Pacu Kude bukan hanya sekadar permainan rakyat, tetapi juga sebuah tontonan spektakuler yang mampu membangkitkan semangat nasionalisme dan mengenang jejak sejarah.
Seiring berjalannya waktu, Pacu Kude tetap menjadi bagian penting dalam perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Namun ada versi lain yang mengungkap sejarah dari pacu kude.
Baca Juga: Telok Abang, Simbol Keberanian dan Kreativitas dalam Merayakan Kemerdekaan di Palembang
Pacu Kude dalam Berbagai Versi
Catatan Sejarah oleh Piet Rusydi
Menurut catatan sejarah yang diuraikan oleh Piet Rusydi, Pacu Kude pertama kali muncul sebagai permainan iseng para pemuda setelah masa panen padi di wilayah Bintang pada tahun 1930-an.
Kuda-kuda liar yang ditangkap pasca panen kemudian diperlombakan. Tradisi ini tumbuh menjadi acara tetap, melibatkan kuda-kuda yang ditunggangi oleh joki-joki dari berbagai kampung.
Baca Juga: Jadwal Pelaksanaan Seleksi CPNS Tahun 2023, Simak Agar Kalian Paham dan Tidak Ketinggalan Informasi
Perdebatan Saat Penjajahan Jepang
Saat masa penjajahan Jepang di Aceh Tengah, even Pacu Kude menjadi perdebatan. Sejumlah narasi menyatakan bahwa meskipun dalam kondisi sulit akibat penjajahan, tradisi Pacu Kude tetap berlangsung.
Mantan Juru Penerang Kabupaten Aceh Tengah, Abd. Majid, mengisahkan adanya even Pacu Kuda pada masa itu.
Namun, versi lain menyebutkan bahwa acara ini tidak pernah diselenggarakan karena tentara Jepang mengambil alih kepemilikan kuda untuk transportasi mereka.