Dalam beberapa kasus, implementasi program Guru Penggerak dapat menyebabkan penilaian kinerja yang tidak akurat terhadap para guru.
Standar penilaian kinerja yang diterapkan mungkin tidak selalu adil dan objektif, sehingga menyebabkan guru-guru yang menjadi Penggerak dianggap lebih unggul daripada yang lain, tanpa mempertimbangkan kondisi dan tantangan yang dihadapi di lapangan.
6. Kecenderungan Kompetisi yang Tidak Sehat
Adanya program Guru Penggerak dapat memicu terjadinya kompetisi yang tidak sehat di antara para guru. Mereka mungkin terlalu fokus untuk mencapai target dan memperoleh penghargaan, sehingga mengorbankan kerja sama dan kolaborasi di antara sesama guru.
Hal ini dapat mengurangi semangat kebersamaan dan solidaritas di antara staf pengajar, yang sebenarnya sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.
7. Potensi Terjadinya Penyalahgunaan Wewenang
Sebagai seorang Guru Penggerak, terkadang ada potensi terjadinya penyalahgunaan wewenang dalam melaksanakan tugas-tugas tambahan yang diberikan.
Mereka mungkin menggunakan posisinya untuk kepentingan pribadi atau golongan, sehingga menyebabkan ketidakadilan dan ketidakseimbangan dalam pengambilan keputusan di sekolah.
Baca Juga: Contoh Lembar Rencana Penguatan Kompetensi Diri Guru Penggerak Lokakarya 6
8. Kecenderungan Stres dan Burnout