Contoh Soal Literasi Bahasa Indonesia SNBT 2023, Dilengkapi Kunci Jawaban dan Penjelasannya, Ayo Pelajari!

- 29 Maret 2023, 15:41 WIB
Contoh Soal Literasi Bahasa Indonesia SNBT 2023
Contoh Soal Literasi Bahasa Indonesia SNBT 2023 /Pexels.com / Monstera/

INFOTEMANGGUNG.COM – Siswa kelas 12 kini sudah tiba di masa akhir SMA dan mulai mempersiapkan memasuki perguruan tinggi. Tahun ini, ada tiga jalur penerimaan mahasiswa baru, yakni SNBP, SNBT dan seleksi mandiri yang dilaksanakan oleh setiap universitas. Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) adalah seleksi yang serupa dengan SBMPTN. Berikut ini akan diulas contoh soal Literasi Bahasa Indonesia SNBT 2023 yang bisa siswa pelajari sebelum ikut tes.

Terdapat beberapa materi yang nantinya diujikan dalam SNBT 2023, materi tersebut meliputi Tes Potensi Skolastik (TPS), Penalaran Matematika, Literasi Bahasa Indonesia, serta Literasi Bahasa Inggris. Pada kesempatan ini, adik-adik bisa menyimak contoh soal Literasi Bahasa Indonesia SNBT 2023.

Sesuai dengan nama tesnya, tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta dalam menangkap informasi berbahasa Indonesia. Bukan hanya keterampilan membaca saja yang dinilai, tetapi seberapa paham peserta terhadap informasi yang disajikan lewat bacaan.

Baca Juga: Lengkap! Contoh Soal Penalaran Umum SNBT 2023, Ada Kunci Jawaban dan Pembahasannya, Simaklah untuk Belajar

Maka, perlu ketelitian dan kecermatan untuk menyelesaikan soal ini. Salah satu cara melatih ketelian dan kecermatannya adalah dengan mengerjakan soal-soal, terlebih soal yang disajikan biasanya diawali dengan bacaan.

Melansir dari laman pijarbelajar.id dan snbt.co.id, ada beberapa contoh soal Literasi Bahasa Indonesia SNBT 2023 yang dapat adik-adik coba kerjakan dan selesaikan. Sebagai bahan belajar, akan disebutkan jawaban dan pembahasannya juga sehingga ulasan ini diharapkan bisa membantu para calon peserta mengoptimalkan kemampuan mereka.

Meskipun sudah tersedia jawaban dan pembahasannya, tetap perlu diingat bahwa ketepatan jawabannya tidaklah bersifat mutlak. Adik-adik disarankan untuk membuka buku materi ataupun mengeksplorasi referensi lain yang relevan.

Baca Juga: Contoh Soal SNPMB 2023 Tes Potensi Skolastik Subtes Penalaran Matematika UTBK-SNBT Dilengkapi Pembahasan

Berikut ini contoh soal Literasi Bahasa Indonesia SNBT 2023 beserta jawaban dan pembahasannya. Silakan diperhatikan secara seksama dari awal hingga akhir.

1.) Perhatikan paragraf di bawah ini:

Dosen Geologi UGM, Dr. Wahyu Wilopo, mengatakan bahwa kejadian  gempa di Turki dan Suriah pada Senin (6/2) kemarin seharusnya memberikan kita pelajaran penting akan kewaspadaan terhadap gempa bumi yang ada di Indonesia. Selain itu, masyarakat juga harus memiliki rencana evakuasi mandiri bila terjadi gempa dengan mengenali tempat-tempat berlindung atau jalur evakuasi untuk menuju tempat aman.

Diadaptasi dari: ugm.ac.id

Makna kata evakuasi pada teks di atas adalah ....

A.) Penyaluran secara cepat

B.) Pengangkatan mayat yang berserakan

C.) Penyelamatan secara darurat

D.) Pemindahan dari daerah berbahaya

E.) Pencegahan bahaya

Jawaban : D

Pembahasan :

Soal di atas menanyakan makna kata. Untuk menjawabnya, kita harus memahami isi teks. Setiap arti kata mempunyai makna tersendiri jika dikaitkan dengan suatu konteks kalimat. Kemudian, lihat dan analisislah satu per satu opsi jawaban, lalu telaah apakah jawaban yang dipilih sesuai dengan isi konteks kalimat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “evakuasi” memiliki makna pengungsian atau pemindahan penduduk dari daerah-daerah yang berbahaya, misalnya bahaya perang, bahaya banjir, meletusnya gunung api, ke daerah yang aman. Pada teks di atas, makna kata “evakuasi” adalah pemindahan dari daerah berbahaya, yaitu daerah gempa.

Opsi A, B, C, dan E salah karena tidak sesuai dengan makna kata evakuasi pada teks.

Opsi D benar karena sesuai dengan makna kata evakuasi pada teks, yaitu pemindahan dari daerah berbahaya. Jadi, jawaban yang tepat adalah D.

Baca Juga: Contoh Soal SNPMB 2023 Tes Potensi Skolastik Subtes Pemahaman Bacaan dan Menulis UTBK-SNBT Beserta Pembahasan

2.) Bacalah teks berikut untuk menjawab soal!

Mental maling sering mengotak-atik keteladanan. Budaya Jawa yang patut diteladani sebenarnya menjadi andalan. Sudah sulit untuk mengengkang budaya mencuri. Kita telah hidup dalam masyarakat pencuri sejak lama. Sejak lama sudah melakukan korupsi.

Sudah lama, ada kurang lebih 20 kosakata terkait dengan maling, misalnya maling arep meminjam tidak mengembalikan, maling timpuh pembangun mencuri material. maling samun yaitu menemukan barang orang lain tetapi tidak mengembalikan ke polisi. Dalam kebudayaan ada maling aguna yang banyak mewarnai dunia pewayangan.

Tegasnya, budaya kita tidak turun dari langit. Budaya itu sedang "mengalahkan zaman mencuri. di sana jadi maling. kalau tidak mencuri ya dicuri, hadap utara jadi maling hadap selatan jadi maling, seberuntung-beruntungnya yang tidak mencuri masih beruntung yang waspada".

Sekarang penyakit kita adalah maling harus menangkap maling. Kita berada dalam keadaan jahat. Oleh sebab itu untuk menangkap maling sama halnya harus menangkap diri sendiri. Menangkap diri sendiri, menandai bahwa kita harus melakukan revolusi mental maling menjadi mental seruling.

Seruling, merupakan sebuah benda estetis sebagai perangkat seni gamelan atau yang lain. Seruling berasal dari kata su(bagus) atau kesusu (tergesa-gesa) dan ling (ingat:eling). Orang yang memiliki jiwa maling itu sebenarnya sedang dalam keadaan lupa diri. Oleh karena itu perlu diubah mentalnya menjadi mental seruling.

Seruling menjadi pengingat kita agar hidup menjadi makin jernih. Jiwa kita secara tak sadar dibelah, sementara waktu kita harus berkoar-koar teriak maling padahal sesungguhnya kita maling juga.

Kita hidup dalam dunia skezisopren, suasana gila. Kita dulu dalam suasana budaya wenang misesa ing agawe, artinya semua hal boleh dilakukan. Oleh sebab itu, kita harus melakukan (a) de-kontekstualisasi, membangun konteks baru. dan (b) kontekstualisasi, misalkan memakai asthabrata bagi anak muda.

Diadaptasi dari Endraswara, Revolusi Mental dalam Budaya Jawa

Baca Juga: Contoh Soal SNPMB 2023 Tes Potensi Skolastik Subtes Penalaran Umum UTBK-SNBT Dilengkapi dengan Pembahasan

Berdasarkan teks tersebut, penyebab seseorang mempunyai mental maling adalah …

A.) Karena banyak orang yang berbeda dalam suasana buruk.

B.) Karena sulit untuk menangkap diri sendiri yang juga memiliki mental maling seperti orang lain.

C.) Karena kita hidup di dalam dunia skezisopren, suasana gila.

D.) Karena banyak yang melakukan tindakan korupsi.

E.) Karena kita hidup di dalam “masyarakat maling”.

Jawaban : E

Pembahasan:

Soal di atas manyakan penyebab mengapa seseorang mempunyai mental maling. Sebenarnya, teks tersebut tidak memberikan secara jelas atau tertulis mengenai “apa yang menyebabkan seseorang bisa menjadi maling?”.

Namun, teks tersebut memberikan beberapa pemaparan tentang apa yang sedang terjadi dalam kehidupan di masyarakat sekarang dan jika dilihat secara detail pada kalimat Tegasnya, budaya kita tidak turun dari langit. Budaya itu sedang "mengalahkan zaman mencuri. di sana jadi maling. kalau tidak mencuri ya dicuri, hadap utara jadi maling hadap selatan jadi maling, seberuntung-beruntungnya yang tidak mencuri masih beruntung yang waspada".

Sekarang penyakit kita adalah maling harus menangkap maling. Kita berada dalam keadaan jahat. Oleh sebab itu untuk menangkap maling sama halnya harus menangkap diri sendiri. Menangkap diri sendiri, menandai bahwa kita harus melakukan revolusi mental maling menjadi mental seruling.

Opsi  A, B, C, dan D salah karena merupakan dampak dari pilihan jawaban E.

Opsi E benar karena merupakan jawaban yang paling mendekati, di awal kalimat diberikan penjelasan bahwa kita sudah lama hidup di dalam masyarakat maling.

Jadi, jawaban yang paling tepat adalah E.

Baca Juga: Contoh Soal SNPMB 2023 Tes Potensi Skolastik Subtes Pengetahuan Kuantitatif UTBK-SNBT Beserta Pembahasan

3.) Perhatikan Contoh Soal Berikut Ini

Di Malioboro muncul istilah “becak hotel”. “Becak hotel” adalah becak yang mangkal di depan hotel dan mengantar tamu-tamu hotel ke tempat sepanjang Malioboro. “Becak hotel” ini memiliki paguyuban. Biasanya, hotel berbintang di Malioboro menjalin kerja sama dengan paguyuban becak yang mangkal di depan hotel mereka.

Paguyuban-paguyuban “becak hotel” memiliki tingkat solidaritas lebin baik daripada paguyuban lainnya. Mereka memiliki aturan organisasi tertulis berikut sanksi-sanksi jika anggotanya melanggar aturan. Iuran bulanan dilaksanakan secara ketat dan lebih besar daripada iuran di paguyuban lain. Misalnya, paguyuban becak Mulia Bumi Artha yang mangkal di gerbang selatan Hotel Inna Garuda pernah memiliki saldo 26 juta rupiah. Dengan saldo itu, mereka dapat membeli becak bagi semua anggota paguyuban.

Tingkat disiplin mereka sangat tinggi. Saat mengantarkan penumpang, mereka harus berseragam. Jika tidak berseragam, mereka tidak boleh mencari penumpang.

Fakta-fakta berikut terdapat pada kutipan, KECUALI ….

A.) Di Malioboro muncul istilah “becak hotel”

B.) Paguyuban-paguyuban “becak hotel” memiliki tingkat solidaritas lebin baik daripada paguyuban lainnya.

C.) Mereka memiliki aturan organisasi tertulis berikut sanksi-sanksi jika anggotanya melanggar aturan

D.) Saat mengantarkan penumpang, mereka harus berseragam.

E.) Paguyuban becak Mulia Bumi Artha yang mangkal di gerbang selatan Hotel Inna Garuda pernah memiliki saldo 26 juta rupiah

Jawaban: B

Pembahasan:

Membedakan kalimat fakta dan opini:

Kalimat fakta: Kalimat yang tidak menimbulkan pro dan kontra, kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

  • Dapat dibuat menjadi kalimat tanya
  • Merupakan kejadian yang sudah terjadi. Penunjuk waktu (kemarin, pada tahun …., dulu, sudah, dst)
  • Kebenarannya universal atau umum

Kalimat Opini: Kalimat yang menimbulkan pro dan kontra serta belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya.

  • Mengandung tingkatan makna (begitu, terlalu sangat, cukup, lumayan, dst) dan kata sifat (cantik, elok, indah, jelek, dst)
  • Mengandung unsur modalitas (jika, andai, bisa, akan, boleh, dapat, harus)
  • Mengandung unsur subjektivitas atau tak berukuran pasti (kira-kira, ribuan, ratusan, diduga, mungkin)
  • Mengandung majas dan gaya bahasa (personifikasi, simboli, hiperbola, dan metafora)
  • Saran, nasihat, atau masukan (menurut, sebaiknya, seharusnya, harus)

Opsi A – Frasa di malioboro merupakan kalimat fakta, karena dapat diubah menggunakan kata tanya “di mana muncul istilah becak motor?

Opsi C – Kata memiliki merupakan kalimat fakta karna merupakan suatu hal yang benar benar sudah disusun dan sudah ada.

Opsi D – Frasa harus berseragam merupakan kalimat fakta karena dapat diubah menjadi kalimat tanya “bagaimana aturan saat mengantarkan penumpang?”

Opsi E – kata pernah merupakan kalimat fakta karena terdapat penunjuk waktu kejadian yang sudah berlangsung.

Baca Juga: Ingin Lolos SNBT 2023? Yuk Atur Strategi dari Sekarang

4.) Dari wacana di atas, kita dapat merangkum bahwa …

A.) di Malioboro, terdapat paguyuban “becak hotel”

B.) pihak hotel tidak melarang kehadiran becak-becak di hotel

C.) paguyuban-paguyuban “becak hotel” memiliki tingkat solidaritas lebin baik daripada paguyuban lainnya

D.) keberadaan paguyuban “becak hotel” mendapat dukungan dari pihak hotel

E.) para pengemudi becak harus berseragam saat mengantar dan mencari penumpang

Jawaban: C

Pembahasan:

Cara merangkum sebuah bacaan adalah dengan cara menentukan kalimat utamanya. Kalimat utama dapat ditemukan dalam ide pokok yang bisa terletak di awal paragraph atau akhir paragraf.

Ide pokok paragraf 1 – di malioboro terdapat banyak becak hotel yang bersatu menjadi sebuah paguyuban.

Ide pokok paragraf 2 – paguyuban becak hotel memiliki tingkat solidaritas yang tinggi.

Rangkuman – C

5.) Perhatikan Contoh Soal Berikut Ini

Dokar membawa kami ke Kantor Polisi Surabaya. Aku dipersilakan duduk menunggu di ruang tamu. Sudah timbul keinginanku untuk menanyakan persoalanku. Tampaknya dalam udara pagi berhalimun orang tak berada dalam suasana memberi keterangan. Aku tak jadi bertanya. Dokar masih tetap menunggu di depan kantor. Agen itu malah meninggalkan aku seorang diri tanpa berpesan.

Betapa lama Matahari tak juga terbit. Waktu terbit tidak mampu mengusir halimun. Butir-butir air yang kelabu itu merajai segalanya, bahkan juga di pedalaman paru-paruku. Lalu lintas di depan kantor mulai ramai: dokar, andong, pejalan kaki, penjaja, pekerja. Aku masih juga duduk seorang diri di ruang tamu

Maksud kalimat Waktu terbit tidak mampu mengusir halimun adalah …

A.) Saat matahari terbit, cuaca tetap berkabut.

B.) Hujan turun sesudah matahari terbit.

C.) Kabut pada pagi hari itu sangat tebal.

D.) Sinar matahari tidak mampu menembus kabut itu.

E.) Saat itu, cuaca mendung.

Jawaban: A

Pembahasan:

Arti kata halimun dalam kalimat ini adalah kabut tipis. Waktu terbit menandakan waktu matahari terbit, tidak mampu mengusir halimun memiliki arti ketidakmampuan matahari terbit untuk mengusir halimun, sehingga cuaca tersebut akan masih tetap diselimuti halimun. Halimun yang dimaksud dalam teks ini adalah kabut. Sehingga, saat matahari terbit, cuaca tetap berkabut.

Baca Juga: Siswa Gap Year, Ayo Daftar SNBT 2023, Ini Jadwal dan Persyaratannya

6.) Kalimat yang mengandung kata ulang adalah …

A.) Semua orang menganggap dia masih anak-anak.

B.) Pesilat itu memasang kuda-kuda untuk menyerang lawannya.

C.) Reruntuhan gedung akibat gempa masih terserak di jalan utama.

D.) Mereka melihat kupu-kupu di taman.

E.) Masalah utang-piutang termasuk ke dalam wilayah hukum perdata

Jawaban: A

Pembahasan:

Kata ulang yang terdapat pada opsi A adalah reduplikasi penuh, reduplikasi tersebut mencakup seluruh bentuk dasar. Bentuk dasarnya adalah anak. Anak-anak memiliki makna – anak (majemuk).

Opsi B bukan merupakan reduplikasi karena kuda-kuda dalam kalimat tersebut memiliki makna sebuah sikap. Bukan kata ulang majemuk dari kata dasar kuda.

Opsi C bukan merupakan reduplikasi, melainkan infiks.

Opsi D bukan merupakan reduplikasi karena kupu-kupu merupakan jenis binatang. Bukan kata ulang majemuk dari kata dasar kupu.

Opsi E bukan merupakan reduplikasi karena utang piutang merupakan kesatuan yang utuh

7.) Perhatikan Contoh Soal Berikut Ini

Menguatnya sikap pragmatisme mengejar kekuasaan politik dengan mengandalkan kekuatan kapital/finansial tersebut berimplikasi pada sikap mental rakyat, yaitu merefleksi tumbuhnya budaya politik transaksional (jual beli) suara rakyat sebagai pemilik mandate demokrasi melalui kompetisi pemilu secara reguler.

Ada dua bentukan atau pilihan kata yang salah pada kalimat di atas, yaitu …

A.) transaksional dan finansial

B.) finansial dan regular

C.) berimplikasi dan mental

D.) merefleksi dan pragmatism

E.) transaksional dan kompetisi

Jawaban: D

Pembahasan:

Kata merefleksi perlu diubah menjadi – refleksi.

Kata merefleksi menunjukkan kata tersebut sebagai sebuah verba yang memiliki makna sedang melakukan. Dalam teks tersebut, konteks yang dimaksud dari refleksi adalah bagaimana itu ditempatkan sebagai objek tanpa imbuhan (me-).

Pragmatisme perlu diubah menjadi – pragmatis.

Kata dengan imbuhan –isme memiliki makna sebuah paham atau ideologi. Untuk menjadikan kata tersebut kata sifat adalah dengan mengubah akhiran –isme menjadi –is (pragmatik – pragmatis).

Baca Juga: Cek NISN Siswa untuk Persiapan Data SNBT 2023, Begini Cara Mudahnya

8.) Perhatikan Contoh Soal Berikut Ini

Manajemen partai politik yang berbasis kekuatan kapital dan berorientasi kekuasaan telah mendorong proses pengelolaan demokrasi secara “kartel politik”, yang oleh Slater dalam Chilcote (2003) dideskripsikan sebagai “relasi antar elite politik yang dicirikan dengan tingginya kekompakan elite, minimnya kekuatan oposisi, dan terlindunginya para elite dari realitas mekanisme akuntabilitas politik”

Ada dua nomina turunan yang memiliki makna gramatikal yang sama dalam kalimat di atas, yaitu …

A.) kekuatan dan kekuasaan

B.) kekuasaan dan kekompakan

C.) kekuatan dan kekompakan

D.) pengelolaan dan tingginya

E.) kekuasaan dan pengelolaan

Jawaban: C

Pembahasan:

Makna gramatikal adalah makna jenis-jenis kata yang terbentuk setelah mengalami proses gramatikalisasi, salah satu proses gramatikalisasi adalah pemberian imbuhan. Imbuhan yang digunakan dalam kalimat ini adalah imbuhan ke-an.

Untuk mengetahui makna gramatikal dari suatu kata yang berupa nomina turunan, kita harus memahami apa fungsi dari imbuhan yang menyertainya.

Kekuatan – Perihal kuat

Kekuasaan – Memiliki kuasa

Kekompakan – Perihal kompak

Pengelolaan – Proses atau cara dalam mengelola

Tingginya – Bukan merupakan nomina turunan, melainkan merupakan kata sifat

Baca Juga: 5 Jurusan Favorit SNBT, Perlu Dipertimbangkan untuk Pemilihan Prodi SNBT 2023

9.) Hanya ada satu kalimat di antara kalimat berikut yang tidak mengandung kata yang salah cara penulisannya, yaitu …

A.) Akhirnya ia dapat bernafas dengan leluasa setelah berhasil keluar dari ruangan yang penuh asap itu.

B.) Sebenarnya saya sendiri tidak begitu faham akan perkara itu

C.) la telah mendapat izin untuk mendirikan perusahaan mebel.

D.) Pihak kontraktor telah menyatakan kesediaannya menyurvai daerah yang akan dipakai untuk mendirikan pabrik makanan kaleng itu.

E.) Tabrakan kereta api yang terjadi di daerah itu sangat dasyat.

Jawaban: C

Pembahasan:

Kata yang salah meliputi kata kata yang tidak baku dalam penulisannya atau tidak tercantum di dalam KBBI.

Opsi A: Bernafas – bernapas

Opsi B: Faham – paham

Opsi D: Menyurvai – menyurvei

Opsi E: Dasyat – dahsyat

Baca Juga: Apa Itu SNBT 2023? Inilah Ketentuan dan Kisi-kisinya yang Perlu Diketahui

10). Kalimat dengan pemakaian kata berhuruf miring yang tidak tepat adalah …

A.) Penyelam gua bawah laut dapat menemukan sarang ikan kerapu macan atau Epinephelus fuscoguttatus.

B.) Para penulis untuk majalah Pujangga Baru mencurahkan energinya untuk mengembangkan bahasa Indonesia.

C.) Berita tentang letusan Gunung Kelud dimuat di Kompas.

D.) Tak Pandai Bohong adalah salah satu tulisan yang terdapat dalam kumpulan tulisan Orang dan Bambu Jepang karya Ajip Rosidi.

E.) Kisah dalam Lavar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana berawal di gedung akuarium kota.

Jawaban: D

Pembahasan:

Huruf miring digunakan untuk beberapa hal, di antaranya:

  • Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama  surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
  • Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
  • Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam Bahasa daerah atau bahasa asing.

Opsi A – Epinephelus fuscoguttatus merupakan istilah asing, sehingga ditulis menggunakan huruf miring.

Opsi B – Pujangga Baru merupakan nama majalah, sehingga harus ditulis menggunakan huruf miring.

Opsi C – Kompas merupakan nama surat kabar, sehingga harus ditulis menggunakan huruf miring.

Opsi D – Tak Pandai Bohong merupakan salah satu jenis tulisan yang seharusnya ditulis menggunakan tanda petik dua, bukan huruf miring.

Opsi E – Lavar Terkembang merupakan judul novel, sehingga harus ditulis menggunakan huruf miring.

Itulah tadi pemaparan contoh soal Literasi Bahasa Indonesia SNBT 2023, jawaban dan penjelasan yang sudah diuraikan bisa menjadi referensi tambahan bagi adik-adik untuk belajar dan mempersiapkan diri menghadapi SNBT 2023.***

Disclaimer: Ketepatan jawaban tidaklah bersifat mutlak. Pembaca disarankan untuk mengeksplorasi referensi lain sebanyak-banyaknya.

Editor: Alif Atalia Gani

Sumber: pijarbelajar.id snbt.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x