Hari Kedua Festival Lembutan Bansari Bersama Sujiwo Tejo, Ini Pesan Sang Budayawan

30 Oktober 2022, 12:15 WIB
Hari Kedua Festival Lembutan Bansari Bersama Suwijo Tejo, Ini Pesan Sang Budayawan /Tangkap layar/jatengprov.go.id

INFOTEMANGGUNG.COM – Festival Lembutan Bansari ke3 tahun 2022 telah diselenggarakan dari Jumat, 28 Oktober 2022. Dan hari kedua festival, seniman Sujiwo Tejo hadir sebagai salah satu pembicara dalam sesi sarasehan tembakau yang diadakan di lapangan Siti Aji Desa Bansari, Kabupaten Temanggung.

Sarasehan dengan tema "cerita, rasa dan dilema" tersebut dipelopori oleh para pelaku tembakau di wilayah Bansari, didukung oleh 13 Pemerintah Desa di Kecamatan Bansari , Camat Bansari dan Pemerintah Kabupaten Temanggung.

Pada sesi pembicaraannya, Sujiwo Tejo menyampaikan bahwa sebagai manusia harus bisa merasa di posisi manapun, dalam hal ini yang berkaitan dengan petani, tengkulak, pemerintah bahkan pemilik pabrik tembakau.

Baca Juga: Regsosek 2022: Pengertian, Tujuan, Fungsi Regsosek BPS, 15 Oktober - 14 November 2022

"Tembakau itu adalah budaya, tradisi yang bersifat turun temurun, anak-anak muda Temanggung perlu untuk dikenalkan dengan tembakau", ujarnya.

Menurut Mbah Tejo, petani tembakau tidak boleh pasrah begitu saja dengan keadaan, bagaimanapun pertembakauan sudah menjadi budaya leluhur dan harus tetap dilestarikan walaupun terkendala dengan harga yang tidak stabil.

"Percayalah, bahwasanya pada saatnya nanti tembakau akan memberikan kabar baik jika sudah pada masanya. Tetap harus diusahakan sampai pada masanya petani tembakau akan merasakan manfaatnya," lanjutnya.

Baca Juga: Turut Kampanye Kebaya Goes to UNESCO, Bali Gelar Festival Lenggang Bali Pertiwi

Kehadiran Mbah Tejo didampingi oleh paduan suara Gita Aswaja INISNU Temanggung. Pada sesi terakhirnya, Suwijo Tejo yang mengenakan topi coklat mengajak hadirin untuk menundukkan kepala dan mengingat ibu pertiwi (tanah air Indonesia) agar tetap bersyukur kepada Allah SWT.

Selain Sujiwo Tejo terdapat sejumlah tokoh dari Temanggung antara lain Kang Ceper dan Mbah Topo, serta dari Pemkab Temanggung yang diwakili oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung yaitu Joko Budi Nuryanto.

Kang Ceper, selaku tokoh pertembakauan di Kabupaten Temanggung menyampaikan, tentang seluk beluk bertembakauan yang dialami para petani, khususnya di Kabupaten Temanggung.

Era 70an tembakau Temanggung merupakan emas hijau dan primadona masyarakat petani tembakau. Lebih khusus di wilayah Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau.

Baca Juga: Banyak Korban Tewas dalam Tragedi Hallowen Itaewon, Presiden Amerika Joe Biden Ucapkan Rasa Belasungkawa

Akan tetapi, tembakau Temanggung dengan  tata niaga yang ada saat ini, terlebih tembakau yang disuplai ke pabrikan dirasa tidak menguntungkan bagi petani.

Kang Ceper mengungkapkan bahwa pada era ini, biaya operasional ataupun biaya mengolah tembakau dari mengolah lahan, menanam, memelihara sampai dengan pasca panen biayanya sangatlah besar.

“Harga-harga pupuknya juga mahal, tetapi harga penjualan tembakau tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan," ungkapnya.

Oleh karena itu, diadakannya Festival Lembutan dengan harapan mensejahterakan petani lewat alternatif merajang tembakau lembutan, sehingga petani lebih berdaya, punya kedaulatan, punya harga tawar, sehingga petani tembakau lebih sejahtera.***

 

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: temanggungkab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler