Serangan Gelombang Panas di India dan Pakistan, Gambaran Iklim Masa Depan

26 Mei 2022, 10:37 WIB
India dan Pakistan disengat gelombang panas akibat perubahan iklim. /Reuters/Adnan Abidi/

InfoTemanggung.com – Belakangan ini India dan Pakistan terkena serangan gelombang panas yang sangat tinggi. Daerah yang terkena dampak tertinggi adalah bagian barat laut India dan bagian tenggara Pakistan dimana suhu panas bisa mencapai 50 derajat Celcius.

Akibatnya, sekitar 90 orang telah meninggal, panen gandum gagal, terjadi kelebihan penggunaan daya listrik, bahkan hingga terjadi banjir akibat lelehan salju dari pegunungan Himalaya. Banyak orang yang dilarikan ke Rumah Sakit akibat membutuhkan infus akibat kekurangan cairan.

Kematian tertinggi terjadi di kelas pekerja, khususnya pekerja lapangan atau buruh kasar. Karena mereka terpaksa harus tetap bekerja untuk mendapatkan upah harian. Karenanya korban terbanyak adalah pria usia 30-45 tahun.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Sinyal 4G tidak Muncul, Dijamin Berhasil!

Menurut Roops Singh, konsultan resiko iklim di Palang Merah Red Crescent Climate Center,“Penduduk di daerah Asia Selatan telah terbiasan dengan suhu panas hingga tingkat tertentu. Tapi bila sudah melebihi 45 derajat Celsius, melakukan aktivitas harian juga akan menjadi sulit.”

Para ilmuwan menghubungkan fenomena gelombang panas ekstrim ini dengan terjadinya perubahan iklim. Mereka melakukan analisis perbandingan suhu pada bulan yang sama selama beberapa dekade. Sesuai dengan simulasi yang dilakukan komputer, memang terlihat adanya peningkatan suhu setiap tahun.

Dilansir dari Reuters, ahli hidroklimatologi Arpita Mondal dari Institut Teknologi Bombay India mengatakan,  peristiwa yang dulu terjadi sekali dalam 100 tahun, kini bisa terjadi sekali dalam 5 tahun.

Baca Juga: Hunter X Hunter Akan Comeback, Mangaka Yoshihiro Togashi Bagikan Spoiler di Twitternya

Penyebab meningkatnya suhu dan perubahan iklim dipicu oleh banyak hal. Penyebab terbesar adalah emisi global akibat meningkatnya sektor manufaktur dan industri. Termasuk juga pertambangan.

Penebangan hutan untuk membuka lahan baru (deforestasi) menjadi kontributor berikutnya. Akibat bertambahnya jumlah penduduk dunia dan berkembangnya sektor usaha seperti properti, pertanian atau perkebunan.

Selain itu, emisi gas bahan bakar kendaraan juga menyumbang masalah. Dengan pesatnya perkembangan dunia otomotif, emisi gas buang juga meningkat.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Pinjaman Online Pribadi Angsuran Bulanan Langsung Cair

Limbah industri, termasuk limbah dari pertanian dan peternakan juga mempengaruhi. Karena semuanya memberikan andil peningkatan kadar emisi gas buang yang berbahaya.

Yang sering tidak disadari adalah penggunaan barang elektronik yang ternyata menyumbang sekitar 25% dari total emisi gas rumah kaca di tahun 2019.

Dengan semua kemajuan teknologi dan gaya hidup di seluruh dunia, efek rumah kaca akan terus meningkat. Hal ini memicu terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.

Peristiwa gelombang panas ekstrim di India dan Pakistan harus dijadikan cerminan bahwa jika penduduk dunia tidak berhati-hati, maka kejadian yang sama bisa terjadi di belahan dunia lainnya. Dengan efek yang sama atau bahkan lebih parah.***

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler