Mereka menggunakan posisi tersebut untuk memperoleh keuntungan pribadi dan menghindari pertanggungjawaban. Dorongan untuk mendapatkan kekuasaan dan status sosial ini membuat mereka rentan terhadap godaan korupsi.
Penjelasan Psikologis Koruptor
1. Rasionalisasi dan Penyimpangan Moral
Koruptor cenderung melakukan rasionalisasi dan penyimpangan moral untuk membenarkan perilaku korupsi mereka. Mereka mengembangkan alasan dan justifikasi yang beragam, seperti "semua orang melakukannya," "saya butuh uang untuk kebutuhan pribadi," atau "sistem ini sudah korup dari awal." Mereka membingkai tindakan korupsi sebagai suatu keharusan atau bentuk balas dendam terhadap sistem yang dianggap tidak adil.
2. Persepsi Terhadap Risiko dan Hukuman
Beberapa koruptor memiliki persepsi yang salah terhadap risiko dan hukuman yang mungkin mereka hadapi. Mereka mungkin meremehkan kemungkinan tertangkap dan yakin bahwa mereka dapat menghindari konsekuensi hukum.
Baca Juga: Instrumen yang Digunakan untuk Menilai Perilaku Siswa dalam Proses Pembelajaran Adalah Apa
Selain itu, mereka mungkin percaya bahwa sanksi yang diberlakukan tidak sebanding dengan keuntungan yang mereka dapatkan. Keyakinan semacam ini dapat memperkuat perilaku korupsi.
3. Teori Rasionalitas Terbatas
Teori rasionalitas terbatas menyatakan bahwa manusia tidak selalu bertindak secara rasional dan terbatas dalam kemampuan mereka untuk memproses informasi. Hal ini berarti koruptor dapat terjerat dalam kebiasaan dan rutinitas korupsi