harto tidak memaksakan diri untuk melanjutkan kepemimpinan.

Jadi, kesulitan Jokowi sekarang adalah dia tidak bisa meninggalkan panggung politik dengan rasa nyaman. Gelagat itu dibaca oleh lingkungannya dan didorong oleh orang-orang di sekitarnya.

Baca Juga: Jokowi Bentuk Tim Khusus dalam Rangka Menindaklanjuti Kesepakatan KTT G20, Inilah Tugasnya

“Dalam filosofi, selalu dianggap bahwa kekuasaan itu menghipnotis dirinya sendiri. Kemampuan kita untuk keluar dari hipnotis itu hanya bisa kalau ditegur secara radikal,” kata Rocky.

Teguran radikal adalah melalui revolusi. Itu yang selalu dinyatakan dalam filsafat. Kalau kekuasaan sudah absolut, artinya kemarahan juga harus bersifat absolut.

Baca Juga: Akhirnya Terbongkar, Inilah Dua Nama yang Dapat Dukungan Jokowi untuk Maju Cawapres 2024

Begitu kondisi sosial politik tak tertahankan, terutama soal ekonomi maka akan terjadi politik penjungkirbalikan nilai.***

 

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler