Apa yang Menjadi Pertimbangan Ketika Guru Diberikan Kemerdekaan Dalam Merumuskan Rancangan Pembelajaran?

- 15 Desember 2022, 10:23 WIB
Apa yang Menjadi Pertimbangan Ketika Guru Diberikan Kemerdekaan Dalam Merumuskan Rancangan Pembelajaran?
Apa yang Menjadi Pertimbangan Ketika Guru Diberikan Kemerdekaan Dalam Merumuskan Rancangan Pembelajaran? /Pexels.com/Max Fischer/

INFOTEMANGGUNG.COM – Pasti anda bertanya-tanya, apa yang menjadi pertimbangan ketika guru diberikan kemerdekaan dalam merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen?

Pertanyaan itu seringkali juga dibahas oleh satuan pendidikan yang saat ini sudah menggunakan kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim.

Mendikbud mengatakan bila proses USBN atau ujian berstandar nasional pada tahun 2020 hanya akan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

Ujian tersebut dilakukan untuk menilai bagaimana kompetensi murid yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tulis atau bentuk lainnya yang lebih komprehensif.

Baca Juga: Inilah Program Terobosan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Guna Kejar Ketertinggalan

Sebelum adanya kebijakan yang keluarkan oleh Mendikbud pada tahun 2020 lalu, USBN hanya digelar oleh pemerintah pusat dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang dibawahnya terdapat dinas pendidikan daerah.

Seluruh murid yang terikat dalam satuan pendidikan di daerah tersebut harus mengikuti bentuk ujian yang sama.

Sehingga dalam hal ini menghambat kemerdekaan guru untuk belajar melakukan asesmen.

Pada dasarnya kebijakan yang diberikan oleh Mendikbud tersebut bisa mengembalikan kewenangan penilaian akhir.

Serta secara terus menerus bisa mengembangkan kapasitas profesionalnya terkait dengan asesmen.

Dampak Diberikan Kemerdekaan

Secara teori, guru yang diberikan kemerdekaan dalam merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen, akan menghasilkan tujuan modul ajar yang jelas.

Dengan adanya kebijakan kemerdekaan dalam merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen, para guru bisa menentukan prinsip pembelajaran dan asesmen kurikulum sendiri.

Konsekuensi kebijakan baru ini yang akan diterima oleh para guru yakni mereka bisa menjadi lebih merdeka dalam mengajar dan melakukan asesmen murid.

Baca Juga: Bagaimana Proses Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengolahan Hasil Asesmen Formatif dan Sumatif? Simak Jawabannya

Mereka dapat melakukan asesmen yang lebih dengan kebutuhan murid dan situasi di kelas/sekolahnya.

1. Pertimbangan untuk Guru

Selain itu kemerdekaan dalam merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen ini juga dilakukan untuk mempertimbangkan segi pengembangan kompetensi individu seorang guru dalam profesionalnya.

2. Efek Sekolah

Peritmbangan ini akan berefek bagi sekolah yaitu dengan mendukung praktik asesmen yang baik, yakni asesmen yang berdampak positif pada proses dan hasil belajar murid.

Dalam hal ini sekolah juga perlu memfasilitasi guru untuk berkolaborasi mengenai strategi asesmen yang tepat bagi murid dan kondisi sekolah masing-masing.

Baca Juga: Berikut Urutan Siklus Asesmen Harian yang Bisa Digunakan Oleh Satuan Pendidikan

3. Dampak untuk murid

Dan adapun dampak kebijakan baru ini bagi murid yaitu berkurangnya tekanan psikologis bagi murid karena asesmen dapat dilakukan secara lebih komprehensif.

Maka sudah jelas, pertimbangan pertimbangan ketika guru diberikan kemerdekaan dalam merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen, semata-mata untuk membantu semua elemen satuan pendidikan.***

 

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: GTK Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x