Guru Penggerak harus memastikan bahwa aturan dan konsekuensi yang diberlakukan pada siswa adalah adil dan konsisten, tetapi juga harus memiliki rasa empati ketika siswa mengalami kesulitan.
Ini artinya, guru perlu menjaga keseimbangan antara penerapan kebijakan sekolah dan memahami kebutuhan individu siswa.
3. Kebenaran Lawan Kesetiaan (Truth vs Loyalty)
Paradigma ini mencakup pertimbangan antara berbicara jujur dan mempertahankan kesetiaan terhadap nilai-nilai dan prinsip sekolah.
Seorang Guru Penggerak harus selalu mengutamakan kebenaran dan integritas, bahkan jika itu berarti harus menghadapi konflik atau situasi sulit.
Kesetiaan terhadap sekolah dan nilai-nilai yang diyakini penting, tetapi tidak boleh menggantikan kejujuran dalam pengambilan keputusan.
4. Jangka Pendek Lawan Jangka Panjang (Short Term vs Long Term)
Paradigma ini berfokus pada pertimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam pendidikan siswa. Guru Penggerak harus memiliki visi jangka panjang tentang perkembangan siswa mereka, sambil juga memutuskan tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah atau tantangan jangka pendek.
Ini mengharuskan guru untuk berpikir strategis tentang bagaimana keputusan saat ini akan membantu mencapai tujuan jangka panjang siswa.
Dalam semua paradigma ini, seorang Guru Penggerak harus memiliki keseimbangan yang baik dalam pengambilan keputusan, mempertimbangkan aspek individu dan kolektif, keadilan dan empati, kebenaran dan kesetiaan, serta tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Baca Juga: Apa Dukungan yang Dibutuhkan agar Dapat Menjalankan Pendidikan Guru Penggerak dengan Baik?