Analisis Cerita Telaga Warna, Pemahaman dan Penganalisisan Berbagai Elemen yang Membentuk Narasi

- 3 Januari 2024, 06:56 WIB
Analisis Cerita Telaga Warna, Pemahaman dan Penganalisisan Berbagai Elemen yang Membentuk Narasi
Analisis Cerita Telaga Warna, Pemahaman dan Penganalisisan Berbagai Elemen yang Membentuk Narasi /instagram @telagakumpeofficial/

Ketika keinginannya tidak terpenuhi, Gilang Rukmini akan marah bahkan mengeluarkan kata-kata yang kasar. Namun Raja dan Ratu tetap menyayanginya dan selalu memperlakukan Gilang Rukmini dengan baik.

Hadiah untuk Sang Putri

Suatu hari ketika Putri Gilang Rukmini berusia tujuh belas tahun, Kerajaan Kutatanggeuhan mengadakan pesta besar-besaran. Rakyatpun berlomba-lomba mengirim hadiah yang bagus seperti emas dan permata untuk sang putri.

Prabu Suwartalaya mengumpulkan hadiah emas dan permata tersebut untuk di jadikan kalung yang cantik. Prabu Suwartalaya kemudian membawanya ke ahli perhiasan.

“Tolong ubah perhiasan ini menjadi kalung yang cantik untuk putriku tercinta”. Kata sang raja. “Dengan senang hati Yang Mulia Raja, hamba akan membuat kalung yang indah dan satu-satunya di dunia,” jawab sang empu.

Sang empu kemudian membuat kalung yang indah dengan sepenuh hati sesuai permintaan raja. Ketika hari perayaan tiba, hadiah perhiasan dari rakyat yang di kumpulkan raja berhasil di ubah menjadi kalung yang cantik oleh sang empu.

Keindahan kalung tersebut membuat Raja dan Ratu kagum, sehingga keduanya yakin bahwa sang putri akan menyukainya. Seluruh rakyat pergi ke istana untuk merayakan ulang tahun putri Gilang Rukmini dengan penuh suka cita.

Ketika Raja dan Ratu tiba di halaman istana, rakyat menyambut dengan penuh suka cita. Sambutan meriah semakin terdengar ketika sang putri muncul di hadapan semua orang. Seluruh rakyat mengagumi kecantikan sang putri.

Di depan rakyat yang di pimpin dan di saksikan sang ratu, Prabu Suwartalaya memberikan kalung indah kepada Putrinya yakni Gilang Rukmini.

“Putriku, kalung indah ini adalah hadiah untukmu. Pemberian rakyat Kerajaan Kutatanggeuhan yang sangat mencintaimu. Hadiah ini mereka persembahkan hanya untukmu sebagai ungkapan syukur melihatmu tumbuh dewasa. Pakailah kalung ini putriku!”. Kata Prabu.

Halaman:

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Buku.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x