Network
2. Cedera Fisik
Cedera fisik seperti memar, luka, atau patah tulang juga dapat menyebabkan inflamasi di dalam tubuh. Ketika jaringan tubuh rusak, sel-sel kekebalan tubuh merespons dengan melepaskan zat kimia inflamasi untuk memperbaiki dan melindungi area yang terluka.
Pembengkakan dan rasa sakit adalah hasil dari respons inflamasi ini. Proses ini penting untuk memulai proses penyembuhan, tetapi inflamasi yang berlebihan dapat mengganggu proses penyembuhan dan menyebabkan masalah jangka panjang.
Baca Juga: Pembengkakan Jantung: Penyebab, Gejala, dan Bahayanya
3. Reaksi Alergi
Reaksi alergi terhadap alergen seperti serbuk sari, bulu hewan, atau makanan tertentu juga dapat menyebabkan inflamasi di dalam tubuh. Ketika tubuh terpapar oleh alergen, sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan melepaskan histamin, zat kimia inflamasi yang menyebabkan gejala alergi seperti gatal-gatal, hidung tersumbat, atau ruam kulit.
Reaksi alergi yang parah dapat menyebabkan pembengkakan yang mengancam jiwa, seperti reaksi alergi yang disebut anafilaksis.
4. Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat dalam tubuh secara keliru. Ini dapat menyebabkan inflamasi kronis di dalam tubuh dan merusak organ dan jaringan.
Contoh penyakit autoimun termasuk arthritis rheumatoid, lupus, dan penyakit radang usus seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. Inflamasi yang terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ dan jaringan, serta meningkatkan risiko komplikasi serius.
