Dongeng Anak Pengantar Tidur, Kisah Abu Nawas: Taruhan yang Berbahaya

11 November 2022, 08:54 WIB
cerita lucu abunawas yang sangat familiar berjudul taruhan berbahaya /matranews/

INFOTEMANGGUNG.COM - Kali ini kita akan mendengar kisah dongeng anak pengantar tidur tentang Abu Nawas yang berjudul Taruhan yang Berbahaya. 

Alkisah pada sore hari di negeri Baghdad, Abu Nawas pergi keluar untuk berkunjung ke kedai teh yang letaknya tak jauh dari rumahnya.

Sesampainya di kedai teh, ternyata sudah banyak teman-temannya yang juga ikut menikmati teh di sore hari. 

Pada saat itu, ketika Abu Nawas tengah memesan secangkir teh, salah satu dari kawannya pun mulai bekenalan dengan kehebatan Abu Nawas yang selalu lolos dari berbagai macam jebakan yang dibuat oleh sang Raja.

Setelah itu, sahabatnya yang lain pun menimpali bahwa untuk kali ini Abu Nawas pasti tidak akan selamat jika berani melakukan hal tersebut.

Baca Juga: Dongeng Anak Tema Motivasi: Kisah Kluntung Waluh, Pemuda Tanpa Kaki dan Tangan yang Giat Bekerja

Mendengar hal itu, tentu saja Abu Nawas menjawab, “Apa yang mesti aku takutkan? Aku tak pernah takut pada siapa saja kecuali Allah SWT,” ucap Abu Nawas.

Melihat kegigihan Abu Nawas, rekan-rekannya pun kembali menjawab, “Sampai saat ini tak ada seorang pun berani atau yang berhasil memantati Raja Harun.”

Mendengar itu, Abu Nawas pun membalas, “Tentu saja tidak ada yang berani. Jika ada, pasti sudah dihukum pancung!” 

Mendengar jawaban itu, para sahabatnya pun meminta apakah Abu Nawas berani melakukan itu? dengan lantang ia pun menjawab bahwa ia tidak takut dengan siapapun kecuali Allah SWT. 

Maka, terjadilah taruhan nyawa tersebut. Jika Abu Nawas gagal dalam misinya, maka ia harus memberikan kepalanya dengan sukarela. Namun, jika ia berhasil, maka dirinya akan mendapatkan 1000 keping emas sebagai hadiahnya. 

“Selain kau memantati raja Harun, kau juga harus berhasil membuat sang Raja tertawa akan tingkahmu itu!” lanjut kawannya lagi yang benar-benar disanggupi oleh Abu Nawas. 

Hari demi hari pun berganti. Abu Nawas yang telah terlanjur memenuhi taruhan itu sibuk mencari cara agar dirinya selamat dari jebakan itu. Ia hanya diberikan waktu satu minggu untuk melakukan hal tersebut. 

Setelah satu minggu berlalu, tibalah saatnya Abu Nawas harus memenuhi janji itu. Kebetulan pada saat itu Raja tengah mengadakan sebuah pesta jamuan tingkat tinggi dan sangat meriah.

Pesta ini dihadiri oleh pejabat-pejabat penting istana, rekan-rekan raja dari negeri sahabat, serta orang-orang terdekat Raja. 

Baca Juga: Dongeng Anak Sebelum Tidur: Serdadu Timah Berkaki Satu yang Teguh pada Tujuannya

Tentu saja Abu Nawas pun ikut diundang ke pesta tersebut beserta para sahabat-sahabatnya. Pesta dimulai dengan sangat meriah. Berbagai ceramah yang dibawakan oleh para ahli pidato sukses membuat para tamu undangan terhibur. 

Para sahabat Abu Nawas sejak tadi mencari-cari keberadaan Abu Nawas yang tak terlihat batang hidungnya sejak pesta dimulai. Mereka berpikir bahwa Abu Nawas tidak bisa melakukan taruhan itu dan mereka pun mulai kecewa. 

Namun, pada kenyataanya Abu Nawas sudah tiba sejak tadi akan tetapi dirinya duduk di bagian paling belakang seorang diri. Hingga tibalah saatnya sang Raja naik keatas mimbar dan menyampaikan beberapa sambutan. 

Secara tidak sengaja, sang Raja melihat kehadiran Abu Nawas yang duduk sendirian di belakang tanpa adanya alas karpet untuk ia duduki. Hal itu, membuat sang Raja menegur Abu Nawas dan menyuruhnya untuk duduk di atas karpet yang telah disediakan. 

Dengan rasa hormat Abu Nawas menolak hal itu sembari berkata, “Terima kasih atas perhatian yang Baginda berikan kepada hamba. Namun, sejak tadi hamba telah duduk diatas karpet.” 

Mendengar hal itu, sang Raja pun bertanya, dikarpet mana yang telah di duduki olehnya. “Apakah Baginda raja benar-benar ingin melihat karpet yang hamba duduki sejak tadi?” sang Raja pun mengangguk.

Baca Juga: Cerita Dongeng Untuk Anak: Sang Kancil Dan Cicak Badung

Dengan tenang, Abu Nawas pun maju dan berhenti tepat di hadapan Raja. Ia pun menunggingkan pantatnya untuk memperlihatkan karpet yang telah ia duduki.

Sang Raja beserta para tamu yang datang sukses dibuat tertawa terpingkal-pingkal. Kini, ia seolah-olah telah memantati Raja, dan Raja Harun justru tertawa setelah dipantati oleh Abu Nawas. 

Melihat hal ini para sahabat Abu Nawas mengagumi kecerdikan Abu Nawas dan merelakan 1000 keping emas untuk Abu Nawas***

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: Kisah 1001 Malam Abunawas Sang Penggeli Hati

Tags

Terkini

Terpopuler