Biodata Low Tuck Kwong, Jadi Orang Terkaya hingga Bos Batu Bara Indonesia

26 Desember 2022, 12:16 WIB
Low Tuck Kwong /Forbes Asia / Muhammad Fadli/

INFOTEMANGGUNG.COM – Low Tuck Kwong menurut Forbes, resmi menjadi orang nomor satu terkaya di Indonesia. Total kekayaan Low adalah USD25,2 milliar atau sekitar 378 trilliun jika dihitung menurut kurs dollar AS saat ini.

Melansir dari Forbes pada Senin, 26 Desember 2022, Low Tuck Kwong mengungguli Hartono bersaudara yang sebelumnya menduduki posisi pertama dan kedua sebagai orang terkaya di Indonesia.

Low Tuck Kwong adalah pendiri dan presiden direktur produsen batu bara terbesar keempat di Indonesia, yaitu Bayan Resources. Ia lahir di Singapura sebelum memutuskan untuk menjadi warga negara Indonesia.

Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Tolak Ukur Dalam Bisnis?

Selain itu, ia mengendalikan perusahaan energi ternama di Singapura bernama Metis Energy yang sebelumnya dikenal dengan nama Manhattan Resources. Tak hanya itu, Kwong memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.

Low Tuck Kwong mendukung SEAX Global yang berfungsi untuk membangun sistem kabel bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Perjalanan karir pria kelahiran Singapura ini dimulai saat ia masih remaja bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya di Singapura. Untuk mendapatkan kesempatan yang lebih besar, Low pindah ke Indonesia pada tahun 1972.

Pada tahun 1973—di usia 25 tahun—ia mendapatkan proyek pertamanya, mengerjakan pekerjaan dasar pabrik es krim di Ancol, di pesisir Jakarta.

Low mengatakan dia adalah kontraktor pertama di Indonesia yang menggunakan palu diesel untuk pemancangan yang mempercepat pekerjaan.

Bekerja sama dengan Jaya Steel yang merupakan anak perusahaan Pembangunan Jaya, perusahaan patungan antara pemerintah provinsi Jakarta dan pengusaha lokal Ciputra.

Baca Juga: Merintis sebagai Penjual Telur Hingga Menjadi Pengusaha Fenomenal, Inilah Konsep Bisnis Tak Wajar Bob Sadino

Bertujuan untuk mendirikan Jaya Sumpiles Indonesia yang kepemilikan awal dibagi dua antara kedua belah pihak sebelum Low mengambil kendali penuh.

Pada akhir tahun 1987, Low memutuskan untuk memasuki bisnis kontraktor batubara. Saat itu, industri batu bara Indonesia masih dalam masa berkembang.

Jaya Sumpiles, bekerja sama dengan beberapa penambang untuk pemindahan, penambang, dan pengangkutan lapisan tanah penutup.

Selama tahun 1990-an produksi meningkat drasti dari 4,4 juta ton menjadi 80,9 juta ton sebelum ia membeli konsesi pertamanya pada tahun 1997.

Disitulah awal mula kesuksesan Low dalam perusahaan batu bara hingga membawanya menjadi daftar orang terkaya di Indonesia.

Sempat memasuki masa sulit pada tahun 1998 karena krisis moneter di Indonesia, Low tidak menyerah dan tidak peduli dengan perkataan orang lain.

“Perjalanan kami tidak mudah sejak awal. Orang-orang menertawakan kami (karena membeli tambang). Mereka bilang kami gila,” kata Low.***

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Forbes

Tags

Terkini

Terpopuler