Individu tersebut pun menganggap dirinya independen, otonom, dan mempercayai bahwa mereka dapat melakukan apa pun dan mengesampingkan keinginan kelompok atau komunitas.
Sementara itu, dalam budaya kolektivistik lebih memperhatikan norma kelompok. Individu juga lebih mementingkan tujuan kelompok dibandingkan tujuan individu.
2. Kebudayaan Objektif
Kebudayaan objektif merupakan jenis kebudayaan yang berfokus pada faktor lahiriah kebudayaan yang berupa lembaga sosial, teknik pengajaran, seni, dan lain-lain. Kebudayaan ini juga sering disebut sebagai sache (benda).
Pada umumnya, kebudayaan objektif dapat berupa aspek kebersamaan, berupa material atau benda-benda fisik.
Nilai-nilai imamen dalam kebudayaan subjektif pun harus dinyatakan dalam bentuk lebih nyata yang disebut dengan kebudayaan objektif ini.
Berdasarkan Lingkup Persebaran Kebudayaan
1. Kebudayaan Daerah
Kebudayaan daerah dapat berupa cara berperilaku, pola pikir, hingga cara bertindak yang khas dari anggota kelompok masyarakat daerah tertentu yang memiliki kebudayaan tersebut. Kebudayaan ini dapat dikatakan sama dengan konsep suku bangsa.
Wilayah demografis dapat menjadi batasan budaya, tetapi seiring berjalannya waktu, wilayah kebudayaan daerah ini menjadi tidak terbatas karena persebaran penduduk yang tidak merata.
Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berupa komunitas desa, kota, kelompok kekerabatan, atau kelompok adat lain, bisa menampilkan ciri khas yang dapat terlihat orang luar yang bukan masyarakat daerah yang bersangkutan.
2. Kebudayaan Lokal
Kebudayaan lokal terbentuk dari penduduk yang memiliki berbagai macam wujud perilaku, tindakan, serta pola pikir yang sama dan khas yang diwariskan secara turun-temurun.
Selain itu, kebudayaan lokal juga bergantung pada aspek ruang, yang dilihat dari ruang pada perkotaan yang hadir sebagai budaya lokal perkotaan tersebut, maupun daerah tertentu pada bagian perkotaan yang terpengaruh budaya yang dibawa pendatang.