Hasil dan Pembahasan:
Pada masa wirama, anak muda mulai memahami potensi dirinya. Anak muda mulai menyesuaikan diri dengan masyarakat yakni dengan mengambil bagian sesuai dengan apa cita-cita hidupnya.
Jika masa dua windu sebelumnya dipraktikkan dengan tepat, maka pada masa ini anak sudah sangat mengenali dirinya sendiri. Anak akan mengetahui potensinya dan bisa menentukan sendiri apapun yang berkaitan dengan masa depannya.
Pada proses ini, anak-anak akan mengamati dan mengenali kecenderungannya, misalnya dalam membuat pilihan terkait cara belajar dan minat yang sesuai.
Bisa dikatakan jika di periode wirama ini anak-anak sudah bisa memilih sesuai dengan potensi yang ada di dalam dirinya serta kegemarannya.
Dengan begitu, anak sudah bisa mengembangkan diri dari pilihan tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga lebih optimal dan mampu memberikan manfaat bagi yang lainnya.
Oleh karena itu, baik guru maupun orang tua hanya perlu memberikan motivasi dan teladan. Terkait bagaimana bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pilihan yang diambil.
Jangan sampai obsesi orang tua atau guru justru menjadikan anak ikut-ikutan trend atau sekedar gengsi. Sebab hal ini akan membuatnya menjadi tidak mengenali siapa dirinya yang sebenarnya.
Itulah penjelasan mengenai Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Pada tiap periode usia anak memiliki kekhususan yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar.***