Latar Belakang Sosial dan Politik
Perdebatan Ideologis dalam Sastra
Perdebatan ideologis yang kuat antara berbagai kelompok sastrawan menjadi salah satu ciri khas periode ini. Dua kelompok utama yang sering terlibat dalam perdebatan ini adalah:
Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra): Didirikan pada tahun 1950, Lekra adalah organisasi kebudayaan yang erat kaitannya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Lekra mendorong konsep "sastra untuk rakyat", yang menekankan bahwa sastra harus berfungsi sebagai alat perjuangan politik dan sosial.
Lekra mengkritik keras karya-karya sastra yang dianggap tidak memiliki nilai revolusioner atau yang terlalu mementingkan estetika tanpa memperhatikan konteks sosial-politik.
Manifesto Kebudayaan (Manikebu): Manifesto Kebudayaan atau Manikebu muncul sebagai respon terhadap dominasi Lekra pada tahun 1963, namun benih-benih perdebatan sudah terasa sejak dekade 1950-an.
Kelompok ini terdiri dari sastrawan yang percaya bahwa seni dan sastra harus bebas dari tekanan ideologis dan politik. Mereka mendukung kebebasan ekspresi dan otonomi seniman dalam berkarya.
Krisis Identitas Sastra
Perdebatan antara Lekra dan Manikebu menciptakan polarisasi di kalangan sastrawan. Banyak penulis merasa tertekan untuk memilih sisi dalam perdebatan ideologis ini.