Lengkap! Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran

- 19 Maret 2024, 12:12 WIB
Lengkap! Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran
Lengkap! Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran /Instagram/aditya.aceka/

INFOTEMANGGUNG.COM - Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran akan kita bahas secara lengkap pada artikel di bawah ini.

Setiap tahun, tepat pada tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia merayakan Hari Pendidikan Nasional untuk mengenang seorang tokoh yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan, Ki Hadjar Dewantara.

Tetapi, seberapa dalam kita memahami pemikiran dan kontribusi beliau dalam membangun dunia pendidikan Indonesia?

Baca Juga: 10 Jawaban Soal Modul 3.2 Materi Manajemen Dewan Kemakmuran Masjid Pada Pelatihan PINTAR Kemenag

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran, serta relevansinya dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini.

Pemikiran dan Kontribusi Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara, yang memiliki nama asli Soewardi Soerjaningrat, bukan hanya merupakan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, tetapi juga seorang pemikir pendidikan yang brilian.

Beliau terlibat dalam berbagai organisasi politik dan pergerakan kemerdekaan, namun, warisannya yang paling monumental terletak dalam bidang pendidikan.

Pendidikan sebagai Tempat Persemaian Benih Kebudayaan

Pada tahun 1922, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa, sebuah institusi pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan yang mengedepankan kekhasan nilai-nilai budaya Indonesia.

Beliau berpendapat bahwa pendidikan haruslah memanusiakan manusia, mengangkat martabat bangsa, dan memberdayakan generasi muda. Konsep ini tercermin dalam moto Taman Siswa: "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani," yang mengajarkan untuk memberi teladan, memberi semangat, dan memberdayakan.

Salah satu pemikiran terkenal Ki Hadjar Dewantara adalah bahwa "Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat." Beliau percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk menciptakan manusia Indonesia yang berbudaya dan beradab.

Baca Juga: 10 Jawaban Soal Modul 3.2 Materi Manajemen Dewan Kemakmuran Masjid Pada Pelatihan PINTAR Kemenag

Pendidikan harus menjadi wadah untuk menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan, moralitas, dan kebangsaan.

Relevansi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan Konteks Pendidikan Indonesia Saat Ini

Meskipun pemikiran Ki Hadjar Dewantara telah dihargai dan diabadikan sebagai salah satu bapak pendidikan Indonesia, relevansinya dengan konteks pendidikan saat ini masih belum sepenuhnya terealisasi.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional yang kita rayakan setiap tahun seharusnya menjadi momentum untuk merefleksikan dan menerapkan kembali nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Salah satu aspek penting dalam pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan yang holistik, yang tidak hanya menekankan pada pengembangan aspek intelektual, tetapi juga emosional, sosial, dan spiritual. Konsep ini sejalan dengan empat pilar pendidikan UNESCO: learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together.

Di dalam praktiknya, seringkali pendidikan di Indonesia masih terfokus pada penguasaan materi pelajaran dan ujian standar nasional, tanpa memperhatikan aspek-aspek lain yang juga penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian siswa.

Selain itu, pendidikan yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Dalam era globalisasi saat ini, nilai-nilai budaya sering kali terabaikan atau bahkan terancam oleh budaya luar yang lebih dominan.

Oleh karena itu, pendidikan haruslah menjadi wahana untuk memperkuat identitas bangsa dan melestarikan warisan budaya Indonesia.

Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Praktik Pendidikan

Untuk mengaktualisasikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam praktik pendidikan, perlu adanya transformasi dalam sistem pendidikan Indonesia. Salah satu langkah penting adalah memperkuat pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan kebangsaan kepada siswa.

Selain itu, pendidikan yang berpusat pada siswa (student-centered) menjadi kunci dalam mewujudkan konsep pendidikan holistik yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara.

Guru perlu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, memberikan ruang bagi ekspresi dan kreativitas, serta memfasilitasi perkembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa.

Implementasi kurikulum merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga sejalan dengan konsep pendidikan yang diinginkan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Kurikulum merdeka memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan tujuan, metode, dan evaluasi pembelajaran mereka sendiri, yang sesuai dengan prinsip "merdeka belajar" yang dianjurkan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Jadi pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran tetap relevan dan memiliki nilai yang sangat penting dalam pembangunan pendidikan Indonesia. Pendidikan bukan hanya tentang penguasaan materi pelajaran, tetapi juga tentang pembentukan karakter, kebangsaan, dan kebudayaan.

Dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang, pendidikan haruslah tetap mengakar pada nilai-nilai luhur bangsa dan melestarikan kearifan lokal.

Dengan menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam praktik pendidikan, kita dapat menciptakan generasi yang berbudaya, beradab, dan siap menghadapi tantangan global.

Oleh karena itu, peringatan Hari Pendidikan Nasional hendaknya menjadi momentum untuk merefleksikan dan merevitalisasi nilai-nilai pendidikan yang telah diperjuangkan oleh Ki Hadjar Dewantara, demi terwujudnya pendidikan yang bermutu dan berkeadilan bagi semua anak bangsa.

Baca Juga: 10 Soal Modul 3.1 Materi Sejarah Organisasi Masjid Pelatihan Manajemen Kemasjidan PINTAR Kemenag Kunci Jawaban

Demikian Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran , Pendidikan sebagai Tempat Persemaian Benih Kebudayaan. Semoga bermanfaat.***

Disclaimer:

Jawaban yang tertera di atas sifatnya tidak mutlak.
Jawaban tersebut bersifat terbuka sehingga bisa dieksplorasi lagi lebih lanjut.

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah