Baca Juga: Resmi! MK Tolak Legalisasi Ganja Medis untuk Kesehatan
Oleh sebab itu dalam menjawab persoalan ini Gus Baha menunjukkan sikap yang moderat. Menurut beliau dalam kitab al hikam dan ihya ulumuddin, ungkapan dalam hadis tersebut bersifat kiasan.
“Itu bahasa kinayah, Nabi bersabda seperti itu bahasa kinayah,” kata Gus Baha.
Menurut beliau makan rumah yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah hati nurani manusia. Sedangkan makna anjing yang dimaksud adalah sikap tamak yang dimiliki oleh manusia. Gus Baha juga menjelaskan bahwa para ulama sufi mengartikan anjing dalam hadis tersebut sebagai sifat tamak.
Dengan demikian yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah malaikat tidak akan memasuki hati seorang manusia yang terdapat sifat tamak di dalamnya.
Baca Juga: Jika Hewan Ini Bersuara Segeralah Berdoa, Gus Baha: Tanda Malaikat Datang dan Segera Doa Minta Hajat
Namun untuk memahami masalah ini lebih lanjut, Gus Baha juga menjelaskan mengenai hukum-hukum keharaman hadis menurut para ulama. Mengenai air liur anjing seluruh mazhab telah menyepakati bahwa air liur anjing adalah najis. Namun mengenai memelihara anjing dalam rumah Gus Baha menjelaskan bahwa diperlukannya sikap yang moderat.***