Cerita Dongeng: Si Kancil dan Siput yang Penuh Makna Tentang Kehidupan

18 September 2022, 21:12 WIB
Cerita dongeng anak kancil dan siput /motherandbeyond.id

INFOTEMANGGUNG.COM - Di suatu hari, ada satu ekor kancil yang berlari-lari di rimba. Sang kancil memang populer arogan karena dia sanggup lari cepat sekali. Bahkan juga, kemungkinan dia adalah hewan tercepat dalam rimba.

Lalu di suatu hari, satu ekor siput yang paling lambat jalan melalui kancil. Sang kancil juga berasa dia harus memperlihatkan kekuatannya di muka siput dan mengolok-oloknya. "Siput! Kamu lambat sekali! Apa kamu ingin berlomba-lomba lari denganku?"

Baca Juga: Cerita Dongeng Spanyol: Cermin Ajaib Pembaca Sifat Manusia

Bertanya kancil sekalian tersenyum jahat. Sang kancil awalannya benar-benar percaya sang siput akan menampik penawarannya karena mustahil siput dapat menaklukkan kancil. Tetapi, rupanya siput malah terima rintangan dari kancil!

Berasa sedikit kaget, kancil benar-benar tidak menduga dengan tanggapan siput itu. Tetapi, kancil tidak berasa cemas benar-benar karena dia percaya dia dapat menaklukkan siput dengan benar-benar gampang.

Memang, siput lebih lambat dari kancil, tapi siput tidak terima rintangan dari kancil tanpa taktik yang masak. Tanpa kancil ketahui, siput berencana bagaimanakah cara dia dapat memenangi perlombaan ini dengan kontribusi beberapa siput yang lain di rimba.

Kurang lebih semacam ini gagasan siput untuk memenangi perlombaan:

Semua siput yang berada di rimba akan bekerja bersama dan berbaris di sejauh pinggir sungai. Saat sang kancil panggil siput untuk mengejeknya, siput di depannya harus menjawab sang kancil supaya dia berasa kalah karena ada di belakang.

Pada hari perlombaan, kancil berasa benar-benar optimis dia dapat memenangi perlombaan. Saat pemandu perlombaan memberi mereka aba-aba untuk memulai lari, ke-2 hewan ini lari semaksimal mungkin mereka.

Sudah pasti kancil ada lebih di muka dibanding siput yang ada di garis start dengannya. Tetapi, dia masih tetap ada di belakang siput-siput yang berbaris rapi di pinggir sungai, kan?

Baca Juga: Cerita Dongeng: Legenda Kera Sakti di Puncak Gunung Slamet

Sesudah sesaat, sang kancil juga siap menyombong dianya dengan panggil-manggil siput. Dia berpikiran jika siput tidak bisa dengarnya karena siput ada jauh ada di belakang.

"Hei, siput! Apa kamu telah capek? Hahaha," sebut kancil dengan rasa senang.
"Tidak, saya belum capek," jawab siput yang ada di depannya. Kancil juga kaget dan berasa cemas. Dia kembali lari semaksimal mungkin.

Sesudah sesaat, kancil menanyakan kembali pada siput. Kembali lagi, dia mengharap siput tidak menjawab.
"Kelihatannya kamu akan kalah, siput," sebut kancil dengan rasa tinggi hati.
"Kelihatannya tidak," jawab siput dengan suara yang halus.

Kancil juga berasa lebih kaget dari awal sebelumnya dan dia kembali lari lebih kuat. Tetapi, saat ini kancil mulai kekurangan tenaga dan dia kehausan.

Kancil berasa lemas dan kakinya jadi benar-benar pegal. Pada akhirnya, kancil juga memundurkan diri dari perlombaan karena dia tidak kuat untuk lari lagi—atau bahkan juga cuma untuk jalan.

Pesan kepribadian yang dapat diambil dari cerita ini ialah kita jangan merendahkan seorang atau berasa kita lebih luar biasa dibanding lainnya. Bila kita memang luar biasa pada sebuah sektor, tak berarti seseorang luar biasa di bagian yang lain berlainan sama kita.***

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler