- Kurangnya referensi buku dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi sistem manajemen kinerja.
- Lemahnya kontrol sosial dari pemerintah dan pihak terkait terhadap pelaksanaan sistem manajemen kinerja.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut dan mengefektifkan sistem manajemen kinerja, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
- Relevansi: Pastikan faktor yang diukur terkait dengan pekerjaan, baik input, proses, maupun output.
- Sensitivitas: Sistem harus sensitif untuk membedakan antara karyawan yang berkinerja baik dan yang tidak.
- Reliabilitas: Gunakan tolok ukur yang objektif, akurat, konsisten, dan stabil.
- Dapat Diterima: Sistem harus dapat dipahami dan diterima oleh penilai dan yang dinilai, serta memfasilitasi komunikasi aktif dan konstruktif di antara mereka.
- Praktikalitas: Pastikan instrumen, seperti formulir, tidak rumit atau berbelit-belit.
Baca Juga: Berikan Penjelasan, Metode Apa yang Tepat Digunakan untuk Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang?
Jadi, itulah pembahasan terkait tantangan atau keterbatasan sistem manajemen kinerja.***