Bukan Tanpa Alasan Babi Diharamkan Dalam Islam, Ilmiah Mengungkap Fakta Sebenarnya

- 25 Juli 2023, 09:54 WIB
Bukan Tanpa Alasan Babi Diharamkan Dalam Islam, Ilmiah Mengungkap Fakta Sebenarnya
Bukan Tanpa Alasan Babi Diharamkan Dalam Islam, Ilmiah Mengungkap Fakta Sebenarnya /Pexels.com / mali maeder/

Asam urat terbentuk dari metabolisme tidak sempurna kandungan urine dalam makanan yang normalnya dikeluarkan sebagai kotoran. Sebanyak 98% asam urat dikeluarkan melalui urine dan dibuang lewat air seni.

Tak hanya itu, babi memiliki tingkat kesamaan SINE (Short Interperse Nucleotide Elemebt) dan LINE (Long Interperse Nucleotide Element) yang sangat tinggi sama seperti nanusia. Jadi, mengonsumsi babi sama saja seperti memakan manusia dan dikhawatirkan dapat memberikan kelainan pada generasi berikutnya.

Babi memiliki sifat yang buruk. Ia diklaim sebagai hewan yang paling jorok. Inilah yang menjadi salah satu satu alasan keharamannya.

Selain itu, babi punya ketertarikan yang kuat terhadap hal-hal yang dilarang, tidak ada gairah, dan kecemburuan dalam dirinya.

Baca Juga: Yuk Berpuasa di Bulan Muharram, Berikut Ini Niat dan Keutamaannya

Setiap makanan akan mempengaruhi orang yang memakannya. Sifat buruk babi lambat laun akan mendoktrin orang yang mengonsumsinya.  Imam Ibnu Hajar al-Haitami menjelaskan:

قَالَ الْعُلَمَاءُ : وَلِأَنَّ الْغِذَاءَ يَصِيرُ جَوْهَرًا مِنْ بَدَنِ الْمُتَغَذِّي فَلَا بُدَّ وَأَنْ يَحْصُلَ لِلْمُتَغَذِّي أَخْلَاقٌ وَصِفَاتٌ مِنْ جِنْسِ مَا كَانَ حَاصِلًا مِنْ الْغِذَاءِ ، وَالْخِنْزِيرُ مَطْبُوعٌ عَلَى أَخْلَاقٍ ذَمِيمَةٍ جِدًّا مِنْهَا الْحِرْصُ الْفَاحِشُ وَالرَّغْبَةُ الشَّدِيدَةُ فِي الْمَنْهِيَّاتِ وَعَدَمُ الْغَيْرَةِ فَحُرِّمَ أَكْلُهُ عَلَى الْإِنْسَانِ لِئَلَّا يَتَكَيَّفَ بِتِلْكَ الْكَيْفِيَّةِ الْقَبِيحَةِ

Artinya, “Ulama berkata: ‘Dan mengonsumsi babi hukumnya haram karena makanan akan menjadi jauhar (zat) pada tubuh orang yang memakannya, lalu ia pasti akan terpengaruh oleh akhlak dan sifat apa yang dimakannya. Padahal babi diciptakan sejak awal mempunyai sifat-sifat yang sangat tercela, di antaranya kesenangan dan ketertarikan yang sangat kuat pada hal-hal yang dilarang dan tidak adanya rasa ghairah atau kecemburuan padanya. Karenanya orang diharamkan memakannya agar sifat-sifat buruk babi itu tidak tumbuh pada dirinya’. (Ibnu Hajar al-Haitami, Az-Zawajir ‘anil Iqtirafil Kabair, juz II, halaman 68).

Dahulu ketika komunitas kaum Frank, sekelompok suku Jermanik yang eksis di masa Kekaisaran Romawi, terbiasa memakan daging babi.

Hal itu membuat mereka menerjang berbagai larangan agamanya, yaitu Nasrani. Mereka juga tak memiliki rasa cemburu ketika pasangannya diganggu orang lain.

Halaman:

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: islam.nu.or.id dompetdhuafa.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah