Rangkuman Materi Modul 3.3 Guru Penggerak Kepemimpinan Murid

- 13 Maret 2023, 22:31 WIB
Rangkuman Materi Modul 3.3 Guru Penggerak Kepemimpinan Murid
Rangkuman Materi Modul 3.3 Guru Penggerak Kepemimpinan Murid /Pexels.com / Ivan Samkov/

INFOTEMANGGUNG.COM - Seorang calon guru penggerak (CGP) harus mempelajari banyak materi termasuk modul 3.3.Untuk memperingan tugas CGP berikut ada Rangkuman Materi Modul 3.3. Guru Penggerak yang membahas tentang Kepemimpinan Murid.

 

Di sela-sela kesibukan mengajar dan belajar, CGP bisa membaca Rangkuman Materi Modul 3.3. Guru Penggerak Kepemimpinan Murid ini dan mengingat poin-poin pentingnya dengan cepat.

Baca Juga: Rangkuman Modul 2.2 Guru Penggerak: Pembelajaran Sosial Emosional

Rangkuman Materi Modul 3.3. Guru Penggerak Kepemimpinan Murid kami buat ringkas namun lengkap, selamat belajar para CGP Indonesia semoga bisa menangkap sensi modul ini dengan cepat dan tepat waktu.

Rangkuman Materi Modul 3.3 Guru Penggerak

Kepemimpinan Murid

Sesuangguhnya murid punya kemampuan untuk mengambil peran dalam proses belajar mereka sendiri. Terkadang guru memperlakukan murid seolah-olah tidak bisa membuat keputusan, pilihan atau memberi pendapat terkait dengan proses belajar murid itu.

Kadang-kadang guru tanpa sadar atau sengaja membiarkan murid menjadi tidak berdaya, dengan dengan sepihak memutuskan semua yang harus murid pelajari dan bagaimana murid harus  mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta murid dalam proses pengambilan keputusan. 

Supaya guru dapat membuat murid menjadi pemimpin bagi proses pembelajaran mereka sendiri, guru bisa memberi kesempatan pada murid untuk mengembangkan peran di dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinan murid bisa berkembang dengan baik.

Peran guru di sini adalah:

  • Mendampingi murid supaya pengembangan potensi kepemimpinan murid tetap sesuai dengan kodrat, konteks, serta kebutuhannya.
  • Mengurangi kontrol guru terhadap murid

Saat murid memiliki kontrol atas hal yang terjadi, dan bisa mempengaruhi sebuah situasi, maka murid akan memiliki apa yang dinamakan dengan “agency”. Agency maksudnya kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi diri dan arah jalan peristiwa lewat  tindakan yang dibuatnya. 

 Baca Juga: Rangkuman Materi Modul 3 1 Guru Penggerak Nilai-nilai Kebajikan Universal Langsung Poin-poin Pentingnya

Kepemimpinan murid adalah murid yang bertindak  secara aktif dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, tidak hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Secara natural para murid mempelajari keterampilan belajar yang dapat digunakan sepanjang hidup mereka.

Saat murid menjadi pemimpin dan berperan aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, hubungan antara guru dengan murid akan menjadi bersifat kemitraan, di mana murid belajar:

  • memahami tujuan pembelajaran yang mau dicapainya
  • menunjukkan keterlibatan di dalam proses pembelajaran
  • memperlihatkan tanggung jawab di dalam proses pembelajaran mereka sendiri.
  • menunjukkan rasa ingin tahu
  • memperlihatkan inisiatif
  • membuat pilihan-pilihan tindakan
  • memberi umpan balik kepada satu sama lain.

Lalu guru yang mengambil peranan sebagai mitra murid dalam belajar akan:

  • berusaha secara aktif untuk mendengarkan, menghormati dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif  para murid mereka.
  • memperhatikan kemampuan, kebutuhan, serta minat pada murid mereka untuk memastikan  proses pembelajaran yang sesuai.
  • mendorong murid mengeksplorasi minat mereka melalui pemberian tugas-tugas terbuka.
  • menawarkan kesempatan pada murid agar menunjukkan kreativitas dan mengambil risiko.
  • mempertimbangkan tingkat bantuan yang harus diberikan pada murid berdasarkan informasi yang didapat.
  • menunjukkan minat dan keingintahuan mendengarkan dan menanggapi setiap kegiatan murid untuk memperluas pemikiran mereka.

Konsep kepemimpinan murid:

Kepemimpinan murid:

  • sesuatu yang bisa kita dorong
  • murid mengambil kepemilikan dan tanggung jawab atas proses pembelajaran mereka sendiri
  • murid memiliki suara dan pilihan atas apa yang akan mereka pelajari, bagaimana mereka belajar dan mengorganisir pembelajaran mereka.
  • murid dapat memilih arah dan cara mencapai tujuan pembelajaran sendiri

Kepemimpinan yang bukan murid:

  • sesuatu yang dapat kita berikan atau ambil dari murid.
  • berarti bebas sepenuhnya bagi murid-murid tetap membutuhkan bimbingan guru. Terkadang terlalu banyak pilihan dapat menjadi kontraproduktif dan bukannya menginspirasi.
  • berarti tidak ada akuntabilitas murid. Murid tetap harus menunjukkan penguasaan pengetahuan, konsep dan kererampilan.
  • berarti mengganti peran guru. Murid justru memerlukan umpan balik, negosiasi, beradu argumen, tuntunan, coaching dari gurunya di sepanjang proses pembelajaran.

Kepemimpinan Murid dan Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila merupakan muara konsep merdeka belajar dan pembelajar sepanjang hayat yang ingin dibangun lewat penumbuhkembangan kepemimpinan murid.

Lewat upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, guru memberi kesempatan murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan bisa mewujud sebagai pelajar Pancasila yang tidak hanya jadi pribadi yang merdeka, namun juga jadi pribadi yang memerdekakan bangsanya.

 

Dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, maka secara bersamaan guru bisa membangun karakter murid yang:

  • beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
  • berkebinekaan global.
  • bisa bergotong royong.
  • mandiri
  • berpikir kritis
  • kreatif

Suara Murid, Pilihan Murid, dan Kepemilikan Murid

Saat murid jadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), serta kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka.

1. Suara Murid (voice) 

Mempertimbangkan suara murid ialah cara memberdayakan murid supaya mempunyai kekuatan untuk memengaruhi perubahan. Suara murid memberi kesempatan bagi murid untuk berkolaborasi serta membuat keputusan dengan orang dewasa mengenai mereka belajar dan bagaimana pembelajaran mereka dinilai.

Suara murid bisa dipromosikan dalam beberapa cara, diantaranya:

  • Membangun budaya saling mendengarkan.
  • Membangun kepercayaan diri murid, setiap suara berharga dan layak didengar.
  • Memberi kesempatan murid untuk bertanya, memberikan pendapat, dan berdiskusi.
  • Mendiskusikan keyakinan kelas dan membuat kesepakatan kelas.
  • Melibatkan murid dalam memberi umpan balik terhadap proses belajar yang sudah dilakukan.
  • Melibatkan murid di dalam menyusun kriteria penilaian.
  • Melibatkan murid di perencanaan pembelajaran.
  • Membentuk dewan murid yang beranggotakan murid supaya memberi masukan kepada sekolah tentang berbagai hal.
  • Membuat daftar rutinitas bersama murid. Meminta masukan murid gunamengembangkan rutinitas seputar apa yang harus dilakukan saat sampai di kelas, saat berganti antar pelajaran, sinyal-sinyal komunikasi yang disepakati, rapat kelas, dan lain sebagainya.
  • Melakukan survei guna mengetahui alat permainan apa yang mereka inginkan ada di halaman sekolah.
  • Memberi kesempatan pada murid menentukan menu kantin.
  • Membuat kotak saran agar murid dapat memberikan saran dan masukan tentang sekolah.
  • Melakukan kegiatan pembelajaran berbasis projek.
  • Membuat blog murid dan majalah dinding guna menyuarakan aspirasi dan kreativitas murid.

2. Pilihan Murid (Choice)

Apabila guru ingin murid mengambil peran tanggung jawab untuk pembelajaran mereka, maka guru mesti memberi murid  kesempatan guna memilih apa dan bagaimana mereka akan belajar. Untuk mendorong dan menyediakan pilihan bagi murid, guru dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Membuka cakrawala murid bahwa ada berbagai pilihan yang bisa dijadikan bahan pertimbangan sebelum menentukan keputusan.
  • Memberi kesempatan murid memilih bagaimana mereka mendemonstrasikan pemahamannya tentang apa yang telah mereka pelajari.
  • Memberi kesempatan pada murid guna memilih peran yang dapat mereka ambil dalam sebuah kegiatan
  • Memberi murid  kesempatan untuk memilih kelompok.
  • Memberi kesempatan murid untuk mengelola  pengaturan kegiatan.
  • Memakai musyawarah untuk mengambil keputusan
  • Mengajak OSIS membuat daftar kegiatan dan memberi kesempatan untuk memilih mana kegiatan yang ingin mereka lakukan di tahun ajaran ini.
  • Memberi kesempatan murid guna menentukan sendiri bentuk penugasan yang mereka inginkan.
  • memberikan kesempatan murid mempresentasikan hasil kerja sesuai gaya, minat, dan bakat
  • memberi kesempatan murid untuk menggali sumber-sumber belajar sesuai minat mereka.
  • memberi kesempatan murid untuk mengevaluasi pembelajarannya.
  • memberi kesempatan murid untuk menentukan rencana, jadwal atau agenda dalam melaksanakan pembelajarannya.

3. Kepemilikan Murid (ownership)

Saat murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, dan sosial emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukkan minat dalam proses belajarnya, maka tingkat rasa kepemilikan terhadap proses belajar tinggi.

Baca Juga: Rangkuman Modul 2 3 Guru Penggerak Coaching, Ringkas tapi Lengkap Poin-poin Pentingnya 

Berikut contoh cara mempromosikan kepemilikan murid:

  • Mengajak murid mengatur tata letak kelas.
  • Meminta pendapat murid menentukan bentuk penugasan.
  • Merespon umpan balik dari murid.
  • Menciptakan lingkungan belajar di mana murid bisa menetapkan tujuan belajar dan kriteria keberhasilan, dan memantau penyesuaian pembelajaran mereka..
  • Memulai pembelajaran dengan bertanya pada murid apa yang mereka tahu tentang topik  dan mendiskusikan pengalaman murid mengenai topik serta apa yang mereka minati tentang pembelajaran.
  • Memosting ide siswa (dengan seizin murid sebagai upaya menghargai dan menghormati kepemilikan murid)
  • Mengkondisikan lingkungan fisik yang mendukung kepemilikan. Contoh membuat papan buletin, yang bisa dipakai murid menampilkan informasi mengenai pekerjaan mereka, kesuksesan mereka, dan lain sebagainya
  • Mengajak murid mengatur kelas mereka sendiri.
  • Memajang pekerjaan-pekerjaan murid di kelas.
  • Melakukan self assessment
  • Membuat sudut murid pada salah satu bagian sekolah, lalu memberi jadwal setiap kelas untuk melakukan sesuatu pada sudut tersebut.
  • Memberi kesempatan murid membawa sumber-sumber pembelajaran yang dimiliki dan meminta mereka berbagi.

Dalam menumbuhkan kepemimpinan murid dalam proses belajar, ketiga aspek di atas perlu dipertimbangkan dengan baik oleh guru.  

Lingkungan yang Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid

Lingkungan yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid mempunyai beberapa karakteristik yaitu:

  • Lingkungan yang menyediakan kesempatan bagi murid memakai pola pikir positif dan merasakan emosi positif, sehingga murid memiliki kemampuan dan keinginan memberikan pengaruh positif pada kehidupan orang lain dan sekitarnya.
  • Lingkungan yang mengembangkan keterampilan murid untuk berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana.
  • Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses mencapai tujuan akademik ataupun tujuan non-akademiknya.
  • Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
  • Lingkungan yang membuka wawasan agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, ataupun golongan.
  • Lingkungan berkomitmen untuk menempatkan murid sedemikian rupa sehingga aktif menentukan proses belajarnya sendiri.
  • Lingkungan tersebut menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.

Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid

Komunitas merupakan salah satu aset sosial yang dipunyai sekolah. Komunitas itu ialah guru, murid, orang tua/wali murid, dan masyarakat di sekitar sekolah yang secara langsung atau tidak langsung bisa memengaruhi proses belajar murid.

Kemitraan sekolah bisa menerapkan Tri Sentra Pendidikan yang merupakan kerjasama pihak sekolah dengan keluarga, dan masyarakat berlandaskan asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan berkorban untuk membangun ekosistem pendidikan guna menumbuhkan karakter dan budaya prestasi sekolah.

1. Komunitas Keluarga

Murid lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah dibandingkan di sekolah. Guru harus berusaha mencari cara agar keluarga bisa berperan ikut mendorong munculnya suara, pilihan, dan kepemimpinan murid di dalam keluarga.

Contoh strategi yang bisa melibatkan keluarga dalam program kepemimpinan murid, yakni:

  • Memastikan orang tua memahami visi dan misi  sekolah  dalam mewujudkan kepemimpinan murid (misalnya dengan mensosialisasikan suara, pilihan, dan kepemilikan kepada orangtua)
  • Secara aktif melibatkan orang tua guna membantu menyediakan dukungan dan akses ke sumber-sumber belajar yang lebih luas supaya membantu mewujudkan suara atau pilihan murid.
  • Mengadakan Pelatihan/ sesi-sesi informasi yang bisa membantu orang tua memahami pendekatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah
  • Mengadakan berbagai kegiatan yang memberi kesempatan bagi murid untuk menunjukkan dan mendemonstrasikan hasil belajar atau pemahaman mereka pada orang tua dengan tujuan menumbuhkan rasa pencapaian, kepercayaan diri, kemandirian, dan berbagai sikap positif lainnya
  • Mendorong orang tua untuk mengajak anak-anak mereka ke tempat-tempat yang dapat menumbuhkan rasa empati, mengajak murid dalam kegiatan pelayanan pada masyarakat.
  • Mendorong, mempromosikan dan mengapresiasi upaya orangtua dalam membangun kemandirian, resiliensi, dan tanggung jawab  murid
  • Melibatkan orang tua pada kegiatan-kegiatan non akademis/bukan pembelajaran di kelas agar rasa kepemilikan lebih terbangun

2. Komunitas Kelas dan Antar Kelas

Komunitas kelas terdiri dari murid, guru, atau wali kelas, baik yang ada di kelas murid sendiri maupun di kelas lainnya.

Contoh strategi yang bisa dilakukan guru dalam menumbuhkan kepemimpinan murid di kelas dan antar kelas:

  • Memfasilitasi  kerja kelompok dan kolaborasi antar murid di kelas dan murid antar kelas 
  • Mendorong murid untuk bertanya
  • Melibatkan murid dalam proses perencanaan pembelajaran.
  • Melibatkan murid dalam proses penilaian
  • Membentuk dewan murid, komite-komite yang dipimpin oleh murid, kepanitiaan kegiatan yang beranggotakan murid.
  • Mendorong terciptanya kebersamaan yang dapat mempromosikan rasa kepemilikan murid
  • Memberikan kesempatan murid untuk terlibat dalam pengaturan prosedur, rutinitas, dan kesepakatan kelas
  • Memberikan murid kesempatan untuk memberikan umpan balik dalam proses pembelajaran.

3. Komunitas Sekolah

Komunitas sekolah merupakan pihak-pihak yang aktif berkegiatan di sekolah, walaupun tidak ada di kelas setiap hari, tetapi selalu ada dalam keseharian dan murid-murid di sekolah.

Contoh strategi yang bisa dilakukan guru dalam menumbuhkan kepemimpinan murid di komunitas sekolah:

  • Memastikan tenaga kependidikan yang ada di sekolah memahami visi dan misi  sekolah  dalam mewujudkan kepemimpinan murid
  • Mengundang pustakawan  ikut serta dalam perencanaan pembelajaran, sehingga mereka bisa membantu menyediakan akses ke sumber-sumber belajar yang relevan.
  • Mendorong pustakawan melibatkan murid dalam memberikan masukan kepada pustakawan terkait dengan koleksi sumber-sumber belajar yang diperlukan murid.
  • Mendorong pustakawan menyediakan beragam perspektif pada sumber-sumber belajar yang mereka sediakan.
  • Mendorong pustakawan untuk menyediakan sumber belajar yang multimoda supaya bisa mengakomodasi berbagai minat dan kebutuhan murid, dan agar murid memiliki pilihan.
  • Mendorong pustakawan melibatkan murid dalam menentukan prosedur yang memungkinkan murid untuk mengatur dan menavigasi diri mereka secara bebas di dalam perpustakaan, tetapi tetap dengan tanggung jawab.
  • Mendorong laboran untuk membuat prosedur keamanan dan keselamatan yang tetap memungkinkan murid untuk mandiri dan percaya diri dalam melakukan kegiatan.
  • Mendorong laboran untuk mempromosikan laboratorium sebagai salah satu tempat yang menarik dan menyenangkan bagi murid untuk mengembangkan  keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
  • Mengundang tenaga kebersihan, penjaga sekolah, petugas kantin, satpam, dan tenaga kependidikan lain agar ikut berperan sesuai perannya di sekolah dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
  • Mengadakan pelatihan untuk staf pendukung tentang nilai-nilai dan berbagai pendekatan belajar yang dilakukan sekolah, sehingga merekabisa ikut mencontohkan sikap dan perilaku sesuai dengan yang ingin dikembangkan di diri murid.

4. Komunitas Sekitar Sekolah

Komunitas sekitar sekolah merupakan komunitas yang ada di luar sekolah, tetapi masih dalam lingkup sekitar sekolah (masyarakat).

Contoh strategi yang bisa dilakukan guru dalam menumbuhkan kepemimpinan murid di komunitas sekitar sekolah:

  • Mengajak murid mengenal lingkungan sekitar sekolah
  • Melibatkan lungkungan sekitar pada kegiatan yang digagas murid
  • Melibatkan murid pada kegiatan budaya masyarakat sekitar.

5. Komunitas yang Lebih Luas

Komunitas yang jauh dari sekolah, tetapi berpeluang dan mampu mempengaruhi sekolah contoh media massa, universitas, pemerintah pusat, media sosial dll, contoh:

  • Menggunakan artikel media massa untuk memantik rasa ingin tahu murid
  • Melibatkan media massa untuk mempromosikan gagasan-gagasan murid
  • Mengundang keterlibatan dunia usaha sebagai tempat magang murid

Komunitas memiki peran penting dalam mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid sebab:

  • Menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan suara mereka.
  • Membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang dibuat.
  • embantu membentuk identitas diri dan edifikasi diri murid yang lebih kuat.
  • membantu murid agar dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat serta lingkungan di sekitarnya.

 

Agar dapat mempromosikan aspek suara, pilihan, dan kepemilikan murid, dapat menerapkan beberapa prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun interaksi murid dengan komunitas, yaitu:

  • Membangun  suasana yang menghargai murid
  • Mendengarkan murid
  • Dialog/ komunikasi dengan murid
  • Menempatkan murid dalam kursi pengemudi (pengambil keputusan)

Demikian tadi Rangkuman Materi Modul 3.3. Guru Penggerak yang membahas tentang Kepemimpinan Murid.Mudah-mudahan bermanfaat.***

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: guru.kemendikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x