Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan bagian tubuh korban yang diperkirakan masuk ke dalam mesin pertama kali adalah tangan kanannya.
Kemudian ketika korban hendak menarik tangannya sambil bergerak menjauh tenaganya kurang sehingga memaksanya tertarik mundur kembali.
Baca Juga: Memaknai Hari Anak Perempuan Sedunia 2022, Our Time Is Now—Our Rights, Our Future
Setelah diperiksa ternyata ada 7 dari total 9 mesin yang tidak layak pakai karena tidak menerapkan standar keamanan.
Ironisnya adalah setelah kejadian tersebut pihak pabrik masih tetap mengoperasikan 2 mesin yang tidak layak pakai tanpa mempertimbangkan adanya kecelakaan lain yang mungkin terjadi.
Hal itulah yang akhirnya menimbulkan rasa geram pada masyarakat sekitar sehingga melakukan boikot pada Paris Baguette.
Semenjak terjadinya tragedi tersebut mulai bermunculan pengakuan-pengakuan lain yang semakin menyudutkan pihak Paris Baguette.
Baca Juga: Jejak Karir Sanna Marin Perdana Menteri Finlandia yang Disorot akibat Skandal Pesta Liar
Hampir semua laporan tersebut berkaitan dengan prosedur keamanan dan keselamatan dari para pekerjanya. Selain itu jobdesc dan jam kerja yang ada juga tidak masuk akal.
Perusahaan sempat beberapa kali menolak permintaan cuti dari karyawannya sehingga dinilai sangat merugikan.