15 Contoh Cerita Fiksi Anak Mengenai Makna Kehidupan

- 13 Juni 2022, 22:19 WIB
Contoh Cerita Fiksi Anak Mengenai Makna Kehidupan
Contoh Cerita Fiksi Anak Mengenai Makna Kehidupan /Vincenzo Malagoli/Pexels

InfoTemanggung.com - Cerita fiksi memiliki berbagai macam genre yang menarik. Orang-orang lebih ingat bahwa cerita fiksi itu seperti novel. Padahal, semua cerita dongeng bahkan skenario film adalah cerita fiksi.

Salah satu genre cerita fiksi yang populer yaitu, cerita fiksi anak atau lebih terkenal dengan dongeng, cerita rakyat, maupun legenda. Genre fiksi yang satu ini seringkali terlihat ringan, namun ternyata tidak.

Cerita fiksi anak dibuat untuk membantu anak-anak memahami makna kehidupan dengan lebih mudah. Dikemas dengan alur cerita yang menarik untuk membuat anak-anak tidak bosan mendengarkannya.

Baca Juga: 15 Cerita Legenda Pengantar Tidur yang Turun Temurun Diceritakan Nenek Moyang

Kegunaan cerita fiksi ini pun bermacam-macam dan waktu untuk menceritakannya pun bebas. Bisa diceritakan saat bermain dengan anak-anak atau saat sedang mengajari anak-anak pada waktu belajar, hingga ketika anak-anak akan tidur.

Selain itu, sebenarnya cerita fiksi juga bisa dinikmati untuk siapa saja, bukan hanya anak-anak. Orang dewasa yang membacanya pun bisa dibuat berpikir ulang mengenai kehidupan hanya karena cerita fiksi yang ringan.

Bagi yang sedang mencari rekomendasi cerita fiksi yang bagus. Ini dia 15 contoh cerita fiksi anak mengenai kehidupan yang sebenarnya sederhana,namun memiliki makna yang dalam.

1. Rusa yang Pintar dan Sabar

Cerita fiksi anak ini mengisahkan rusa yang sabar ini, bisa membantu anak-anak untuk memahami pentingnya bersabar dan menunggu. Menunggu di sini adalah menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu.

Selain itu juga untuk selalu berpikir matang sebelum bertindak. Karena, apa yang dilakukan pasti akan menyebabkan terjadinya sesuatu. Entah itu hal baik maupun hal buruk.

Dengan penokohan cerita menggunakan hewan yaitu rusa, kerbau, kelinci, dan buaya membuat anak-anak lebih mudah mengingat karakternya. Selain itu, latarnya yang berupa hutan sudah tidak asing lagi bagi anak-anak.

Hutan sering dijadikan sebagai latar tempat cerita fiksi yang mudah untuk dibayangkan oleh anak-anak. Sehingga, mereka bisa memainkan imajinasinya dengan bebas dan leluasa.

Selain itu ada hal lain yang juga bisa diambil, bukan hanya kesabaran saja. Dari penggambaran latar cerita juga dibahas mengenai masalah lingkungan hutan rusak yang bisa menjadi pelajaran dalam cerita fiksi ini.

2. Kisah Menyentuh Ayah, Anak dan Burung Gagak

Cerita fiksi yang satu ini sangatlah sederhana, tetapi memiliki banyak makna. Tokohnya juga hanya ayah dan anak sehingga mudah untuk ditangkap oleh imajinasi anak-anak.

Fokus utama cerita pun ada dalam percakapan dua tokoh itu. Latar tempat cerita itu juga menggambarkan suasana hangat ayah dan anak yang sedang bersantai di sore hari.

Cerita fiksi ini cocok untuk mengajarkan anak-anak mengenai perilaku sopan kepada orang tua. Sebenarnya bukan hanya anak-anak saja, namun cerita ini juga bisa menjadi pelajaran untuk orang dewasa.

Karena, bersikap sopan dan selalu hormat kepada orang tua sendiri merupakan hal yang harus selalu dilakukan oleh semua orang. Jangan sampai menyesal saat orang tua sudah tiada.

3. Cerita Penyihir Sombong yang Kena Batunya

Cerita fiksi mengenai penyihir yang sombong ini bisa menjadi pilihan untuk orang-orang yang sedang mengajarkan anaknya mengenai rendah hati. Supaya anak-anak lebih paham mengenai akibat dari sombong.

Tokoh dalam cerita ini ada dua dan merupakan kakak beradik. Kedua tokoh itu memiliki sifat yang berbanding terbalik dan dijelaskan dengan rinci.

Sehingga, membuat anak-anak bisa langsung paham mana hal yang baik dan buruk. Lalu, mana hal yang harus diikuti dan tidak. Penggambaran latar tempatnya juga sederhana, yaitu di sebuah rumah.

Selain sifat baik dan buruk yang bisa dipelajari dari cerita fiksi ini. Hal lain yang juga dapat dipelajari, yaitu kasih sayang seorang kakak kepada adiknya.

4. Balas Budi Singa kepada Pemuda yang Baik Hati

Cerita fiksi singa dan pemuda baik hati ini sangat bagus untuk mengajarkan anak-anak mengenai balas budi. Untuk menjelaskan bahwa dalam hidup apa yang ditabur itulah yang dituai.

Fokus cerita ada pada seorang pemuda yang miskin, seperti kebanyakan cerita fiksi lainnya. Tokoh yang terlibat dalam cerita ini hanya ada tiga, yaitu pamuda, singa, dan raja.

Latar tempat dari cerita ini juga lebih kaya imajinasi untuk anak-anak, karena berpindah-pindah. Penjelasan tempat juga sangatlah detail dan mudah untuk dibacakan.

Hal lain yang bisa ditarik sebagai pelajaran di cerita fiksi ini dan tidak kalah menariknya, yaitu perilaku si raja. Dengan penggambaran perilaku raja tersebut, anak-anak bisa menilai sendiri pemimpin yang jahat dan baik.

5. Cerita Mengenai Batu, Kerikil, dan Pasir

Cerita fiksi ini lebih terkesan nyata dan bisa dijadikan untuk pelajaran di dunia nyata. Bukan seperti melalui dongeng pada zaman dahulu kala atau suatu hari. Tapi, ini seperti cerita motivasi hidup.

Melalui cerita fiksi ini mengajarkan mengenai prioritas pembagian waktu dalam kehidupan ini. Jadi, cerita ini bukan dikhususkan untuk anak kecil saja, tapi juga bisa untuk orang yang dewasa.

Ketika membaca dan mendengar cerita fiksi ini, orang-orang pasti akan memikirkan berkali-kali mengenai kehidupannya. Apa yang telah mereka lakukan selama hidup ini. Selain itu juga apa manfaat dari yang mereka lakukan.

Cerita fiksi yang sederhana tetapi juga sangatlah berat inti dari ceritanya. Bisa jadi sehabis mendengar cerita ini orang-orang akan merubah kebiasaannya menjadi lebih baik lagi.

6. Kisah Tentang Sepotong Roti Gosong

Cerita fiksi kali ini diceritakan oleh mantan presiden India Dr Abdul Kalam. Mengenai kisah seorang anak yang melihat ayahnya memakan sepotong roti gosong yang dimasak oleh ibunya.

Cerita fiksi ini sangatlah hangat, karena menggambarkan sebuah keluarga kecil yang bahagia. Penceritaannya yang sederhana bisa membuat anak-anak lebih mengerti.

Pesan yang disampaikan dalam cerita ini juga tidak main-main, yaitu untuk selalu menjaga perasaan orang lain. Jangan marah karena hal sepele dan malah membuat hati orang lain sakit.

Dengan cerita singkat dan sederhana bisa membawa pesan yang benar-benar sangat menyentuh. Pesan itu juga sangat bisa diterapkan untuk kehidupan saat ini.

7. Pelajaran Hidup Mengenai Perjuangan Kupu-kupu

Cerita fiksi ini bisa dijadikan untuk memberikan pelajaran kepada anak-anak agar tidak ikut campur dengan masalah orang lain. Walaupun, ia terlihat kesusahan namun tidak selalu harus ditolong.

Tokoh yang diceritakan dalam cerita fiksi ini hanyalah seorang anak laki-laki dan seekor ulat yang berusaha menjadi kupu-kupu. Dalam cerita ini sebenarnya anak laki-laki itu berniat baik.

Namun, niat baik seseorang bukan berarti akan berdampak baik juga untuk orang lain. Selain itu, cerita fiksi ini memiliki gaya penceritaan sederhana dan agak menyedihkan.

8. Cerita Pelajaran Hidup untuk Jangan Mudah Menghakimi

Cerita fiksi ini mengajarkan kepada para pembacanya untuk tidak langsung berburuk sangka kepada orang lain. Karena, setiap orang pasti memiliki alasan di belakangnya yang mendorong perilakunya itu.

Cerita fiksi ini agak rumit untuk diceritakan kepada anak-anak, karena terdapat cerita di dalam cerita. Penggambarannya yaitu seorang dosen yang sedang bercerita di dalam perkuliahannya kepada para mahasiswanya.

Mereka membahas mengenai tragedi kebakaran hotel dan sepasang suami istri. Dari cerita itu didapatkan kesimpulan yang sangat menarik dan juga menyentuh para pendengarnya.

Cerita fiksi ini bisa sangat menyentuh untuk orang-orang dewasa. Karena, kebanyakan orang saat ini selalu berpikiran buruk terlebih dahulu kepada orang lain. Sehingga menumpuk banyak kesalahpahaman.

9. Kisah Ular Pemarah dan Gergaji

Cerita fiksi ini juga sangatlah sederhana, hanya menceritakan mengenai kebodohan ular saja. Namun, detail penceritaannya sangat menarik untuk diceritakan dan didengarkan oleh anak-anak.

Pesan yang disampaikan juga sangatlah dalam dan menyentuh. Meskipun harus dijelaskan terlebih dahulu kepada anak-anak. Karena, jika tidak mereka mungkin sulit untuk mengerti hal itu.

Cerita fiksi mengenai ular dan gergaji ini mengajarkan kepada anak-anak khususnya untuk tidak menyimpan dendam. Karena, dendam yang tersimpan walaupun sudah dibalaskan tetap menyakiti diri sendiri.

Jadi, yang terbaik untuk dilakukan jika amarah muncul daripada menyimpan dendam lebih baik memaafkannya saja. Pelajaran ini sangatlah penting untuk anak-anak yang emosinya sedang dalam perkembangan.

10. Musuh jadi Sahabat, Petani dan Pemburu

Cerita fiksi ini berasal dari desa kecil di Tiongkok. Menceritakan mengenai kehidupan petani dan pemburu yang bertetangga. Mereka merupakan tetangga baik, namun ada hal yang membuat mereka awalnya berselisih.

Cerita fiksi ini memiliki alur yang menarik dan enak untuk dibacakan kepada anak-anak. Gaya penceritaan yang tertata rapi dan banyaknya dialog membuat anak-anak pasti akan fokus mendengarkannya.

Pesan yang dibawa dari cerita fiksi ini juga sangatlah banyak. Diantaranya, walaupun orang lain berlaku buruk, tapi tetaplah balas dengan kebaikan. Selain itu juga cerita fiksi ini mengajarkan mengenai persahabatan.

Cara untuk mengalah sewaktu-waktu dan cara membangun hubungan dengan tetangga secara baik-baik. Anak-anak yang mendengarkan cerita ini pun bisa langsung mengerti dan memahami pesannya.

11. Cerita Tentang Anak Kecil dan Semangkuk Es Krim

Cerita fiksi yang menggunakan semangkuk es krim ini sebagai objek utamanya. Bisa mempermudah orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya untuk tidak menilai orang hanya dari sampul luarnya saja.

Tokoh utama dalam cerita fiksi ini adalah seorang anak kecil dan penjaga toko es krim. Latar tempatnya juga adalah sebuah toko es krim kecil. Jalan ceritanya amat sederhana, tetapi memiliki makna yang dalam.

Pembaca mungkin akan memiliki pemikiran yang sama dengan tukang es krim itu dan juga merasa tersentuh oleh anak kecilnya di akhir cerita fiksi semangkuk es krim ini.

Cerita ini sangat cocok diceritakan saat sedang bersantai. Tidak hanya untuk memberikan pelajaran kepada anak-anak, namun juga bisa kepada orang dewasa. Karena, orang dewasa lebih sering menilai orang dari luarnya saja.

12. Dua Ekor Katak dan Air Panas

Cerita fiksi ini bisa untuk memberi pemahaman kepada anak-anak selalu waspada dalam menjalani hidup. Sebenarnya selain untuk anak-anak, cerita fiksi katak dan air panas ini cukup menohok juga untuk orang dewasa.

Jalan cerita yang menggambarkan kenyamanan yang dirasakan bisa membuat hewan tersebut kehilangan insting untuk menyelamatkan diri. Karena, sudah terlanjur tertipu dengan keadaan.

Tokoh dalam cerita ini hanya ada seorang penyihir dan dua ekor katak. Gaya penceritaannya juga hanya menggambarkan keadaannya saja dan tidak banyak dialog.

Membuat anak-anak membayangkan kejadiannya saat diceritakan. Sehingga, dapat melatih pikiran dan imajinasi anak lebih baik.

13. Gajah yang Diikat dengan Tali

Cerita fiksi mengenai gajah yang diikat di tali ini bisa menyadarkan pembaca mengenai bahayanya pola pikir. Kali ini juga bukan hanya khusus untuk anak-anak kecil saja, tapi juga bisa menambahkan pikiran untuk orang yang dewasa.

Menceritakan mengenai seorang pria yang heran mengapa gajah tersebut tidak kabur, padahal hanya diikat dengan tali. Cerita ini bisa dipahami dengan mudah melalui percakapan antara si pria dan pawang gajah.

Cerita fiksi ini sangat unik, karena itu saat mendengar ataupun membaca cerita ini. Pasti akan mendapatkan respon yang berbeda antara anak kecil dan orang dewasa.

Anak-anak yang mendengarkan cerita fiksi ini mungkin akan merasa kasihan dengan gajahnya. Sementara, jika orang dewasa yang mendengarkan cerita fiksi ini akan berpikir dalam-dalam mengenai kehidupan.

14. Segelas Air yang Memberikan Banyak Makna

Cerita fiksi mengenai segelas air bisa mengajarkan pada anak-anak dan orang dewasa mengenai pentingnya untuk menyalurkan emosi dengan baik. Jangan membiarkan emosi menumpuk dan membuat diri sendiri tertekan.

Tokoh yang diceritakan dalam cerita fiksi ini adalah seorang guru yang sedang mengajar di depan muridnya. Penceritaannya juga sangatlah sederhana melalui interaksi guru dan muridnya.

Cerita fiksi yang melibatkan segelas air sebagai topik pembicaraan. Terlihat remeh namun ternyata memiliki arti yang dalam. Lebih cocok untuk diceritakan saat sedang memberi motivasi kepada orang lain.

Ketimbang sebagai cerita ringan seperti untuk dongeng pengantar tidur. Karena, ceritanya yang agak rumit harus fokus saat mendengarnya. Sekaligus, pesannya yang sangat dalam dan menarik perhatian para pembaca dan pendengar.

15. Paku untuk Menahan Amarah

Cerita fiksi ini mengenai paku yang digunakan untuk menahan amarah. Bisa digunakan para orang tua untuk mengajarkan anaknya bagaimana cara menjaga amarah dengan baik.

Tokoh utama yaitu seorang anak yang pemarah. Selain itu, terdapat tokoh pendamping, yaitu ayahnya yang sangat bijaksana dan sabar. Cerita juga hanya berputar di sekitar mereka berdua.

Sehingga tidak rumit untuk dimengerti oleh anak-anak. Terdapat percakapan yang menarik mengenai bagaimana ayah tersebut mengajarkan pengendalian emosi ke anaknya. Ajarannya pun berhasil membuat anaknya menjadi lebih baik.

Selain itu penggambaran perilaku anaknya yang digambarkan secara detail juga membuat cerita fiksi ini sangat mudah untuk dibayangkan. Sangat direkomendasikan untuk para orang tua.

Begitulah contoh cerita fiksi anak mengenai kehidupan yang bisa menjadi pelajaran sangat dalam untuk yang membaca. 15 contoh cerita yang sangat direkomendasikan memiliki macam-macam pesan yang berbeda.

Pembaca bisa memilih apa yang enak untuk dibacakan dan sesuai dengan pesan yang ingin pembaca sampaikan kepada anak-anak maupun orang dewasa. Bahkan, contoh cerita ini bisa dijadikan referensi untuk para penulis cerita fiksi.

Agar bisa membuat cerita fiksi anak yang lebih berwarna, sederhana, tetapi memiliki pesan yang kuat dan sangat dalam. Sehingga, anak-anak yang mendengarnya bisa langsung ingat dan menerapkan pesan yang terkandung dalam cerita fiksi tersebut.

Cerita fiksi anak selain memudahkan anak-anak untuk mengerti mengenai tata berperilaku dalam kehidupan ini. Juga berguna untuk membantu anak-anak mengerti cara berbicara dan berbahasa yang baik.

Saat mendengarkannya pun otak anak-anak akan berkembang dan bekerja karena membayangkan kejadian yang sedang diceritakan. Jadi, cerita fiksi anak bukan hanya untuk hiburan semata tanpa manfaat yang berarti.***

 

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x