Cerita Dongeng: Asal Usul Bukit Fafinesu dari Nusa Tenggara Timur

- 17 Agustus 2022, 15:33 WIB
 bukit fafinesu
bukit fafinesu /Yt Merani Yuldisia

INFOTEMANGGUNG.COM - Pada zaman dahulu, di pedalaman Pulau Timor ada 3 orang adik beradik namanya Kantong, Abatan, dan Seko. Mereka hidup dan tinggal dengan keluarga dari ibunya, karena ayah dan ibu mereka sudah wafat. 

Ayah mereka wafat sesudah jatuh ke jurang saat memburu babi rimba. 7 bulan selanjutnya, si ibu wafat karena kekurangan darah saat melahirkan sang bungsu, Seko. Ini diperburuk kembali saat nenek yang mengasuh mereka wafat karena telah tua.

Walaupun hidup serba kekurangan, mereka selalu rukun dan berbahagia. Abatan tumbuh jadi seorang remaja yang rajin dan pintar, dia kerap menanam jagung dan ketela di kebun, cari kayu bakar di rimba, dan mengolah untuk kakak dan adiknya. 

Sang bungsu yang sudah berumur 5 tahun jadi seorang anak yang penurut. Dia dapat membandingkan yang mana baik dan jelek, hingga kakak-kakaknya makin berbahagia.

Tetapi, di suatu malam Sang Bungsu tidak bisa memejamkan matanya. Mendadak saja hatinya merasa rindu dengan kedua orang tuanya, karena semenjak bayi dia tak pernah rasakan belaian kasih sayang dari ayah atau ibunya. Dia lalu mendekati kakak pertamanya dan menanyakan ke mana ayah dan ibu pergi.

Karena tidak mau membuat Sang Bungsu berduka, karena itu Kantong menjawab, jika ayah dan ibu sedang pergi jauh dan satu saat mereka akan pulang bawa makanan yang sedap.

Baca Juga: Cerita Dongeng: Kisah Putri Berias yang Cantik Jelita

Dongengan Kantong rupanya membuat hati Sang Bungsu jadi damai kembali, dia juga bisa tertidur nyenyak dari sisi kakaknya. 

Sekarang giliran Sang Kantong yang tidak bisa memejamkan mata, karena bersedih menyaksikan Sang Bungsu yang tak pernah sekalinya berjumpa orang tuanya. Dia lalu mengambil serulingnya dan jalan ke bukit yang tidak jauh dari rumah mereka.

Sesampainya di atas bukit, sekalian menangis dia melihat langit. Selanjutnya, dia mulai tiup seluring sambil menyanyikan lagu kegemarannya.

Saat meresapi lagu itu, tanpa setahunya kedua arwah orang tuanya turun dari langit. Lewat angin malam, arwah si ayah menjelaskan jika mereka dengar ketiga anaknya. Walaupun ada di dunia yang lain, mereka akan bersama ketiga anaknya.

Kantong jadi terperangah. Dia tidak paham darimanakah hadirnya suara itu. Tetapi, saat sebelum sempat sembuh dari keterkejutannya, mendadak suara ghaib itu terdengar kembali.

Singkat kata, esok harinya dia juga bercerita peristiwa yang dirasakannya tadi malam ke adik-adiknya. Begitu senang hati sang bungsu mendengar narasi Sang Kantong. Dia tidak sabar ingin segera berjumpa dengan kedua orang tuanya yang sejauh ini dia rindukan.

Saat sudah larut malam Kantong bersama kedua adiknya pergi ke arah pucuk bukit dengan membawa satu ekor ayam jantan merah pesanan kedua orangtua mereka. Sesudah mereka datang di pucuk bukit, mendadak angin bertiup kuat yang membuat pohon-pohonan di sekelilingnya meliuk seolah tengah menari.

Baca Juga: Cerita Dongeng: Kisah Putri Tangguk dari Negeri Bunga

Demikian tiupan angin berhenti, terlihatlah dua sosok bayang-bayang jalan mendekati mereka. Ternyata kedua sosok itu ialah orang tuanya, sang bungsu segera berlari ke salah satunya sosok dan merengkuhnya erat-erat.

Selanjutnya Si Ayah membawa istri dan ketiga anaknya ke arah dasar jurang. Sesampai di situ, dia memerintah Sang Seko untuk segera menyembelih ayam jantan merah yang dibawa. 

Saat darah ayam itu sentuh bumi, mendadak ada dua ekor babi yang gemuk ada di tengah mereka. Mereka segera dekati kedua ekor babi itu dan mengelus-elusnya.

Selang beberapa saat selanjutnya, ayam jantan mulai berkokok yang menandakan hadirnya pagi. Di saat yang bertepatan, bayang-bayang kedua orangtua mereka menghilang dan pada akhirnya musnah. 

Mengetahui jika hari sudah pagi, ketiga bersaudara itu segera menggiring babi pemberian orangtua mereka menuruni bukit ke arah rumah.

Sejak mulai waktu itu, mereka mulai memelihara babi untuk diternakkan. Disamping itu, untuk mengenang kembali kejadian pertemuan itu, mereka menyebut bukit itu bernama Bukit Fafinesu yang memiliki arti Bukit Babi Gemuk.***

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: asalusulnusantara.wordpress.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah