Cerita Rakyat Asal Nusa Tenggara Timur: Legenda Watu Maladong

- 21 Juni 2022, 14:35 WIB
Cerita Rakyat Asal Nusa Tenggara Timur Watu Maladong.
Cerita Rakyat Asal Nusa Tenggara Timur Watu Maladong. /Youtube Samuel Sumba NTT

INFOTEMANGGUNG.COM - Cerita rakyat ini terjadi pada zaman dahulu sekali di pulau Nusa Tenggara Timur. Hiduplah petani yang memiliki sawah dan kebun sayuran yang sangat luas. Ia terkenal cukup makmur diantara penduduk desa lainnya.

Setiap hari ia merawat sawah dan kebunnya dengan baik. Ia memiliki sebuah gudang kecil di pinggiran ladangnya. Ketika waktu panen tiba, hasil panennya dikumpulkan terlebih dahulu di dalam gudang sebelum akhirnya dijual.

Waktu panen pun telah tiba, sementara menunggu pembelinya datang seperti biasa ia menyimpannya. Keesokan harinya saat pembelinya datang, ia pun mengeluarkan hasil panennya namun entah mengapa jumlahnya kurang.

Baca Juga: Cerita Dongeng: Gajah yang Diikat Tali Mengajarkan Pentingnya untuk Berpikir Positif

Keesokan harinya ia pun memanen sayuran lainnya. Lagi-lagi ketika sehabis disimpan dan akan dijual jumlahnya tidaklah sama. Petani pun curiga jangan-jangan ada yang mencuri di gudangnya.

Hingga akhirnya ia berjaga setiap malam untuk membuktikan apakah benar ada pencuri atau tidak. Ternyata benar sekali seperti cerita dongeng saja, ada sekelompok babi yang mencuri dari gudangnya.

Karena kesal ia mencoba mengejar babi-babi itu dan melempar tombak warisannya ke tubuh si babi. Namun, babi itu berhasil kabur dalam sekejap mata. Petani itu pun berusha untuk mengikuti jejak darah si babi.

Baca Juga: Cerita Fiksi: Belajar Tidak Sombong dari Kisah Penyihir Sombong yang Kena Batunya

Hingga ia sampai di tepi pantai dan bertemu dengan penyu tua. “Mau ke mana kau?” tanya penyu itu. Petani itu pun menjawab “apakah kamu melihat sekelompok babi lewat?” Penyu itu pun menyuruh petani untuk naik ke punggungnya.

Petani tersebut diantar ke pulau sebrang oleh si penyu. Sesampainya di sana petani tersebut bertemu dengan nenek tua penduduk pulau. Menurut si nenek, babi itu adalah hewan jadi-jadian.

Nenek itu pun memberikan saran dan ilmu untuk petani agar bisa menghadapi babi tersebut. Tidak lama kemudian petani mendengar bahwa kepala suku di pulau tersebut sedang sakit. Perut kepala suku itu tidak berhenti mengalirkan darah.

Petani yang mendengarnya memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil tombaknya. Ia mengatakan bahwa ia bisa menyembuhkan si kepala suku asalkan ia mengembalikan tombak warisan leluhurnya dan memberikan watu maladong.

Baca Juga: Cerita Fiksi: Balas Budi Singa kepada Pemuda yang Baik Hati, Ajarkan Anak Tentang Kebaikan

Kepala suku itu pun mengiyakan untuk mengembalikan tombaknya. Namun, untuk menyerahlan watu maladong, petani harus bisa mengalahkannya terlebih dahulu.

Saat kepala suku sudah sembuh, akhirnya mereka pun mengadu ilmunya. Si petani pun menang dan mendapatkan watu maladong dari kepala suku.

Akhir cerita rakyat ini watu maladong tersebut digunakan untuk menyuburkan tanaman di desa si petani dan desa itu pun menjadi sangat makmur.***

 

Editor: Septyna Feby

Sumber: storyaboutsumba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x