Hamzah al Fansuri kala itu memang sudah menguasai berbagai bahasa selain Melayu.
Sosok ulama itu menguasai bahasa Jawa, Siam (Thailand), Hindi, Arab, dan Persia.
Namun, tampaknya alasan Hamzah tidak menggunakan bahasa lain yang ia kuasai adalah karena kondisi masyarakat saat itu yang menganggap bahasa Melayu lebih baik.
Dengan demikian maka tulisan-tulisan Hamzah bisa semakin mudah dikenal luas oleh masyarakat.
Itulah ulasan soal sepanjang hayatnya beliau tidak hanya fasih berbahasa melayu tetapi juga Jawa yang bisa dijadikan sebagai referensi tambahan.
Kini mempelajari materi ini akan semakin menyenangkan dengan semakin beragamnya wawasan yang dimiliki.
Jawaban setiap orang mungkin tidak serupa tetapi pada dasarnya membahas hal yang sama dan bisa dijadikan sebagai wawasan tambahan.
Baca Juga: Berikut Adalah Perencanaan Program yang Membutuhkan Biaya, Kecuali
Perbedaanya hanya ada pada teknik penyampaian yang dipilih dan pilihan kata-kata yang digunakan.***
Disclaimer: