Logo Tut Wuri Handayani: Gambar Simbol Kemdikbud Membangun Pondasi Pendidikan Berkelanjutan di Indonesia

- 25 Maret 2024, 09:02 WIB
Logo Tut Wuri Handayani: Gambar Simbol Kemdikbud Membangun Pondasi Pendidikan Berkelanjutan di Indonesia
Logo Tut Wuri Handayani: Gambar Simbol Kemdikbud Membangun Pondasi Pendidikan Berkelanjutan di Indonesia /Pexels.com /jess bailey designs/

1. Filosofi Tut Wuri Handayani

"Tut Wuri Handayani" adalah sebuah pepatah Jawa yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "tangan yang mengajar, hati yang menuntun". Filosofi ini mendasari pendekatan pendidikan di Indonesia, yang menekankan pada peran guru sebagai pembimbing dan pendamping dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, filosofi ini tidak hanya menekankan pada aspek akademis belaka, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moralitas siswa.

2. Sejarah dan Asal Usul

Asal usul filosofi Tut Wuri Handayani tidak dapat dipastikan secara pasti. Namun, banyak yang percaya bahwa pepatah ini berasal dari ajaran Sunan Kalijaga, salah satu dari sembilan wali yang dikenal dengan pengaruhnya dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Sunan Kalijaga dikenal sebagai tokoh yang mencurahkan perhatian besar pada pendidikan, terutama dalam mendidik generasi muda secara spiritual dan moral.

Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat.

Sehingga memiliki arti "di tengah-tengah membangun kemauan atau cita-cita". Ini mengandung pesan bahwa seorang pemimpin harus bisa memotivasi orang di sekitarnya, memberikan semangat, dan menciptakan suasana yang kondusif untuk produktivitas.

Ringkasnya: Semboyan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani berarti yang sebagai pendidik, di depan harus memberi teladan, di tengah harus membangun ide dan gagasan, dan di belakang harus bisa memberikan motivasi dan dukungan kepada murid-muridnya.

Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani berarti figur seseorang yang dapat menjadi pemimpin yang baik adalah di samping menjadi suri tauladan atau panutan, juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral bagi orang-orang di sekitarnya untuk menjadi lebih baik.

Dikutip dari laman Kemdikbud, ing ngarso sung tulodo menggambarkan sikap memimpin. Dalam bahasa Jawa, ing ngarso artinya di depan dan tulodo berarti tauladan. Jadi, arti ing ngarso sung tulodo adalah seorang guru harus menjadi suri tauladan dan memberikan contoh yang baik bagi muridnya.

Halaman:

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x