Osteoporosis: Mengenal, Mewaspadai, dan Mencegah Dampaknya yang Fatal

- 25 Mei 2024, 10:49 WIB
Osteoporosis: Mengenal, Mewaspadai, dan Mencegah Dampaknya yang Fatal
Osteoporosis: Mengenal, Mewaspadai, dan Mencegah Dampaknya yang Fatal /Pexels.com /cottonbro studio/

INFOTEMANGGUNG.COM - Teman-teman, kita akan mendalami tentang osteoporosis. Yuk simak artikel Osteoporosis: Mengenal, Mewaspadai, dan Mencegah Dampaknya yang Fatal yang udah siap di bawah ini.

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan massa tulang dan perubahan mikroarsitektur jaringan tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan rentan terhadap patah.

Baca Juga: Tiga Tahap Perkembangan/ Pembentukan Opini Publik, Biasanya Seperti Saat Sekarang Adalah Mengenai Kenaikan

Penyakit ini sering disebut sebagai "silent disease" karena perkembangan osteoporosis terjadi tanpa gejala yang jelas hingga terjadi patah tulang.

Dalam artikel Osteoporosis: Mengenal, Mewaspadai, dan Mencegah Dampaknya yang Fatal ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai osteoporosis, bagaimana mengenalinya, kapan harus diwaspadai, dan bagaimana mencegah serta mengatasi dampaknya yang bisa berujung fatal.

1. Mengenal Osteoporosis

1.1. Definisi dan Patofisiologi

Osteoporosis berasal dari kata "osteo" yang berarti tulang dan "porosis" yang berarti berpori atau berlubang. Penyakit ini mengacu pada kondisi di mana tulang kehilangan kekuatan dan kepadatannya.

Secara patofisiologis, osteoporosis terjadi ketika pembentukan tulang baru tidak sebanding dengan penyerapan tulang lama. Proses ini melibatkan dua jenis sel utama: osteoklas yang bertanggung jawab untuk resorpsi tulang dan osteoblas yang membentuk tulang baru.

Baca Juga: Perilaku Para Artis yang Sering Kawin Cerai dan Penuh Perselingkuhan Hampir Setiap Saat Ditayangkan Media Masa

1.2. Jenis Osteoporosis

Ada dua jenis utama osteoporosis:

Osteoporosis Primer: Terjadi secara alami seiring bertambahnya usia. Tipe ini dibagi lagi menjadi osteoporosis postmenopausal (terutama pada wanita setelah menopause) dan osteoporosis senilis (terutama pada pria dan wanita lanjut usia).

Osteoporosis Sekunder: Disebabkan oleh kondisi medis lain atau penggunaan obat-obatan tertentu, seperti penggunaan glukokortikoid dalam jangka panjang.

1.3. Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko osteoporosis meliputi:

Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
Jenis Kelamin: Wanita lebih rentan dibandingkan pria, terutama setelah menopause.
Genetik: Riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan risiko.

Keseimbangan Hormon: Kekurangan estrogen pada wanita dan testosteron pada pria dapat menyebabkan osteoporosis.
Nutrisi: Kekurangan kalsium dan vitamin D.

Gaya Hidup: Kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Obat-obatan: Penggunaan jangka panjang glukokortikoid dan beberapa obat lainnya.

2. Gejala dan Diagnosis Osteoporosis

2.1. Gejala

Osteoporosis sering kali tidak menunjukkan gejala hingga terjadi patah tulang. Namun, beberapa tanda awal dapat mencakup:

Nyeri Tulang dan Punggung: Sering terjadi karena mikrofraktur pada tulang belakang.
Penurunan Tinggi Badan: Akibat kompresi tulang belakang.
Postur Tubuh yang Membungkuk: Disebabkan oleh fraktur vertebrae.

2.2. Diagnosis

Diagnosis osteoporosis dilakukan melalui beberapa metode:

Bone Mineral Density (BMD) Test: Pengukuran kepadatan mineral tulang menggunakan Dual-energy X-ray Absorptiometry (DEXA) scan. Ini adalah metode standar untuk mendiagnosis osteoporosis.

T-Score: Hasil dari BMD yang membandingkan kepadatan tulang seseorang dengan rata-rata kepadatan tulang orang muda sehat. T-score ≤ -2.5 menunjukkan osteoporosis.

Evaluasi Klinis: Dokter akan menilai riwayat medis, faktor risiko, dan melakukan pemeriksaan fisik.

3. Kapan Osteoporosis Harus Diwaspadai

Osteoporosis perlu diwaspadai terutama ketika risiko patah tulang meningkat, karena patah tulang bisa berakibat fatal terutama pada lansia. Beberapa keadaan di mana osteoporosis harus diwaspadai meliputi:

3.1. Risiko Patah Tulang yang Tinggi

Patah tulang, terutama di pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan, dapat memiliki dampak yang serius. Patah tulang pinggul adalah yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan imobilitas, komplikasi kesehatan serius, dan bahkan kematian.

3.2. Komplikasi Kesehatan

Patah tulang belakang dapat menyebabkan nyeri kronis, deformitas, dan gangguan fungsi paru-paru. Patah tulang panggul sering memerlukan pembedahan dan rehabilitasi jangka panjang. Risiko kematian dalam tahun pertama setelah patah tulang panggul cukup tinggi pada lansia.

3.3. Penurunan Kualitas Hidup

Osteoporosis dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan. Rasa sakit, mobilitas yang terbatas, dan ketergantungan pada orang lain untuk kegiatan sehari-hari dapat mengurangi kebebasan dan kemandirian seseorang.

4. Pencegahan dan Pengelolaan Osteoporosis

4.1. Pencegahan

Pencegahan osteoporosis melibatkan gaya hidup sehat dan manajemen faktor risiko:

-Nutrisi Seimbang: Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup. Makanan kaya kalsium termasuk produk susu, sayuran hijau, dan ikan berlemak.

-Aktivitas Fisik: Latihan beban dan kegiatan yang meningkatkan kekuatan tulang, seperti berjalan, jogging, dan angkat beban.

-Hindari Kebiasaan Buruk: Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol.

Pemeriksaan Rutin: Terutama bagi wanita pascamenopause dan pria di atas usia 70 tahun.

4.2. Pengobatan

Pengobatan osteoporosis bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan kehilangan tulang, meningkatkan massa tulang, dan mengurangi risiko patah tulang:

Obat-obatan: Termasuk bifosfonat, hormon paratiroid, modulator reseptor estrogen selektif (SERMs), dan denosumab.
Suplemen: Kalsium dan vitamin D untuk meningkatkan kesehatan tulang.
Terapi Hormon: Untuk wanita menopause, terapi penggantian hormon dapat dipertimbangkan, meskipun ada risiko yang terkait.

4.3. Rehabilitasi dan Manajemen Patah Tulang

Untuk pasien yang telah mengalami patah tulang akibat osteoporosis, rehabilitasi yang tepat sangat penting untuk pemulihan:

Fisioterapi: Membantu memperkuat otot, meningkatkan mobilitas, dan mengurangi rasa sakit.
Manajemen Nyeri: Penggunaan obat pereda nyeri sesuai kebutuhan.
Pendukung Mobilitas: Penggunaan alat bantu seperti tongkat atau walker untuk mencegah jatuh lebih lanjut.

Baca Juga: Pentingnya Sistem Imun Manusia, Pahami Komponen Utamanya Agar Terhindar dari Penyakit karena Patogen

Osteoporosis adalah penyakit yang serius dan berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan baik. Meskipun sering kali berkembang tanpa gejala, dampaknya bisa sangat merugikan, terutama ketika menyebabkan patah tulang yang dapat menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan risiko kematian, terutama pada lansia.

Oleh karena itu, mengenali, mewaspadai, dan mengambil langkah-langkah pencegahan serta pengobatan yang tepat sangat penting.

Kesadaran akan faktor risiko, pemeriksaan rutin, gaya hidup sehat, dan kepatuhan terhadap pengobatan adalah kunci untuk mengelola osteoporosis secara efektif.

Dengan demikian, kita dapat mengurangi dampak negatif penyakit ini dan meningkatkan kualitas hidup orang yang terkena osteoporosis.

Demikianlah artikel Osteoporosis: Mengenal, Mewaspadai, dan Mencegah Dampaknya yang Fatal. Semoga bermanfaat.***

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah