Network
INFOTEMANGGUNG.COM - Pada zaman dahulu, di Negeri Bunga, Kecamatan Danau Kerinci Jambi, ada seorang wanita namanya Putri Tangguk. Dia hidup bersama suami dan 7 orang anaknya.
Untuk penuhi keperluan keluarganya, dia bersama suaminya menanam padi di sawahnya yang cuma selebar tangguk. Walaupun cuma selebar tangguk, sawah itu bisa menghasilkan padi yang banyak.
Tiap habis dipanen, tanaman padi di sawahnya ada kembali dan menguning. Karena kesabarannya bekerja siang dan malam memetik padi, tujuh lumbung padinya yang sangat besar hampir penuh. Tetapi, aktivitas itu membuat lupa kerjakan tugas lain, terhitung mengurusi ke-7 orang anaknya.
Di suatu malam, saat ke-7 anaknya telah tidur, Putri Tangguk terlibat perbincangan dengan suaminya yang tiduran di atas tempat tidur. Sesaat selanjutnya, mereka juga tertidur pulas karena kelelahan sesudah bekerja nyaris semalam sehari.
Saat malam makin terlarut, mendadak hujan turun dengan deras. Hujan itu baru stop saat hari mulai pagi. Mengakibatkan, semua jalan yang berada di daerah atau yang ke arah sawah jadi licin.
Baca Juga: Cerita Dongeng: Kisah Putri Berias yang Cantik Jelita
Selesai makan pagi, Putri Tangguk bersama suami dan ke-7 anaknya pergi ke sawah untuk memetik padi dan mengusungnya ke rumah.
Di Perjalanan ke arah sawah, mendadak Putri Tangguk terpelesat dan jatuh. Suaminya yang jalan ada berada di belakangnya selekasnya menolongnya. Walaupun telah dibantu, Putri Tangguk masih tetap geram-marah.
Sesudah memetik padi yang banyak, sebagian besar padi yang mereka membawa diserakkan di jalan itu hingga tidak licin kembali. Mereka cuma bawa pulang sedikit padi, dan memasukkan ke lumbung padi.
