Selain Sujiwo Tejo terdapat sejumlah tokoh dari Temanggung antara lain Kang Ceper dan Mbah Topo, serta dari Pemkab Temanggung yang diwakili oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung yaitu Joko Budi Nuryanto.
Kang Ceper, selaku tokoh pertembakauan di Kabupaten Temanggung menyampaikan, tentang seluk beluk bertembakauan yang dialami para petani, khususnya di Kabupaten Temanggung.
Era 70an tembakau Temanggung merupakan emas hijau dan primadona masyarakat petani tembakau. Lebih khusus di wilayah Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau.
Akan tetapi, tembakau Temanggung dengan tata niaga yang ada saat ini, terlebih tembakau yang disuplai ke pabrikan dirasa tidak menguntungkan bagi petani.
Kang Ceper mengungkapkan bahwa pada era ini, biaya operasional ataupun biaya mengolah tembakau dari mengolah lahan, menanam, memelihara sampai dengan pasca panen biayanya sangatlah besar.
“Harga-harga pupuknya juga mahal, tetapi harga penjualan tembakau tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan," ungkapnya.
Oleh karena itu, diadakannya Festival Lembutan dengan harapan mensejahterakan petani lewat alternatif merajang tembakau lembutan, sehingga petani lebih berdaya, punya kedaulatan, punya harga tawar, sehingga petani tembakau lebih sejahtera.***