Sarkopenia: Pemahaman tentang Penyusutan Otot yang Terjadi dengan Bertambahnya Usia

- 19 Februari 2024, 10:25 WIB
Sarkopesia, penyusutan otot
Sarkopesia, penyusutan otot /Pexels/ Andrea Piacquadio/Pexels

INFOTEMANGGUNG.COM - Kerika tubuh kita menyusut, tiba-tiba jauh bertambah kecil, mungkin kita menderita sarkopesia. Jadi apa itu sarkopedia? Mari kita baca artikel Sarkopenia: Pemahaman tentang Penyusutan Otot yang Terjadi dengan Bertambahnya Usia ini

Sarkopenia adalah kondisi medis yang ditandai dengan penurunan massa otot, kekuatan, dan fungsi otot yang terjadi seiring bertambahnya usia. Istilah ini berasal dari kata Yunani "sarx" yang berarti daging dan "penia" yang berarti kekurangan.

Baca Juga: Mengenal Kompetensi Kepribadian Guru: Fondasi yang Kritis dalam Pendidikan, Penting Disimak

Sarkopenia sering kali dianggap sebagai bagian alami dari proses penuaan, tetapi sebenarnya itu adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor kompleks.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang sarkopenia, mengapa itu terjadi, dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan kita setelah usia 40.

Mengapa Sarkopenia Terjadi?

1. Aging

Salah satu faktor utama yang menyebabkan sarkopenia adalah proses penuaan itu sendiri. Seiring bertambahnya usia, tubuh cenderung kehilangan otot karena perubahan hormonal, penurunan aktivitas fisik, dan penurunan kemampuan tubuh untuk menggunakan protein untuk membangun dan memperbaiki otot.

2. Kurangnya Aktivitas Fisik

Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup yang tidak aktif dapat menyebabkan penurunan massa otot. Ketika otot tidak digunakan secara teratur, tubuh cenderung mengurangi jumlah otot untuk menghemat energi.

3. Kurangnya Asupan Protein

Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan otot. Kurangnya asupan protein dalam makanan sehari-hari dapat menyebabkan penurunan massa otot seiring bertambahnya usia.

4. Perubahan Hormonal

Perubahan hormonal yang terjadi dengan bertambahnya usia juga dapat berkontribusi pada perkembangan sarkopenia. Misalnya, penurunan kadar hormon testosteron pada pria dan estrogen pada wanita dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk membangun dan mempertahankan massa otot.

5. Penyakit dan Kondisi Medis

Beberapa penyakit kronis dan kondisi medis tertentu juga dapat meningkatkan risiko sarkopenia. Misalnya, penyakit jantung, diabetes, dan gangguan tiroid dapat mempengaruhi metabolisme dan penyerapan nutrisi yang penting untuk kesehatan otot.

Baca Juga: Contoh Aktivitas Pembelajaran yang Mengasah Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi adalah, Kunci Jawaban Modul 3

Dampak Sarkopenia pada Kesehatan setelah Usia 40

Dampak yang terlihat adalah sebagai berikut:

1. Penurunan Kekuatan dan Fungsi Otot

Salah satu dampak utama dari sarkopenia adalah penurunan kekuatan dan fungsi otot. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, naik tangga, atau mengangkat barang berat.

2. Penurunan Keseimbangan dan Stabilitas

Sarkopenia juga dapat menyebabkan penurunan keseimbangan dan stabilitas tubuh. Ini meningkatkan risiko jatuh dan cedera, terutama pada orang lanjut usia.

3. Peningkatan Risiko Kecelakaan

Kekurangan otot juga dapat menyebabkan peningkatan risiko kecelakaan, terutama di tempat kerja atau saat beraktivitas fisik yang membutuhkan kekuatan dan koordinasi otot yang baik.

4. Penurunan Kualitas Hidup

Sarkopenia dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup seseorang dengan membatasi kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas yang mereka nikmati dan mandiri.

5. Penurunan Metabolisme

Karena otot merupakan jaringan metabolik yang aktif, penurunan massa otot juga dapat menyebabkan penurunan metabolisme basal. Ini dapat mengakibatkan peningkatan penumpukan lemak tubuh dan risiko obesitas.

Pencegahan dan Pengelolaan Sarkopenia

1. Aktivitas Fisik Teratur

Melakukan latihan kekuatan dan latihan kardiovaskular secara teratur dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan massa otot serta kekuatan fisik.

2. Asupan Protein yang Adekuat

Memastikan asupan protein yang cukup dalam makanan sehari-hari penting untuk membangun dan memperbaiki otot.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam tentang Tes Kesehatan Mental: Pentingnya Perawatan Mental

3. Pengawasan Kesehatan Secara Berkala

Mengawasi kesehatan secara berkala dan mengelola penyakit kronis atau kondisi medis yang mungkin berkontribusi pada perkembangan sarkopenia.

4. Gaya Hidup Sehat

Menerapkan gaya hidup sehat yang mencakup makanan sehat, tidur yang cukup, dan mengelola stres juga penting dalam mencegah dan mengelola sarkopenia.

5. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan

Jika seseorang mengalami gejala atau risiko sarkopenia, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk evaluasi dan rencana pengelolaan yang tepat.

Kesimpulannya karena Sarkopenia adalah kondisi yang umum terjadi pada orang dewasa yang ditandai dengan penurunan massa otot, kekuatan, dan fungsi otot seiring bertambahnya usia.

Meskipun merupakan bagian alami dari proses penuaan, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengelola sarkopenia, termasuk menjaga gaya hidup sehat, melakukan aktivitas fisik teratur, dan memperhatikan asupan nutrisi.

Dengan memahami sarkopenia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk meminimalkan dampaknya pada kesehatan dan kualitas hidup kita setelah usia 40.

Demikian penjelasan tentang Sarkopenisa dan mengapa orang sering sakit setelah beusia 40 tahun. Semoga bermanfaat.***

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x