Kampung Batik Laweyan, Batik or Coffee? Pedagang dan Pembatik, Sejarah yang Tak Lekang Dimakan Waktu

- 16 Juni 2023, 09:09 WIB
Kampung Batik Laweyan, Batik or Coffee? Pedagang dan Pembatik, Sejarah yang Tak Lekang Dimakan Waktu
Kampung Batik Laweyan, Batik or Coffee? Pedagang dan Pembatik, Sejarah yang Tak Lekang Dimakan Waktu /Dok. Mariyani Soetrisno/

Cari kampung yang berjudul Kampung Batik Laweyan, plang terpampang di depan kampung. Alamat tepatnya di jalan Dr. Rajiman No.521, Laweyan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo. Dari Stasiun Solo Balapan jaraknya 4 km dan bisa ditempuh dalam waktu 11 menit.

Sejarah Kampung Batik Laweyan

Mulainya sejak kerajaan Pajang, tahun 1546 Masehi. Saat itu Sultan Pajang memberikan 24 hektar Kampung Batik Laweyan sebagai hadiah kepada Hadiwijaya atau Jaka Tingkir atau Ki Ageng Enis karean telah mengalahkan Arya Panangsang di Jipang.

Ki Ageng Enis mengajarkan para santrinya cara pembuatan batik tulis di tanah Laweyan itu. Laweyan berasal dari kata Lawe yang atau bahan dasar kain. Lokasi ini dulunya banyak ditumbuhi tanaman kapas yang menjadi bahan pembuat kain atau lawe.

Masyarakat pada masa itu pun memproduksi batik tulis dengan pewarna alami. Pada tahun 1912, para pedagang dan produsen batik pribumi mendirikan asosiasi dagang yakni Syarekat Dagang Islam di tempat ini.

Kemudian kawasan Laweyan lebih berkembang, apalagi setelah ada batik cap. Tjokrosoemarto memelopori ekspor batik pertama dari Indonesia. Rumahnya masih ada saat ini, menjadi empat wisata dan ada juga gedung pertemuan.

Keberhasilan Tjokrosoemarto beserta juragan batik mengubah kawasan Laweyan jadi kawasan elit penuh bangunan megah yang kini masih bisa dilihat. Namun pada tahun 1970-an batik tulis dan batik cap andalan dari Laweyan tergantikan teknik printing.

Proses pembuatan batik jadi lebih cepat dan murah dengan teknik printing. Harganya jadi terjangkau. Batik tulis dan batik cap Laweyan jadi terancam gulung tikar. Di awal tahun 2000-an, hanya tersisa 20 pengrajin batik yang masih bisa bertahan.

Baca Juga: 11 Wisata di Solo yang Lagi Hits Terbaru, Cocok Dikunjungi Akhir Tahun Ini

Para pengusaha batik serta sejumlah tokoh masyarakat bermusyawarah untuk mengatasi permasalahan ini, tidak jadi musnah, Kampung Batik Laweyan justru bangkit.

Sektor parisata yang dirambah. Batik tetap sebagai daya tarik utama untuk belajar dan melihat langsung proses pembuatan batik tulis. Tetapi juga kengiatan ngopi. Secangkir kopi dan cafe adalah budaya baru. Yang berpadu dengan sejarah panjang kain batik.

Halaman:

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Wisata Info


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah