Network
Sultan Agung juga memiliki karakteristik yang cukup unik. Dengan sikapnya yang dikenal sangat taat beragama, Sultan Agung dapat menerima serta menggabungkan atau melakukan asimilasi ajaran-ajaran islam dengan budaya-budaya Jawa.
Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Jawa Kelas 7 Halaman 84, Teks Geguritan Taman (Dengan Terjemahan)
Budaya Jawa pada saat itu masih kental pengaruhnya oleh kepercayaan-kepercayaan orang zaman dahulu seperti Animisme, Dinamisme serta pengaruh Hindu-Budha.
Sultan Agung memiliki sigat yang cukup rasional. Hal ini didukung oleh dirinya yang memiliki kemauan yang cukup keras, pengamat yang cukup cermat serta pengawas yang begitu ketat. Selain itu, Sultan Agung dikenal begitu tegas tanpa pandang bulu.
Hal itulah yang membuat beliau menjadi raja yang begitu unggul dari Raja-raja atau Sultan-sultan lainnya di Mataram.
Sultan Agung juga memiliki cita-cita menjadi seorang raja. Maksud dari cita-cita dari Sultan Agung ini ialah dirinya ingin menjadi seorang raja dari raja-raja lain. Seorang Raja Binatara atau yang biasa yang dimaksud dengan Raja yang dipuja seperti para Dewa.
Bahkan Sultan Agung sempat berkata, “Saya seorang Raja dan bukan kepala perdagangan seperti Raja Banten dan Surabaya,” ujar Sultan Agung kepada utusan VOC yang bernama Caasper Van Surck ketika utusan tersebut menghadapnya untuk mencari prioritas perdagangan pada tahun 1614.
Kerajaan Mataram Islam mengalami masa kejayaannya ketika Sultan Agung berkuasa. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan beliau dalam melakukan roda pemerintahan.
Walaupun adanya kecacatan dalam pemerintahan Sultan Agung ketika beliau tidak berhasil menaklukkan Balada dari Batavia, namun Kerajaan Mataram Islam mengalami perkemabgnan yang begitu pesat dalam berbagai aspek kehidupan.
Perkembangan pesat itu terlihat dari aspek pendidikan, ekonomi, pilitik, sosial hingga kebudayaan.
