Pasokan Minyak Sawit Menipis, Malaysia Potong Setengah Pajak Ekspor

26 Mei 2022, 23:02 WIB
Subsidi minyak goreng curah berakhir/ /Freepik/

InfoTemanggung.com - Kementerian komoditas Malaysia dengan cekatan memotong setengah pajak ekspor dari minyak sawit untuk membantu kekurangan pasokan minyak nabati global. Upaya ini sekaligus memperluas pasar produsen minyak sawit terbesar nomor dua setelah Indonesia.

Kebijakan ini adalah tanggapan dari larangan ekspor minyak sawit oleh Indonesia. Dalam wawancara dengan Reuters, Zuraida Kamaruddin, Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan, mengatakan dirinya sudah mengusulkan pemotongan itu kepada menterian keuangan.

"Malaysia bisa memotong pajak, kemungkinan untuk sementara, jadi 4% sampai 6% dibanding 8% saat ini," kata Zuraida seperti dikutip InfoTemanggung.com dari Reuters.

Baca Juga: Ajukan Penambahan Alutsista, Panglima TNI Akui Kelemahan Pertahanan dan Ingin Perkuat Keamanan IKN

"Kebijakan bisa dilaksanakan awal bulan Juni," tambahnya.

Malaysia ingin memperbesar pangsa pasar minyak sawit setelah serangan Rusia ke Ukraina mengacaukan pasokan minyak dari bunga matahari dan langkah Indonesia menangguhkan ekspor minyak sawit yang mengganggu kebutuhan minyak India.

"Di masa krisis ini, mungkin kita bisa sedikit melunak agar lebih banyak minyak sawit yang bisa diekspor," kata Zuraida.

Baca Juga: Jalin Keeratan, Bupati Temanggung Silaturahmi Bersama Pendamping PKH

Malaysia mengatur ulang mandat kebijakan dalam negeri biodiesel B-30, yang mengharuskan sebagian biodiesel negara jiran itu dicampur dengan 30 persen minyak sawit dan mengalihkan pasokan ke industri pangan internasional. Dengan demikian Malaysia dipandang berjasa kepada dunia.

Minyak kelapa sawit yang dipergunakan di pembuatan kue hingga deterjen terguncang saat produsen utama Indonesia melarang ekspor. Malaysia segera membuat kontrak dengan beberapa negara pengimpor untuk mengurangi kerugian karena pemotongan pajak.

Harga minyak sawit mentah berjangka telah melonjak sebanyak 35 persen sepanjang tahun 2022 pada level tertinggi sepanjang masa, yang semakin memperparah inflasi pangan global. Sebagian besar ini disebabkan peran Rusia-Ukraina. Harga saat ini memang sedang tinggi-tingginya.

Baca Juga: Daftar 15 Pinjaman Online Bunga Rendah dan Resmi OJK

Zuraida mengatakan pembeli India, Iran dan Bangladesh mengusulkan untuk barter produk pertanian seperti beras, gandum, buah-buahan dan kentang untuk minyak sawit Malaysia. Dengan demikian Malaysia luput dari krisis pangan.

Produksi Malaysia yang sempat turun selama lebih dari dua tahun karena krisis tenaga kerja yang parah menyusul pembatasan virus corona mulai meningkat dan mendapat titik terang karena pelonggaran pembatasan perjalanan sekarang ini.

Dalam bulan Januari sampai Mei 2022, pasar India yang biasa membeli minyak sawit Indonesia, telah beralih ke Malaysia. Pergeseran ini menjungkirbalikkan dominasi Indonesia yang mapan di Asia Selatan. Saat Indonesia kembali siap ekspor minyak sawit nanti, India masih akan terikat kontrak dengan Malaysia.*** 

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler