Akhirnya, mereka melanggar prinsip tanggung jawab sosial dengan mengejar laba yang tidak masuk akal dan rela mengorbankan integritas perusahaan serta kepentingan pemangku kepentingan lainnya.
b) Skandal Toshiba mencerminkan hubungan yang erat antara akuntansi keprilakuan (behavioral accounting) dan praktik pelaporan keuangan.
Akuntansi keprilakuan menekankan pentingnya memahami perilaku manusia dalam konteks penyusunan dan penggunaan informasi akuntansi.
Dalam kasus Toshiba, tindakan manipulasi data keuangan merupakan hasil dari perilaku individu atau kelompok dalam organisasi yang dipengaruhi oleh tekanan untuk mencapai target laba yang tidak realistis.
Hal ini menyoroti pentingnya memperhatikan aspek keperilakuan dalam desain sistem pelaporan keuangan, termasuk pengelolaan tekanan kinerja, penilaian risiko, dan pemberian insentif yang sesuai.
Dengan memahami faktor-faktor psikologis dan perilaku yang memengaruhi praktik akuntansi, organisasi dapat mengembangkan sistem pelaporan keuangan yang lebih akurat, transparan, dan etis.
Jadi, itulah contoh jawaban terkait kasus perusahaan Toshiba mengejutkan seluruh dunia tersebut.***
Disclaimer:
Kebenaran jawaban diatas tidak mutlak. Jawaban tersebut bersifat terbuka sehingga bisa dieksplorasi lagi lebih lanjut.