Psikologi Korupsi, Bukannya Takut Malah Merajalela, Apa yang Salah? Membedah Akar Perilaku Korupsi

- 22 Juni 2023, 14:10 WIB
Psikologi Korupsi, Bukannya Takut Malah Merajalela, Apa yang Salah? Membedah Akar Perilaku Korupsi
Psikologi Korupsi, Bukannya Takut Malah Merajalela, Apa yang Salah? Membedah Akar Perilaku Korupsi /Pexels.com / Turgay Koca/

INFOTEMANGGUNG.COM - Korupsi merupakan masalah serius yang melanda banyak negara di seluruh dunia. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial yang signifikan, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga publik.

Korupsi merupakan masalah sosial yang merusak tatanan masyarakat dan pemerintahan. Fenomena ini melibatkan pelanggaran etika, penyalahgunaan kekuasaan, serta pencurian dana publik untuk keuntungan pribadi.

Tidak hanya merugikan keuangan negara, korupsi juga menciderai kepercayaan publik terhadap pemerintah dan menghambat pembangunan. Untuk memerangi korupsi secara efektif, perlu dipahami faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku koruptor.

 Baca Juga: Jadwal Pendaftaran Universitas Terbuka Lengkap dengan Jurusan yang Dibuka dan Link Pendaftaran

Psikologi korupsi merupakan bidang studi yang berfokus pada penyebab dan mekanisme perilaku korupsi. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa aspek psikologi yang terkait dengan perilaku korupsi, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya dan dampaknya pada masyarakat.

Motivasi Koruptor

Ada beberapa faktor psikologis yang mendorong seseorang menjadi koruptor. Salah satu motivasi utama adalah keserakahan dan nafsu untuk memperoleh keuntungan materi.

Koruptor cenderung mengedepankan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum, merasa berhak mendapatkan imbalan yang lebih besar, dan memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya diri sendiri. Mereka terjebak dalam siklus keserakahan yang sulit diputuskan.

Selain keserakahan, faktor lain yang memengaruhi motivasi koruptor adalah kekuasaan dan status sosial. Koruptor seringkali mengejar jabatan tinggi di pemerintahan atau perusahaan untuk memperoleh kontrol dan pengaruh yang lebih besar.

Halaman:

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Buku Psikologi untuk Indonesia Maju dan Beretika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x