Network
Umumnya, klasifikasi tersebut didasarkan pada tingkat perubahan indeks harga konsumen (IHK) atau tingkat inflasi tahunan.
-Inflasi Berat: Inflasi berat biasanya terjadi ketika tingkat inflasi melebihi tingkat yang dapat diterima atau dianggap normal oleh otoritas ekonomi. Ini seringkali terjadi ketika tingkat inflasi mencapai angka dua digit atau lebih. Misalnya, inflasi berat bisa mencapai lebih dari 10% per tahun.
-Inflasi Sedang: Inflasi sedang terjadi ketika tingkat inflasi berada dalam kisaran moderat, di mana kenaikan harga tidak terlalu drastis namun masih berdampak pada daya beli masyarakat. Biasanya, inflasi sedang mencapai angka satu hingga dua digit per tahun. Sebagai contoh, inflasi sedang dapat berada dalam kisaran 3% hingga 6% per tahun.
-Inflasi Ringan: Inflasi ringan terjadi ketika tingkat inflasi relatif rendah dan stabil. Meskipun harga-harga barang dan jasa mengalami kenaikan, dampaknya terhadap daya beli masyarakat tidak terlalu signifikan. Inflasi ringan biasanya mencapai angka satu digit per tahun atau bahkan kurang dari itu. Sebagai contoh, inflasi ringan mungkin berada dalam kisaran 0% hingga 3% per tahun.
Namun, penting untuk diingat bahwa persepsi tentang tingkat inflasi berat, sedang, atau ringan dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi ekonomi masing-masing negara, kebijakan ekonomi yang diterapkan, serta tingkat toleransi inflasi oleh masyarakat dan otoritas ekonomi setempat.
Selain itu, pengukuran inflasi juga dapat dipengaruhi oleh metode penghitungan yang digunakan oleh badan statistik resmi.
Oleh karena itu, untuk mengetahui ukuran inflasi yang tepat dalam kategori berat, sedang, atau ringan, penting untuk merujuk pada data statistik terbaru dan konteks ekonomi yang relevan.
4. Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak yang luas, termasuk:
Menurunkan daya beli: Saat harga-harga naik, daya beli uang menurun. Hal ini menyebabkan masyarakat harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang dan jasa yang sama.
