Rangkuman Materi Modul 3.2 Guru Penggerak Sekolah sebagai Ekosistem, Pendekatan Berbasis Aset dan ABCD

1 April 2023, 14:07 WIB
Rangkuman Materi Modul 3.2 Guru Penggerak Sekolah sebagai Ekosistem /Pexel.com/Lina Kivaka/

INFOTEMANGGUNG.COM - Berikut terdapat rangkuman materi Modul 3.2 Guru Penggerak: yang antara lain membahas sekolah sebagai ekosistem bagi CGP baru yang segera bergabung dalam komunitas guru penggerak.

 

Selain membahas ekosistem sekolah, rangkuman materi Modul 3.2 Guru Penggerak juga akan membahas tentang pendekatan berbasis kekurangan dan pendekatan berbasis aset.

Ada juga materi berikut yang akan dibahas pada rangkuman materi Modul 3.2 Guru Penggerak ini yaitu sejarah singkat pendekatan ABCD atau Asset-Based Community Development.

Baca Juga: Rangkuman Materi Modul 3.3 Guru Penggerak Kepemimpinan Murid

Agar materi ini segera dikuasai, mari kita langsung mulai:

Rangkuman Materi Modul 3.2 Guru Penggerak Sekolah sebagai Ekosistem

Sekolah Sebagai Ekosistem

Ekosistem adalah tata interakasi di antara mahkluk hidup dan unsur yang tidak hidup di dalam sebuah lingkungan.

Ekosistem mencirikan suatu pola hubungan yang saling menunjang di sebuah lingkungan tertentu.

Sekolah sebagai suatu ekosistem merupakan tempat dimana bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur hidup) maupun faktor abiotik (unsur tidak hidup) terjadi. Dua unsur biotik dan abiotik saling berinteraksi, hingga tercipta situasi yang selaras serta harmonis.

Unsur-unsur Biotik di Ekosistem Sekolah meliputi: kepala sekolah, guru, staf/ tenaga kependidikan, murid, pengawas sekolah, orang tua murid, dan masyarakat yang ada di sekitar sekolah.

Unsur-unsur abiotik ekosistem sekolah meliputi keuangan dan sarana prasarana sekolah.

Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset

Pendekatan berbasis kekurangan berfokus pada yang mengganggu atau yang kurang atau yang tidak berfungsi. Semuanya dilihat dari sudut pandang negatif.

Pendekatan ini berfokus pada masalah utama, berbasispada hambatan/ kekurangan, selalu bertanya apa yang kurang, fokus mencari sponsor atau institusi lain, mengatur kelompok untuk menyelesaikan masalah, merancang projek untuk menyelesaikan masalah.

Pendekatan berbasis aset merupakan cara praktis untuk menemukan dan mengenali hal-hal positif di kehidupan, memakai kekuatan jadi tumpuan berpikir. Fokusnya ada di apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, kekuatan atau potensi yang positif.

Baca Juga: Rangkuman Modul 2.2 Guru Penggerak: Pembelajaran Sosial Emosional

Pendekatan berbasis aset folut pada aset dan kekuatan, membayangkan masa depan, berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk menggapai kesuksesan tersebut. Pendekatan ini megorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan). Merancang sebuat rencana berdasar visi dan kekuatan dan melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.

Pendekatan berbasis aset digerakkan semua anggota komunitas sekolah.

Setelah menerapkan pendekatan aset, sekolah memilikibeberapa karakter berikut:

1. Titik awal perubahan ada di perubahan pola pikir (mindset) dan sikap yang positif

2. Menciptakan perubahan yang positif dimulai dari perbincangan yang sederhana

3. Daripada bertanya "Ada masalah apa?" lebih baik bertanya "Apa yang telah berhasil dilakukan?" dimana ini mendorong energi dan kreativitas.

4. Seluruh warga sekolah berupaya melakukan perubahan, maka perubahan pasti akan terjadi.

5. Setiap warga sekolah memiliki tanggung jawab atas apa yang telah dimulai

6. Membangun serta membina hubungan dua arah antar warga sekolah jadi sangat penting untuk membangun sekolah yang sehat dan inklusif.

7. Sekolah harus dibangun dengan melihat kekuatan, potensi, serta tantangan. 

8. Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman keinginan unsur sekolah yang ada, dimana masing-masing unsur menyumbang aset dan kemampuan yang dimiliki untuk sekolah yang lebih baik.

9. Suasana yang menyenangkan menjadi prioritas paling utama di dalam upaya membangun sekolah

10. Faktor utama dalam perubahan yang berkelanjutan adalah kepemimpinan lokal dan pengembangan, serta pembaharuan kepemimpinan tersebut secara terus menerus.

Baca Juga: Rangkuman Materi Modul 3 1 Guru Penggerak Nilai-nilai Kebajikan Universal Langsung Poin-poin Pentingnya 

7 (tujuh ) aset/modal utama sebuah komunitas, terdiri dari:

1. Modal Manusia (Pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan)

2. Modal Sosial (Norma dan aturan, kepercayaan, dan jaringan) 

3. Modal fisik (bangunan dan sarana prasarana)

4. Modal lingkungan/alam

5. Modal finansial

6. Modal politik

7. Modal agama dan budaya

Pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development)

ABCD adalah kerangka kerja yang dikembangkan John McKnight dan Jody Kretzmann. Pendekatan dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, serta hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal guna menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan.

Pendekatan ABCD muncul sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional (tradisional) yang menekankan pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang terdapat pada suatu komunitas.

Pendekatan ini memberi nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, serta potensi yang dimiliki oleh komunitas. Disamping itu, pendekatan ini berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki sebuah komunitas

Demikian rangkuman materi Modul 3.2 Guru Penggerak secara ringkas yang membahas sekolah sebagai ekosistem. Mudah-mudahan bermanfaat bagi calon guru penggerak.***

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler