Rangkuman Modul 1.2. Guru Penggerak: Profil Pelajar Pancasila, Nilai, dan Peran, Diagram Identitas Gunung Es

5 April 2023, 19:59 WIB
Rangkuman Modul 1.2. Guru Penggerak: Profil Pelajar Pancasila, Nilai, dan Peran, Diagram Identitas Gunung Es /PEXELS/Brent Olson

INFOTEMANGGUNG.COM - Melengkapi pelajaran Bapak dan Ibu Guru kita akan membaca topik menarik ini rangkuman Modul 1.2. Guru Penggerak: Profil Pelajar Pancasila, Nilai, dan Peran, Diagram Identitas Gunung Es.

 

Tidak terlihat seutuhnya, gunung es mengajarkan kepada kita bahwa apa yang terlihat di permukaan tidak selalu mencerminkan apa yang tersembunyi di bawahnya.

Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya untuk melihat melampaui penampilan fisik suatu hal dan memperhatikan apa yang terjadi di balik layar.

Baca Juga: Rangkuman Materi Modul 2.1 Guru Penggerak: Pembelajaran Berdiferensiasi, Mengidentifikasi Kebutuhan Murid

Kita dapat mengambil pelajaran dari gunung es ini dan menerapkannya pada proses perubahan perilaku dan penumbuhan karakter manusia.

Seperti gunung es, perilaku manusia yang terlihat hanya sebagai tindakan luar biasa, seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak terlihat seperti pengalaman masa lalu, nilai-nilai pribadi, atau lingkungan sosial.

Oleh karena itu, penting bagi kita lewat rangkuman Modul 1.2. Guru Penggerak: Profil Pelajar Pancasila, Nilai, dan Peran, Diagram Identitas Gunung Es, untuk tidak hanya menilai seseorang berdasarkan apa yang terlihat dari luar, tetapi juga untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan karakternya.

 Dengan memperhatikan apa yang tersembunyi di balik tindakan dan perilaku seseorang, kita dapat memahami mereka dengan lebih baik dan membantu mereka tumbuh dan berkembang secara positif.

Hanya sebesar 12% dari bagian gunung es dapat terlihat di permukaan air, yang merupakan karakter yang dapat dilihat oleh orang lain dan disadari oleh diri sendiri. Sementara itu, sebesar 88% sisanya berada di bawah sadar, tersembunyi di dalam diri setiap orang. Untuk melihat atau mengubah bagian ini, diperlukan usaha yang khusus.

Setiap manusia memiliki bagian dari gunung es yang terdapat di bawah permukaan, yang meliputi kotak hitam berisi nilai-nilai, kepercayaan, pola pikir, dan soft skills yang membentuk perilaku seseorang.

Kotak hitam ini merupakan identitas sebenarnya dari seseorang yang tersembunyi di dalam dirinya. Karakter yang terlihat dari seseorang adalah hasil dari kebiasaan yang sering dilakukan hingga menjadi suatu pola yang konsisten. Pola-pola ini mencerminkan karakteristik umum seseorang.

Baca Juga: Terlengkap! Soal Pretest Modul 3 untuk CGP beserta Kunci Jawaban 24 Pertanyaan untuk Dipelajari

Fenomena gunung es juga dapat digunakan sebagai gambaran lingkungan tempat karakter seseorang tumbuh. Bagian es yang muncul di permukaan dapat dilihat dan disadari, sedangkan bagian yang berada di bawah permukaan menggambarkan lingkungan yang tidak terlihat, tidak kasat mata, dan seringkali tidak disadari.

Kedua lingkungan tersebut mempengaruhi pembentukan karakter manusia dan perlu dimaksimalkan pengaruhnya dalam menumbuhkan karakter yang kuat.

Dalam membentuk karakter, kedua lingkungan tersebut dapat disederhanakan sebagai pengaruh lingkungan psikologis dan fisik, yang membentuk kondisi dan kebiasaan seseorang.

Rangkuman Modul 1.2. Guru Penggerak: Profil Pelajar Pancasila, Nilai, dan Peran, Diagram Identitas Gunung Es

Terdapat dua metode utama untuk menerapkan pengkondisian dan pembiasaan, yaitu dengan memberikan contoh yang konsisten dan menerapkan sistem atau aturan yang konsisten.

Eskalator dan Cara Kerja Otak Manusia

Ada 2 sistem berpikir pada manusia, yaitu sistem berpikir cepat dan sistem berpikir yang lambat. Kedua sistem ini dapat mempengaruhi kita dalam bersikap dan mengambil keputusan.

Pada otak manusia masih tertinggal bagian otak yang serupa dengan otak mamalia, otak reptil, dan otak primata yang terhubung dengan bagian otak luhur manusia.

Sistem berpikir cepat dikelola otak mamalia dan otak reptil. Sedangkan sistem berpikir lambay dikelola oleh primata dan otak luhur manusia.

Sistem berpikir cepat digambarkan oleh 2 orang yang diam di eskalator yang bergerak turun, menggambar kerja sebagian besar tubuh manusia yang mendahulukan penghematan energi. Otak reptil dan otak mamalia  bekerja untuk menghemat energi.

Mereka mengelola otomasi tubuh manusia yang bekerja di bawah sadar sehingga menghemat energi.

Kerja otak reptil dan otak mamalia dapat diumpamakan 2 orang yang turun menggunakan eskalator bergerak turun. Diam saja pun akan ikut turun. energi tidak banyak digunakan.

Sementara itu, sistem berpikir lambat bekerja bagaikan berjalan naik di tangga eskalator yang bergerak turun.Jadi dibutuhkan energi lebih dan kecepatan yang cukup. Jika terhenti sebentar, maka akan ikut turun.

Bila kita bergerak dengan kecepatan yang lebih lambat dari gerak turun eskalator, maka kita akan ikut turun. Kegiatan berpikir lambat ini dipakai untuk berpikir yang lebih kompleks yang di kelola oleh otak luhur manusia.

Profil Pelajar Pancasila

Rangkuman Modul 1.2. Guru Penggerak: Profil Pelajar Pancasila, Nilai, dan Peran, Diagram Identitas Gunung Es menyoroti pelajar Pancasila merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan punya karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar Pancasila terbangun oleh 6 dimensi, yakni: 

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia

2. Mandiri

3. Bergotong-royong

4. Berkebinekaan global

5. Bernalar kritis

6. Kreatif. 

Semua dimensi harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabila satu dimensi tidak ada, maka profil menjadi tidak bermakna. 

guru penggerak

Baca Juga: Kunci Jawaban Pretest dan Post Test Modul 2 Guru Penggerak PMM 

Guna mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, diperlukan peran guru guna menuntun anak serta menumbuhkan berbagai karakter/ nilai pelajar Pancasila.

Peran guru yang pertama ialah mengenali dan menjalankan profil ini lebih dahulu. Saat seorang guru telah mencoba menjalankan profil itu, maka akan lebih mudah bagi siswa untuk mengikuti dia.

Peran Guru Penggerak

Ada 4 kompetensi guru penggerak, yakni:

1. mengembangkan diri dan orang lain

2. memimpin pembelajaran

3. memimpin manajemen sekolah

4. memimpin pengembangan sekolah

Guru penggerak mempunyai peran yang merupakan ringkasan 4 kompetensi guru penggerak. Ada 5 peran guru penggerak, yakni:

1. Menjadi pemimpin pembelajaran:

Guru Penggerak diharap berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada siswa, dengan memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh-kembang siswa.

2. Menggerakkan Komunitas Praktisi:

Seorang Guru Penggerak mesti memiliki partisipasi aktif di dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan guru, baik di sekolah ataupun di wilayahnya.

3. Menjadi Coach bagi Guru lain

Ini terkait pengembangan pembelajaran di sekolah: Guru Penggerak harus mampu mendeteksi aspek-aspek yang bisa ditingkatkan dari rekan sejawatnya, cakap merefleksikan hasil pengalamannya sendiri serta guru lain guna dijadikan poin peningkatan untuk pembelajaran, dan bisa memantau perkembangan dari rekan guru lain tersebut.

4. Mendorong kolaborasi antar guru:

Guru penggerak membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi di antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

5. Mewujudkan kepemimpinan murid: Seorang guru pengerak membantu para siswa untuk mandiri dalam belajar, bisa memunculkan motivasi siswa untuk belajar, serta mendidik karakter siswa di sekolah.

Nilai-Nilai Guru Penggerak

Jadi nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak, yakni: Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid.

1. Mandiri

Mandiri artinya seorang Guru Penggerak selalu bisa mendorong diri sendiri untuk melakukan aksi dan mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya.

Guru Penggerak yang mandiri, bisa memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik di lingkungan sekitarnya atau pada diri sendiri. Seorang guru penggerak termotivasi untuk mengembangkan diri tanpa menunggu pelatihan atau ditugaskan oleh dinas atau sekolah.

Ada 2 hal yang bisa dilakukan guna menguatkan nilai mandiri pada guru penggerak, yakni:

  • Menentukan tujuan perubahan yang mau dicapai dan dampak dari pencapaian itu.
  • Merayakan keberhasilan setiap capaian, sehingga termotivasi mencapai tujuan berikutnya.

2. Reflektif

Seorang Guru Penggerak selalu bisa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi atas dirinya sendiri maupun pihak lain. 

Seorang Guru Penggerak memiliki nilai reflektif mau membuka diri pada pengalaman yang baru dilalui, lalu melakukan evaluasi pada hal yang sudah baik, serta hal yang perlu dikembangkan. 

Adapun beberapa model refleksi yang dapat diterapkan, diantaranya:

a) Model Refleksi 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan ke Depan)

Model refleksi ialah model pertanyaan yang bisa dipakai guna memaknai pengalaman yang telah pernah dirasakan sebelumnya. Keempat langkahnya yakni:

  • Peristiwa (Facts): Deskripsi obyektif berdasar pengalaman nyata yang sudah dialami.
  • Perasaan (Feelings): Menjelaskan hal yang dirasakan sekarang sesudah melaksanakan proses tersebut.
  • Pembelajaran (Findings): Menjelaskan hal paling konkret yang bisa diambil sebagai pembelajaran dan mungkin sudah membawa makna baru.
  • Penerapan ke depan (Future): Menjelaskan hal yang bisa segera diterapkan sebagai individu.

b) Model Refleksi 5M (Mendeskripsikan, Merespon, Mengaitkan, Menganalisis, Merancang Ulang)

Model refleksi diadaptasi dari model 5R (Bain), yang terdiri dari 5 langkah:

1. Mendeskripsikan (Reporting): menceritakan ulang peristiwa yang sudah terjadi

2. Merespon (Responding): menjelaskan tanggapan yang diberikan di dalam menghadapi peristiwa yang diceritakan

3. Mengaitkan (Relating): menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dikuasai.

4. Menganalisis (Reasoning): menganalisis dengan rinci mengapa peristiwa itu bisa terjadi, kemudian  mengambil beberapa perspektif lain untuk mendukung analisis tersebut.

5. Merancang ulang (Reconstructing): menuliskan rencana alternatif bila menghadapi kejadian serupa di masa yang akan datang.

3. Kolaboratif

Kolaboratif memiliki arti seorang Guru Penggerak bisa selalu membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang ada di sekolah ataupun di luar sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran.

Guru Penggerak yang menjiwai nilai kolaboratif bisa membangun rasa kepercayaan dan rasa hormat antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya, dan mengakui dan mengelola perbedaan peran dari masing-masing pemangku kepentingan sekolah dalam mencapai tujuan bersama.

4. Inovatif

Inovatif memiliki arti seorang Guru Penggerak bisa selalu memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi atau permasalahan tertentu. 

Baca Juga: Rangkuman Materi Modul 3.2 Guru Penggerak Sekolah sebagai Ekosistem, Pendekatan Berbasis Aset dan ABCD 

Nilai inovatif sangat mendukung keterbukaan para Guru Penggerak pada gagasan serta ide lain yang muncul dari luar dirinya guna memecahkan masalah, mencari informasi lain yang bisa mendukung prosesnya.

Sudut pandang orang lain yang dapat membantu dirinya dalam menemukan inspirasi pemecahan masalah ataupun mengambil keputusan, hingga akhirnya bisa menemukan solusi/aksi nyata untuk mengatasi permasalahan.

5. Berpihak pada Murid

Berpihak pada murid artinya seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Sebagai Guru Penggerak, pedoman perilaku yang utama ialah mengutamakan keberpihakan pada murid.

Demikian tadi rangkuman Modul 1.2. Guru Penggerak: Profil Pelajar Pancasila, Nilai, dan Peran, Diagram Identitas Gunung Es. Mudah-mudahan bermanfaat.***

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler