Terapi Sel Punca: Harapan Baru dalam Pengobatan Penyakit, Prosedur Menjalani Steam Sel (Steam Cell)

- 17 April 2024, 10:25 WIB
Terapi Sel Punca: Harapan Baru dalam Pengobatan Penyakit, prosedur menjalani steam sel (steam cell)
Terapi Sel Punca: Harapan Baru dalam Pengobatan Penyakit, prosedur menjalani steam sel (steam cell) /pixabay.com/clker-free-vector-images/

-Sel Punca Embrio (Embryonic Stem Cells): Diperoleh dari embrio manusia yang berusia sekitar 5-7 hari. Sel punca embrio memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi semua jenis sel yang berbeda dalam tubuh manusia.

-Sel Punca Dewasa (Adult Stem Cells): Ditemukan dalam jaringan dewasa, seperti tulang sumsum, otot, dan kulit. Meskipun memiliki potensi yang lebih terbatas daripada sel punca embrio, sel punca dewasa masih dapat berperan dalam proses regenerasi dan penyembuhan.

-Sel Punca Induksi Pluripoten (Induced Pluripotent Stem Cells, iPSCs): Dibuat secara laboratorium dengan mengubah sel dewasa menjadi sel yang memiliki sifat mirip dengan sel punca embrio. iPSCs menawarkan potensi regeneratif tanpa masalah etika yang terkait dengan penggunaan sel punca embrio.

Baca Juga: Mengenal Penyakit X Diprediksi Pandemi Baru oleh WHO Virus yang Bisa Bunuh 50 Juta Orang Lebih, Apa Flu Burung

Bab 3: Proses Menjalani Terapi Sel Punca

Langkah-langkah yang terlibat dalam menjalani terapi sel punca bisa berbeda tergantung pada jenis terapi dan kondisi medis individu. Namun, secara umum, prosedur ini melibatkan beberapa tahap sebagai berikut:

Tahap 1: Evaluasi Medis

Sebelum menjalani terapi sel punca, pasien akan menjalani evaluasi medis menyeluruh oleh tim medis terkualifikasi. Tujuan evaluasi ini adalah untuk menentukan kelayakan pasien untuk menjalani terapi sel punca dan untuk memahami kondisi medis pasien dengan lebih baik.

Tahap 2: Pemilihan Jenis Sel Punca yang Sesuai

Setelah evaluasi medis, tim medis akan memutuskan jenis sel punca yang paling sesuai untuk digunakan dalam terapi pasien. Keputusan ini didasarkan pada jenis penyakit atau kondisi medis yang dihadapi pasien serta faktor-faktor lain seperti usia, riwayat kesehatan, dan respons terhadap terapi sebelumnya.

Halaman:

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah