INFOTEMANGGUNG.COM – Menurut teori belajar behavioristik, untuk mencapai tujuan agar siswa memperoleh keterampilan dalam bertindak, maka pembelajarannya diutamakan melalui
Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang berfokus pada perubahan perilaku para siswa. Hal tersebut dianggap sebagai hasil dari proses pembelajaran, melalui interaksi antara stimulus dan respon, atau pengkondisian lingkungan.
Jadi penilaian atas siswa didasarkan pada perubahan perilakunya. Jika perilakunya tidak berubah maka dikatakan siswa tersebut belum belajar dengan baik.
Ciri Belajar Behavioristik
Sistem pembelajaran yang menggunakan teori belajar behavioristik adalah:
- Sangat mengutamakan pengaruh lingkungan.
- Lebih mementingkan pembentukan respon atau reaksi.
- Bersifat mekanis dengan pembiasaan. Misalnya harus meminta maaf saat melakukan kesalahan.
- Menekankan pada ‘drilling’ (latihan) atau pembiasaan.
Contoh Penerapan
Dalam penerapannya di kelas, sistem pembelajaran dapat dibentuk seperti berikut:
- Materi disusun mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks.
- Guru lebih banyak memberikan instruksi atau contoh selama mengajar.
- Segera memperbaiki saat terjadi kesalahan.
- Sistem evaluasi dilakukan berdasarkan perilaku yang terlihat.
- Guru banyak memberikan latihan dengan tujuan untuk membentuk perilaku atau pembiasaan sesuai yang diinginkan.
- Guru harus mampu memberikan penguatan (reinforcement). Baik yang bersifat positif ataupun negatif.
Baca Juga: Inilah 4 Landasan Praktis Pembelajaran Terpadu yang Menjadi Dasar Aplikatif Bagi Guru
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa penekanan perubahan perilaku dibentuk dengan mengatur lingkungan pembelajaran. Para siswa dilatih untuk mengikuti arahan yang sudah ada, sesuai contoh, agar hasilnya seperti yang diinginkan.
Akhirnya, sistem seperti ini jadi terlihat kelemahannya. Siswa jadi terbiasa berpikir linear, konvergen, tidak kreatif, dan siswa sifatnya pasif. Hanya sekedar mengikuti dan patuh.