InfoTemanggung.com - Cerita fiksi ini berlatar di sebuah sekolah dasar yang sedang menjalani ujian tengah semester. Pada pagi hari murid-murid mulai berdatangan ke sekolah. Wajah mereka sangat penting, karena akan menghadapi ujian.
Tidak terasa bel masuk pun berbunyi dan bahwa permainan akan dimulai. Nana yang otaknya sudah dipenuhi pelajaran yang akan diujikan pun sudah merasa siap.
Sebelum dimulai, ibu guru mengingatkan para muridnya tidak boleh ada yang saling contek-mencontek atau menjiplak jawaban dari buku. Kerjakan ujian dengan jujur dan percaya dengan kemampuan sendiri.
Baca Juga: Cerita Fiksi: Mama, Ayo Bangun! Kisah Dua Beruang Kecil yang Membangunkan Ibunya
Saat kertas dibagikan saya langsung berkonsentrasi penuh. kadang-kadang ia melihat jam untuk memeriksa waktu atau hanya mendongak melemaskan lehernya yang tegang akibat menunduk terus.
Saat itulah ia melihat Hani yang membuka contekan kertas. Nana langsung boleh berbisik kepada Hani “Hei, kata bu guru kita tidak mencontek!” Hani pun hanya memandang Nana dengan kesal.
Pada ujian di jam kedua pun Nana melihat Hani mencontek lagi. Nana pun kembali menasehati Hani dan mengatakan kalau ketahuan menyontek oleh guru, ujiannya tidak akan mendapatkan nilai.
Baca Juga: Cerita Fiksi Anak: Kisah Putri dan Kacang Polong
Hani yang merasa kesal dengan kutipan Nana pun berkata, “Ssst diam kamu Na. Memangnya jika nilai ujian ku kecil kamu mau bertanggung jawab?” Nana akhirnya memilih untuk diam dan membiarkannya.