DI atau TII juga memiliki keinginan untuk mengganti dasar negara Pancasila dengan agama Islam.
Selain itu latar belakang lain dari adanya gerakan pemberontakan DI atau TII yakni dihapuskannya provinsi Aceh dan tidak diterimanya mantan pejuang sebagai tentara.
Pemberontakan DI atau TII semakin menyebar setelah pemerintah Indonesia tidak dapat bertindak cepat lantaran adanya perjanjian Renville dimana saat itu seluruh tentara Indonesia harus ditarik dari Jawa barat.
Akibatnya pemberontakan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia seperti pemberontakan Daud Beureuh di Aceh serta pemberontakan yang dipimpin oleh Ibnu Hajar di Kalimantan Selatan.
2. Latar belakang Pemberontakan RMS
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) terjadi pada 25 April 1959. Berbasis di kota Ambon dan sekitarnya seperti Pulau Seram, pemberontakan ini dipimpin oleh Mantan Jaksa Agung Indonesia Timur, Chris Soumokil.
Latar belakang meletusnya pemberontakan RMS adalah banyaknya mantan prajurit KNIL (Tentara Kolonial Hindia Belanda) asal Maluku yang merasa kecewa dengan pengakuan kemerdekaan Belanda kepada Indonesia.
Baca Juga: Cara Menggunakan Microphone Bluetooth dengan Baik dan Benar
Mereka Juga melakukan penolakan untuk bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia (APRIS).
Hal lain yang menyebabkan Chris Soumokil melakukan pemberontakan RMS karena bubarnya Negara Indonesia Timur (NIT) dan ingin mendirikan negara sendiri.***