Teori strukturalisme ini berakar dari pemikiran tokoh-tokoh sosiologi seperti Auguste Comte dan Herbert Spencer.
Istilah "manusia adalah makhluk sosial" menekankan bahwa individu tidak dapat dipahami secara terpisah dari lingkungannya.
Perlu diketahui, setiap individu berinteraksi dengan individu lain dalam berbagai konteks kehidupan, mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, tempat kerja, dan sebagainya.
Struktur sosial ini mencakup norma, nilai, peran sosial, dan institusi yang membentuk kerangka kerja bagi interaksi manusia.
Misalnya, dalam sebuah keluarga, struktur sosial menentukan peran masing-masing anggota keluarga dan norma-norma yang mengatur hubungan antara mereka.
Dalam konteks fenomena sosial maraknya bunuh diri satu keluarga, perspektif struktural akan menampilkannya dari sudut pandang sistemik, melihat bagaimana berbagai faktor struktural dalam masyarakat berinteraksi dan mempengaruhi individu serta keluarga tersebut.
- Faktor Ekonomi: Strukturalisme akan menganalisis bagaimana faktor-faktor ekonomi seperti kemiskinan atau beban hutang dapat menjadi tekanan yang signifikan dalam kehidupan keluarga.
Mereka yang berada dalam kondisi ekonomi yang sulit cenderung mengalami stres yang meningkat, yang dapat memicu perilaku menyimpang seperti bunuh diri atau pembunuhan dalam keluarga.
- Belum Kesiapan Berumah Tangga: Perspektif struktural akan melihat bagaimana norma-norma sosial dan tekanan dari masyarakat terhadap pembentukan keluarga dapat mempengaruhi individu.
Misalnya, tekanan untuk menikah atau memiliki anak tanpa kesiapan finansial atau emosional dapat menciptakan ketegangan dalam keluarga.