Network
Jadi berdasarkan penelitian yang sudah ada, generasi strawberry ini muncul karena empat alasan utama. Masing-masing alasan memiliki peran dalam lahirnya generasi ini. Agar lebih jelas, maka simak daftar dan penjelasan masing-masing alasannya:
1. Banyak Anak Masa Kini yang Lari dari Masalah
Alasan pertama dari munculnya generasi ini adalah banyak anak muda yang lari dari masalah. Jadi saat ada masalah, anak muda lebih memilih lari dan tidak menghadapi masalahnya sampai selesai secara tuntas.
Bahkan hal ini didukung dengan kemudahan dalam proses lari dari masalah tersebut. Tidak sedikit anak muda yang tidak merasa ragu melewati masalahnya seolah itu bukan hal besar. Jika dibiarkan, kebiasaan ini akan terbawa sampai dewasa.
2. Cara Mendidik Orang Tua dengan Situasi Keluarga Sejahtera
Saat orang tua pernah susah di masa mudanya kemudian memiliki anak dan hidupnya sejahtera, maka cara mendidik anaknya harus tepat. Namun sayangnya, banyak orang tua yang menganggap anaknya tidak boleh susah sehingga cara mendidiknya salah.
Alhasil, anak yang sudah hidup sejahtera sejak kecil tidak pernah merasakan rasa susah yang sesungguhnya. Hal ini lama-kelamaan akan membuat anak merasa terbebani dengan masalah yang muncul meski itu adalah tanggung jawabnya.
3. Munculnya Narasi Orangtua yang Kurang Pengetahuan
Salah satu narasi yang muncul dari orangtua kurang pengetahuan adalah "moody". Kata moody sendiri dipakai baru-baru ini. Banyak orang tua yang mengatakan anaknya moody, sehingga sang anak percaya dan hal ini dianggap sikap yang wajar.
Baca Juga: 19 Trik Psikologi Sederhana yang Menarik dan Ampuh Dalam Kehidupan Sehari-hari
Padahal, dulu tidak ada istilah ini dan tidak termasuk ungkapan umum. Apabila orang tua terus mengatakan narasi seperti ini dan anak percaya, maka saat anak menjadi orang tua ungkapan moody akan sangat berpengaruh.
4. Self Diagnosis yang Terlalu Dini
Alasan terakhir yang membuat generasi ini muncul adalah self diagnosis terlalu dini. Anak muda sekarang melakukan diagnosis sendiri hanya dengan informasi di media sosial. Bahkan hal ini tidak didampingi ahli dan merasa mentalnya sedang terserang.
