10 (Sepuluh) Hal Terkait dengan Daya Tahan Diri menurut Wulin, 1999, Reivich, 2002, Kunci Jawaban Soal Modul 3

- 28 Maret 2024, 09:27 WIB
10 (Sepuluh) Hal Terkait dengan Daya Tahan Diri menurut Wulin, 1999, Reivich, 2002, Kunci Jawaban Soal Modul 3.8 Perkawinan dan Kesehatan Mental
10 (Sepuluh) Hal Terkait dengan Daya Tahan Diri menurut Wulin, 1999, Reivich, 2002, Kunci Jawaban Soal Modul 3.8 Perkawinan dan Kesehatan Mental /Pexels.com / Karolina Grabowska/

Optimisme Realistis: Wulin dan Reivich sama-sama menyoroti peran optimisme realistis dalam mempertahankan daya tahan diri. Ini tidak hanya tentang melihat segalanya dengan pandangan positif, tetapi juga tentang memiliki harapan yang realistis dan strategi untuk mencapainya.

Regulasi Emosi: Menurut Reivich (2002), kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik adalah aspek kunci dari daya tahan diri. Ini melibatkan pengenalan emosi, pemahaman terhadap asal-usulnya, dan kemampuan untuk menyesuaikan tanggapan terhadap situasi tertentu.

Baca Juga: MOOC UNAIR: Revolutionizing Education Access in Indonesia, Universitas Airlangga Surabaya

Wulin juga menyoroti pentingnya stabilitas emosional dalam menghadapi tekanan.

Kemampuan Mengatasi Hambatan: Baik Wulin maupun Reivich menggarisbawahi pentingnya kemampuan untuk mengatasi hambatan dalam mencapai tujuan. Ini melibatkan ketekunan, ketabahan, dan kemampuan untuk tetap fokus pada upaya meskipun menghadapi rintangan.

Sosial Support: Menurut Wulin (1999), dukungan sosial memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan daya tahan diri seseorang. Ini bisa berupa dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas yang mampu memberikan dorongan moral, bantuan praktis, dan sumber daya lainnya.

Belief in Self-Efficacy: Konsep self-efficacy, atau keyakinan pada kemampuan diri sendiri, adalah fokus utama dalam pemikiran Reivich (2002). Daya tahan diri yang kuat sering kali didorong oleh keyakinan yang tinggi akan kemampuan individu untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan.

Fleksibilitas Mental: Wulin (1999) menyoroti pentingnya fleksibilitas mental dalam menghadapi situasi yang berubah-ubah. Ini melibatkan kemampuan untuk beradaptasi, memutar balik strategi ketika diperlukan, dan tidak terpaku pada cara-cara tertentu dalam mengatasi masalah.

Optimalisasi Rasa Kepemilikan: Reivich (2002) menekankan pentingnya menginternalisasi rasa memiliki kontrol terhadap kehidupan dan situasi yang dihadapi. Ini melibatkan pengakuan akan kekuatan yang dimiliki individu untuk mempengaruhi arah kehidupan mereka.

Mindfulness: Menurut Wulin (1999), praktik kesadaran atau mindfulness memiliki peran yang signifikan dalam memperkuat daya tahan diri. Kesadaran terhadap pikiran, emosi, dan sensasi tubuh memungkinkan individu untuk merespons situasi dengan lebih bijak dan efektif.

Halaman:

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x