Kehebohan Tradisi Halloween 31 Oktober, Sebenarnya Memperingati Apa Sih?

- 28 Oktober 2022, 20:27 WIB
Tradisi Halloween 31 Oktober, Sebenarnya Memperingati Apa Sih?
Tradisi Halloween 31 Oktober, Sebenarnya Memperingati Apa Sih? /pexels.com/Александар Цветановић/

INFOTEMANGGUNG.COM – Tradisi Halloween tiap tahun diperingati setiap tanggal 31 Oktober, sebenarnya memperingati apa sih? Apakah Indonesia ikut memperingatinya juga?

Halloween atau Hallowe’en atau All Hallow’s Evening disingkat All Hallows’Eve. Semua sebutan tersebut sebenarnya mengacu pada beberapa hal yang ternyata cukup berbeda penjelasannya.

Asal Mula Halloween

Terdapat beberapa versi mengenai tradisi Halloween. All Hallow’s Eve merupakan perayaan pada malam hari sebelum Hari Raya Semua Orang Kudus di dunia Kekristenan Barat.

Baca Juga: Obat Alami Sirup Flu dan Batuk Untuk Anak, Resep Warisan Aman dari Dapur Sendiri

Perayaan ini mengawali tiga hari (trihari) Masa Para kudus (Allhallowtide) periode tahun liturgi untuk mengenang para orang kudus (saints, hallows), orang yang telah meninggal, juga mendoakan arwah orang-orang yang beriman.

Tapi versi lain menyebutkan hubungan yang lebih dikenal dengan acara pagan yang dikaitkan dengan festival panen suku Kelt kuno. Orang menyebutnya dengan festival ‘Samhain.’ Berasal dari bahasa Irlandia kuno yang artinya ‘akhir musim panas.’

Perayaan ini diadakan antara tanggal 31 Oktober hingga 1 November dan dilakukan oleh seluruh keluarga. Seperti ucapan syukur atas panen yang berhasil.

Versi yang lebih modern kemudian menghubungkannya dengan kepercayaan ‘Wiccan’ atau sihir putih. Dengan mengatakan bahwa tanggal 31 Oktober adalah hari di mana kekuatan jahat terlepas bebas.

Tradisi Perayaan Halloween

Dari anggapan itulah kemudian setiap tanggal 31 Oktober, orang-orang modern memperingatinya dengan cara yang dikenal sekarang.

Baca Juga: Bunga Ungu Nan Harum Ini Ternyata Berkhasiat Untuk Menghambat Penuaan Dini dan Diolah Menjadi Makanan

Memberikan ‘hadiah’ agar para kekuatan jahat tidak mencelakai mereka. Karena itulah ada kegiatan ‘Trick or Treat’. Di mana orang menggunakan kostum menyeramkan, anak-anak ‘meminta hadiah.’

Biasanya kemudian setiap rumah menyediakan ‘hadiah’ berupa permen dan coklat bagi anak-anak yang mengetuk meminta ‘upeti.’

Sayangnya kemudian tradisi Halloween juga dimanfaatkan secara keliru oleh anak-anak muda yang membuat tingkat kejahatan meningkat tajam. Hingga sempat dilarang atau dibatasi.

Anak-anak kemudian berkeliling lingkungan rumahnya dikawal oleh para orang tua mereka. Kemudian acara-acara di jalan tidak diperbolehkan, dibatasi di tempat-tempat yang terbatas saja.

Baca Juga: 10 Tips Pencegahan ‘Stunting’ pada Anak, Calon Orang Tua Wajib Tahu

Di mana perayaannya berbentuk kesan menyeramkan, seperti menonton film horror, bermain ramalan, mengukir labu menjadi ‘Jack-o’-Lantern’, dan menghias rumah dengan dekorasi menyeramkan.

Akhirnya tradisi Halloween yang seharusnya merupakan tradisi panen berubah menjadi perayaan yang lebih bersifat pesta daripada bersyukur atau mendoakan orang yang sudah meninggal.

Indonesia yang tidak memiliki tradisi demikian akhirnya hanya ikut merayakan sebagai acara berkumpul dengan teman-teman. Kadang juga menggunakan kostum untuk ‘seru-seruan.’***

 

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: history.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah