Tahap 3: Pengambilan Sel Punca
Jika terapi menggunakan sel punca autologus (dari tubuh pasien sendiri), langkah selanjutnya adalah pengambilan sel punca. Ini bisa dilakukan melalui beberapa metode, seperti pengambilan dari sumsum tulang, darah perifer, atau jaringan lemak. Sel punca yang diambil akan kemudian diproses dan disiapkan untuk injeksi atau transplantasi.
Tahap 4: Transplantasi atau Injeksi Sel Punca
Sel punca yang telah disiapkan akan diinjeksikan langsung ke area yang membutuhkan perbaikan atau diinfuskan ke dalam aliran darah. Proses ini dapat melibatkan penggunaan teknologi pencitraan seperti USG atau MRI untuk memastikan bahwa sel punca disuntikkan ke lokasi yang tepat.
Tahap 5: Pemantauan dan Perawatan Pasca-Terapi
Setelah terapi selesai, pasien akan dimonitor dengan cermat oleh tim medis untuk memantau respons tubuh terhadap terapi sel punca. Ini dapat melibatkan serangkaian tes darah, pencitraan medis, dan pemeriksaan fisik rutin. Pasien juga akan diberikan instruksi tentang perawatan pasca-terapi dan tindak lanjut yang diperlukan.
Bab 4: Risiko dan Manfaat Terapi Sel Punca
Seperti halnya dengan prosedur medis lainnya, terapi sel punca juga memiliki risiko dan manfaat yang perlu dipertimbangkan.
Risiko:
Reaksi Alergi: Ada kemungkinan reaksi alergi terhadap sel punca atau agen penyangga yang digunakan dalam prosedur.
Infeksi: Terapi sel punca dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama jika sel punca diambil dari sumber eksternal.